20 BAB 20 : Pulang bersama

"Aku juga ingin berterima kasih padamu"

Baekyeon masih menunggu ucapan Suyeon yang kedengarannya masih menggantung, dia tahu bahwa gadis cantik didepannya ini sedikit canggung untuk berbicara dengannya begitupun dirinya.

Bagaimana keduanya tidak canggung, selama bersekolah disini mereka tidak pernah berbicara ataupun bertegur sapa sama sekali.

Namun sekarang mereka sedang mengobrol berdua didalam satu ruangan.

Apalagi disini gadis cantik itu sering sekali memperhatikan Baekyeon dari jarak yang terbilang dekat.

"Berterima kasih untuk apa?" tanya Baekyeon karena Suyeon tidak kunjung melanjutkan perkataannya.

"Karena tadi kau sudah membantuku untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah" sahut Suyeon.

Baekyeon tersenyum ketika Suyeon menatapnya "Bukankah aku sudah bilang padamu bahwa aku akan membantumu, dan aku menepati janjiku kan" ucap Baekyeon.

Suyeon tersenyum sangat manis setelah mendengar penuturan Baekyeon, jangan tanya bagaimana kondisi jantung Baekyeon setelah melihat senyuman manis Suyeon baru saja itu.

Tentu saja detak jantung Baekyeon lebih cepat dari sebelumnya.

Baekyeon memang pernah berjanji akan membantu Suyeon untuk membuktikan bahwa gadis itu tidak bersalah, namun Suyeon justru berkata agar Baekyeon tidak ikut campur kedalam masalahnya.

Mengingat perkataannya beberapa waktu lalu pada Baekyeon membuat Suyeon merasa tidak enak hati berkata seperti itu kepada orang yang sudah berbaik hati padanya dan membantunya agar tidak dikeluarkan dari sekolah.

"Emm tapi aku juga ingin meminta maaf padamu"

Baekyeon menaikkan alisnya sebelah 'Kenapa Suyeon meminta maaf padahal dia tidak pernah mempunyai salah apapun denganku' pikirnya.

"Aku minta maaf atas perkataanku waktu itu, aku tidak seharusnya berkata seperti itu padamu" gadis cantik itu menundukkan kepalanya karena ia merasa bersalah pada lelaki yang sedang setengah duduk diranjang yang mirip dengan ranjang rumah sakit itu.

Baekyeon mencoba mengingat perkataan Suyeon padanya dari awal mereka mulai bertegur sapa hingga kejadian dimana mereka mengobrol diatap sekolah waktu itu.

"Jangan berharap kau akan menjadi orang terpenting dihidupku, berhenti mengusikku dan urusi saja kehidupanmu!" sepertinya Baekyeon ingat sekarang.

"Tidak apa-apa Suyeon, aku sama sekali tidak sakit hati dengan perkataanmu waktu itu. Aku tahu jika aku memang terlalu banyak mencampuri urusanmu dan aku..."

"Bisakah kita berteman" Suyeon memotong perkataan Baekyeon.

Baekyeon menggulirkan bola matanya menatap gadis cantik yang sedak duduk di sampingnya itu.

Apa Baekyeon tidak salah mendengar? Apa Suyeon baru saja mengajaknya untuk berteman?

"Bisakah" ajak Suyeon sekali lagi ketika melihat Baekyeon yang hanya diam saja tanpa berniat menjawab.

Apa lelaki ini memang tidak mau berteman dengannya?

Dengan cepat Baekyeon mengangguk dan kemudian tersenyum ketika gadis cantik itu juga tersenyum.

"Maaf jika selama ini aku sangat jahat padamu, maafkan aku Baek"

Suyeon sangat merasa bersalah ketika mengingat perlakuannya pada Baekyeon yang dinilainya sangat kejam.

Bagaimana tidak, coba bayangkan saja hanya karena Baekyeon tidak sengaja menabraknya dengan mudah gadis cantik itu mempermalukan lelaki itu dengan menumpahkan minumannya pada tubuh Baekyeon.

Sungguh ketika dirinyabmengingat kejadian itu hanya membuat Suyeon merasa sangat bersalah dan menyesal telah memperlakukan orang sebaik Baekyeon dengan tidak baiknya.

Baekyeon mengangguk "Aku juga sudah memaafkanmu Suyeon"

"Namun aku masih penasaran dengan gadis suruhan Sejung itu, apa kau melihat gadis itu saat kau sedang merekamnya? Karena kau yang merekam video itu, aku menduga bahwa kau mungkin bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu?" tanya Suyeon pada Baekyeon.

Baekyeon tidak boleh mengatakan bahwa dirinya memang melihat siapa gadis suruhan Sejung itu.

Jika Baekyeon memberitahu Suyeon tentang Mina (gadis suruhan Sejung) maka usahanya sia-sia ketika tadi ia menyuruh Mina untuk kembali ke kelas agar gadis itu tidak terlibat.

Jika Baekyeon mengatakannya Suyeon pasti gadis cantik itu akan melaporkan Mina pada pihak sekolah dan kemungkinan besar Mina juga akan dikeluarkan dari sekolah.

Tentu saja Baekyeon tidak mau itu terjadi, ia merasa kasihan pada Mina karena gadis itu hanya korban dan hanya terdesak saja maka dari itu Mina mau mengikuti perintah Sejung.

Gadis itu tidak seharusnya dikeluarkan dari sekolah karena ini bukan sepenuhnya salah Mina.

"Baek" panggil Suyeon ketika melihat Baekyeon hanya diam saja.

"Aah itu... emm aku tidak terlalu melihatnya dengan jelas karena gadis itu selalu memakai maskernya, maafkan aku Suyeon-a karena aku tidak bisa membantumu mencari tahu siapa gadis suruhan Sejung itu"

Suyeon mengangguk paham mendengar jawaban Baekyeon, untuk apa juga ia mengetahui siapa gadis suruhan Sejung itu jika semuanya sudah selesai dan yang bersalah sudah dikeluarkan dari sekolah.

Meskipun berat ketika Suyeon harus berpisah dengan sahabatnya sendiri yang sudah bersahabat dengannya selama beberapa tahun.

Sebenarnya Suyeon ingin memaafkan Sejung dan meminta pihak sekolah untuk tidak mengeluarkan Sejung dari sekolah, namun kedua orang tuanya melarang dengan alasan bahwa Sejung sudah mempermalukan keluarga Choi dan reputasi keluarga Choi.

Tentu saja ia harus menuruti perkataan kedua orang tuanya meskipun ia sangat tahu bagaimana sifat ayahnya yang gila akan kehormatan itu.

"Sean kau tidak pulang bersama Suyeon?" tanya Tera ketika melihat Sean hendak masuk kedalam mobilnya.

Sean menggeleng "Tidak, dia bilang akan pergi ke suatu tempat dan menyuruhku untuk pulang lebih dulu"

"Bagaimana ini Sean-a, aku merasa bersalah padanya. Aku sudah menamparnya dan berbicara kasar pada Suyeon bahkan aku tidak memberi waktu untuk mendengar penjelasan dari Suyeon" Tera berjalan menghampiri Sean.

Lelaki tampan itu mengelus pundak Tera "Sudahlah pasti Suyeon sudah memaafkanmu, kau kan sahabatnya. Kau lebih tahu bagaimana Suyeon yang sebenarnya, dia bukan orang pendendam" ucap Sean lalu setelahnya ia membuka pintu mobilnya sebelum pemandangan tidak mengenakkan tertangkap dengan jelas oleh netranya.

"Tapi aku..." ucapan Tera terpotong karena Sean berlari hendak mengejar seseorang.

Tera menghentikan langkahnya untuk menyusul Sean bersamaan dengan langkah Sean yang terhenti ketika melihat Suyeon berjalan bersama Baekyeon menuju gerbang sekolah.

Bagaimana bisa sahabatnya itu berjalan bersama Baekyeon, bukankah tadi Suyeon bilang pada Sean jika ingin pergi ke suatu tempat tapi apakah maksud Suyeon tadi ia akan pergi ke suatu tempat bersama Baekyeon?

Kenapa Suyeon dan Baekyeon terlihat dekat akhir-akhir ini, sebenarnya ada hubungan apa diantara keduanya?

Tera memang tahu jika Baekyeon menyukai Suyeon, tapi Tera juga mengetahui jika lelaki itu tidak pernah berani mendekati Suyeon.

Apa Suyeon yang mendekati Baekyeon terlebih dahulu? Jika Suyeon menyukai Baekyeon bagaimana dengan Sean, sahabatnya itu juga sangat dekat dengan Sean bahkan ia mengira jika duo S itu (Suyeon & Sean) berpacaran.

Kira-kira itulah pertanyaan yang muncul didalam benak Tera.

Sean mengepalkan kedua tangannya disamping tubuhnya erat, rahangnya juga mengeras ketika melihat gadis yang dicintainya itu berjalan berdampingan dengan seseorang yang sangat dibencinya saat ini.

Apa Baekyeon tidak takut dengan peringatannya? Apa pukulannya tadi sama sekali tidak menyadarkan Baekyeon untuk tidak mendekati gadis mungilnya?

Apa dirinya akan marah pada Suyeon, tentu Sean akan marah pada gadis mungilnya itu.

Gadis itu sudah berani menolak ajakannya demi pulang bersama dengan Baekyeon, lagi-lagi Baekyeon merebut perhatian Suyeon darinya.

Nampaknya Baekyeon memang mengibarkan bendera perang padanya jika tidak berniat mengajaknya untuk bertanding mendapatkan Suyeon, mana mungkin lelaki itu mengajak Suyeon pulang bersama dan Suyeon mengiyakan ajakan lelaki tersebut.

Dengan napas yang memburu dan rasa amarah yang memuncak lalu Sean berjalan menuju mobilnya lagi dan masuk kedalam mobilnya.

Lelaki tampan itu langsung menjalankan mobilnya mengikuti kemana perginya kedua orang tadi dan meninggalkan Tera yang masih mematung disana.

"Suyeon, apa kau tidak keberatan jika harus naik bus?" tanya Baekyeon merasa tidak enak jika mengajak Suyeon yang notabennya orang berada naik bus yang mungkin tidak terbayangkan oleh gadis itu sebelumnya.

Suyeon mengangguk "Tidak apa-apa. Justru aku sangat ingin tahu bagaimana rasanya naik bus"

Mereka duduk dihalte sambil menunggu bus yang akan mereka naiki, banyak teman-teman satu sekolahnya melihat kearah keduanya.

Bagaimana tidak, mereka baru pertama kali ini melihat Suyeon si gadis dingin berinteraksi dengan Baekyeon dan keduanya terlihat dekat.

Suyeon yang merasa dipandangi oleh banyak temannya tidak keberatan, terbukti gadis cantik itu lebih memilih memperhatikan betapa ramainya kendaraan yang berlalu lalang di depannya.

Namun berbeda dengan Baekyeon yang terlihat sedikit risih dan malu ketika banyak yang melihat kearahnya, ia tidak pernah mendapat tatapan seperti ini sebelumnya.

Mungkin lebih tepatnya Baekyeon malu bersanding dengan Suyeon yang notabenenya adalah gadis cantik dan anak dari orang berada, sedangkan dirinya hanya orang biasa dan tentu saja derajat keluarganya sangat jauh dengan Suyeon.

"Kau setiap hari naik bus?" tanya Suyeon pada Baekyeon yang sedang berdiri didepannya.

Baekyeon yang sedang merasa tidak nyaman dengan situasi ini menoleh dan mengangguk "Iya"

Baekyeon berdiri didepan Suyeon untuk menutupi sinar matahari yang menyinari wajah cantik gadis itu.

Suyeon dibuat bingung dengan apa yang dilakukan oleh lelaki didepannya itu "Kenapa kau berdiri didepanku seperti itu"

Baekyeon menoleh kebelakang "Cuaca hari ini sangat panas, aku tidak mau kulitmu terbakar karena terkena sinar matahari yang panas itu" jawab Baekyeon sambil menunjuk matahari menggunakan jari telunjuknya.

Suyeon menatap kearah langit dan benar cuaca hari ini memang sangat panas, dia bahkan mengedipkan matanya saat merasa silau karena sinar matahari menyapa mata indahnya.

"Tidak perlu seperti itu, kau duduklah aku tidak apa-apa" Suyeon menarik lengan Baekyeon untuk duduk disampingnya.

Baekyeon tersenyum mendapat perlakuan manis dari Suyeon, ia sama sekali tidak pernah membayangkan bisa duduk berdampingan seperti ini dengan gadis pujaan hatinya.

Bolehkah Baekyeon semakin jatuh ke dalam pesona Suyeon? Gadis disampingnya ini bertambah sangat cantik ketika wajahnya diterpa sinar matahari, sebenarnya bukan karna sinar matahari yang menyorot wajah Suyeon namun Suyeon memang cantik dalam situasi apapun dan dimana pun.

"Baekyeon!"

Panggilan itu kembali menyadarkan Baekhyun dari acara terpesonanya pada wajah ayu milik Suyeon, saat sudah kembali kedunia nyata netranya tidak lagi melihat Suyeon yang tadi duduk disampingnya.

Kemana gadis itu pergi? Apa sedari tadi ia hanya berhalusinasi bisa duduk berdampingan dengan gadis pujaan hatinya tersebut.

"Baekyeon!"

Baekyeon mengarahkan pandangannya kearah bus, ternyata gadis cantik itu sudah berdiri dipintu masuk bus dan memanggil namanya sambil melambaikan tangannya padanya.

"Yak cepat masuk!" teriak Suyeon.

Baekyeon dengan cepat masuk kedalam bus ketika bus yang akan dinaikinya hendak berjalan.

Tidak biasanya bus ini sangat penuh dan itu membuat dirinya dan Suyeon berdiri, ketika melihat satu penumpang yang berdiri dari tempat duduknya untuk turun, Baekyeon dengan cepat menyuruh Suyeon untuk duduk.

Baekyeon kasihan jika gadis cantik itu harus berdiri selama perjalan menuju ke rumahnya.

Apa Suyeon akan berkunjung kerumah Baekyeon? Bagaimana bisa?

Nampaknya Suyeon ingin mengindahkan undangan ibu Baekyeon untuk berkunjung kerumahnya beberapa hari yang lalu, buktinya sekarang Suyeon sedang menuju kerumah Baekyeon.

"Suyeon, duduklah" perintah Baekyeon yang sedang berdiri dibelakang Suyeon.

"Tidak usah kau saja" jawab Suyeon.

Mengapa Baekyeon menyuruh Suyeon untuk duduk dikursi yang kosong karena hanya mereka berdua saja yang berdiri dan hanya tersisa satu kursi yang kosong.

Karena Baekyeon adalah laki-laki maka ia tidak akan membiarkan seorang gadis terus berdiri maka Baekyeon menyuruh Suyeon untuk menduduki kursi kosong tersebut.

"Tidak. Kau saja, sudah cepat" perintah Baekyeon.

Tubuh Suyeon merinding karena Baekyeon berdiri tepat dibelakangnya, bahkan deru napas hangat lelaki itu menerpa tengkuknya.

"Suyeon"

Dengan cepat Suyeon menuruti perintah Baekyeon untuk duduk dan lelaki itu berdiri disamping Suyeon dan menghadap gadis cantik itu.

Baekyeon melepas tasnya dan menempatkan tasnya dipangkuan Suyeon, tentu saja perlakuannya baru saja itu mendapat protes dari Suyeon.

Baekyeon menunjuk tasnya yang ada dipangkuan Suyeon "Rokmu terlalu pendek"

Suyeon mengangguk paham setelah mendengar ucapan Baekyeon.

Romantis bukan seorang Koo Baekyeon ini?

"Sialan! Lihat saja. Aku akan menghabisimu setelah ini Baekyeon, berani-beraninya kau mengabaikan peringatanku!"

Sean mengeratkan pegangannya pada setir mobilnya setelah melihat interaksi Suyeon dengan Baekyeon di halte tadi.

Sean memang sengaja memberhentikan mobilnya tidak jauh dari halte agar niatnya memata-matai Suyeon tidak ketahuan oleh gadis cantik itu.

"Aku tidak akan membiarkanmu mendekati milikku lagi!" Sean memukul setir mobilnya.

Siapa yang tidak geram dan marah jika miliknya didekati oleh orang lain, terlebih lagi orang itu sangat jauh dibawahnya.

Namun Suyeon sama sekali tidak terganggu dengan kedekatannya dengan Baekyeon yang notabennya hanya orang biasa, justru Suyeon terlihat nyaman ketika sedang bersama Baekyeon.

Apa gadis mungilnya itu tidak khawatir jika berdekatan dengan Baekyeon maka reputasinya disekolah akan hancur mengingat Baekyeon hanya siswa biasa yang bisa masuk ke sekolahnya karena mendapat beasiswa dan boleh dibilang jika Baekyeon bukan berasal dari keluarga yang berada seperti dirinya.

avataravatar
Next chapter