18 BAB 18 : Adu Pukul

PLAK

Ayah Sejong menampar pipi Sejung karena tidak tahan melihat anak gadisnya itu bersikap sangat memalukan didepannya dan didepan rekan bisnisnya.

Semua orang disana terkejut dengan tindakan ayah Sejung itu.

"Ayah!" Sejung memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh ayahnya, ia tidak menyangka jika ayahnya akan menamparnya seperti ini.

"Berhenti mempermalukan dirimu, kau sudah terbukti bersalah maka sekarang minta maaflah pada Suyeon" suruh ayah Sejung.

"Aku tidak mau hiks" Sejung menangis karena semua orang telah melihat kelakuan buruknya pada Suyeon.

Sungguh ini jauh dari harapannya setelah melaporkan kasus ini pada pihak sekolah, jika tahu akibatnya akan begini mungkin Sejung tidak akan pernah berpikir untuk menjebak Suyeon.

Sejung menyesal dan merasa malu sekarang.

"Minta maaf!" bentak ayah Sejung lagi karena anaknya sedari tadi tidak melaksanakan perintahnya untuk meminta maaf pada Suyeon.

"Sebaiknya kita membahasnya dengan kepala dingin, tanpa ada emosi dan kekerasan fisik" Goo saem menengahi pertengkaran yang terjadi dikeluarga Sejung.

"Saya ingin anak ini dikeluarkan dari sekolah ssaem sesuai dengan apa yang sudah diputuskan oleh pihak sekolah" ucap Taehi sambil menujuk kearah Sejung yang terlihat sangat menyesali perbuatannya, namun Taehi tidak bisa memaafkan perbuatan jahat yang sudah dilakukan gadis itu pada anaknya.

Semua orang menatap guru kesiswaan itu, yang ditatap menarik napas lalu membuangnya dengan tenang.

Jika ini sesuai dengan putusan pihak sekolah bahwa yang bersalah akan di keluarkan dari sekolah tidak memandang jika itu anak dari donatur terbesar di sekolah sekalipun.

"Baiklah karena Sejung terbukti bersalah maka saya selaku guru kesiswaan dan wakil dari pihak sekolah dengan hormat mengeluarkan anak didik kami yang bernama Kim Sejung. Karena Sejung yang terbukti bersalah dan membuat keributan disekolah" putus Goo saem.

Benar yang dikatakan Goo saem, tuduhan Sejung terhadap Suyeon telah menjadi bahan gosip oleh semua murid disekolah ini dan membuat satu sekolah menggunjing Choi Suyeon.

"Ssaem saya tidak mau keluar dari sekolah ini"

"Kamu harus menerimanya walaupun dengan berat hati kami mengeluarkanmu tapi ini sudah konsekuensi yang harus kamu terima" ucap Goo saem.

Ayah Sejung menatap anak gadisnya yang sedang menunduk dan menangis menyesali perbuatannya "Kau sangat mempermalukan nama baik ayah dan ibumu Sejung-a, ayah benar-benar malu mempunyai anak berperilaku buruk seperti dirimu"

Sejung meraih tangan guru kesiswaannya itu "Apa tidak ada kesempatan untuk saya bisa kembali bersekolah disini ssaem?"

"Tidak bisa! Ini sudah konsekuensinya dan kau harus menerimanya, jika kau tidak mau dikeluarkan dari sekolah maka jangan melakukan ini pada sahabatmu sendiri" tentu saja itu bukan Goo saem yang berkata melainkan ibu dari Suyeon.

"Apa kau tidak mau memaafkan anakku Suyeon-a, tante tahu kalian sudah bersahabat sejak lama, tante mohon" Ibu Sejung memegang punggung tangan Suyeon berniat meminta maaf atas nama anaknya.

Kemana tatapan tajam dan sinis yang selalu wanita ini tujukan pada Suyeon kini hanya menyisakan tatapan sendu.

"Jangan berharap anakku bisa memaafkan perbuatan jahat anakmu karena aku tidak akan mengijinkannya" Taehi menarik tangan anaknya dari genggaman ibu Sejung.

"Ssaem apa aku boleh bertanya sesuatu pada Sejung sebelum ia dikeluarkan dari sekolah ini?"

Goo saem menganggukkan kepalanya ketika Suyeon meminta ijin untuk bertanya pada Sejung.

"Sebenarnya apa yang membuatmu tega menjebakku seperti ini?" tanya Suyeon menghampiri Sejung yang masih menunduk dan menangis.

Jawaban Sejung membuat semua orang diruangan itu terperangah "Aku menyukai Sean" ucap Sejung lirih.

Yang namanya baru saja disebut menatap kaget kearah Sejung, sejak kapan gadis itu menyukainya.

Setahunya Sejung sangat mendukung kedekatan antara dirinya dan Suyeon.

"Aku tidak suka melihatmu dekat dengan Sean!" Sejung membentak Suyeon yang berdiri didepannya berharap Suyeon mengerti tentang perasaannya.

Suyeon melipat kedua tangan didepan dadanya "Jadi hanya karna Sean kau tega melakukan ini padaku?"

"Aku iri denganmu, kenapa banyak sekali orang yang menyukaimu dan peduli denganmu sedangkan aku.."

"Cukup Sejung-a lebih baik kita segera pergi" ayah Sejung menarik tangan anak gadisnya.

"Jika kau menyukai Sean mengapa kau tidak berusaha mendekatinya namun mengapa kau malah berusaha menjebakku apa tujuanmu agar Sean membenciku? Dengan begitu Sean akan membenciku dan tujuanmu melaporkan ini pada pihak sekolah agar aku dikeluarkan dari sekolah dan kau bisa bebas mendekati Sean tanpa adanya aku" ucap Suyeon panjang lebar sesuai dengan dugaannya.

"Memang itu tujuanku!" bentak Sejung lagi.

"Ayo kita pulang!" bentak ayah Sejung sambil menarik anak gadisnya untuk berdiri dan diajaknya pergi.

"Ayah aku tidak mau keluar dari sekolah ini hiks" Sejung menangis.

"Apa kau akan diam saja?"

Mendengar pertanyaan dari seseorang disampingnya membuat Sean menoleh kearah Baekyeon "Kau sebaiknya diam saja" tegas lelaki tampan itu.

"Aku hanya ingin mengatakan jika Sejung kehilangan masa depannya karena mu" ucap Baekyeon.

"Aku bahkan sama sekali tidak ikut campur dalam hal ini, kenapa kau bisa berkata bahwa Sejung kehilangan masa depannya karen aku"

Baekyeon menggeleng bagaimana bisa lelaki sesempurna Sean memiliki pemikiran yang jauh dibawahnya, jelas-jelas disini yang menyebabkan Sejung berbuat seperti itu pada Suyeon tidak lain adalah karena ia menyukai Sean dan tujuan Sejung menjebak Suyeon agar Sejung bisa bebas mendekati Sean tanpa adanya Suyeon.

Dengan terpaksa kedua orang tua Sejung menarik Sejung untuk berdiri dan menuntun anak gadisnya itu untuk keluar dari ruang kesiswaan, mereka sudah sangat malu atas perbuatan anak gadisnya itu.

Akhirnya kesalahpahaman ini terungkap dan bukan Suyeonlah yang bersalah, gadis cantik itu hanya dijebak oleh Sejung.

"Baekyeon-a tante sangat berterima kasih padamu karena sudah membantu untuk membuktikan jika Suyeon tidak bersalah"

Baekyeon yang baru saja keluar dari ruang kesiswaan membungkuk pada kedua orang tua gadis pujaan hatinya itu "Iya tante, ini sudah menjadi tugas saya untuk mengungkap kebenaran" ucap Baekyeon.

"Tapi bagaimana kau bisa mempunyai video itu?"

"Saya tidak sengaja mendengar percakapan Sejung dengan orang suruhannya itu ketika ingin menuju ke kios buah milik ibu. Sepulang dari rumah tante waktu itu" jawab Baekyeon.

"Sedekat apa Baekyeon dengan kedua orang tua Suyeon, apa aku juga tidak salah mendengar jika Baekyeon belum lama ini datang kerumah Suyeon" ucap Sean dalam hati.

"Jadi kejadiannya malam itu? Waktu Suyeon pulang digendong oleh Sean?"

Pertanyaan itu membuat Baekyeon tersenyum getir, dan Sean mengangguk membenarkan perkataan Taehi.

"Sekali lagi tante dan om sangat berterima kasih padamu Baekyeon-a"

Baekyeon tersenyum ketika Taehi mengelus punggungnya.

"Bagaimana jika kita mengundang Baekyeon untuk makan malam dirumah kita sayang?" usul Siwun pada sang istri.

Semua menatap kaget kearah Siwun kecuali Sean, laki-laki berkulit putih itu justru menatap tajam kearah Baekyeon yang sedang tersenyum kearah kedua orang tua Suyeon.

Sean mengepalkan kedua tangannya kuat.

"Tentu sayang, aku akan sangat senang jika Baekyeon bisa ikut bergabung makan malam bersama kita. Benarkan Suyeon?" Tanya Taehi di balas anggukan oleh Suyeon.

Semua orang disana tersenyum kecuali Sean.

"Kalau begitu tante,om dan Suyeon pulang dulu ya. Baekyeon-a segera kabari Suyeon jika kau bisa makan malam bersama kita ya"

Baekyeon mengangguk dan membungkukkan badannya ketika Suyeon dan kedua orang tuanya pergi.

Sean menggertakkan giginya ketika dirinya merasa tidak dianggap ada oleh kedua orang tua gadis mungilnya itu, dan itu semua karna Baekyeon!

Laki-laki itu membuat posisinya sedikit tersingkir dan Sean tidak bisa menerima itu!

Dengan cepat Sean langsung menarik kerah baju seragam Baekyeon ketika Suyeon dan kedua orang tuanya sudah menghilang dibalik tembok pembatas.

Sean menarik Baekyeon dengan kasar menuju ke tempat yang lebih sepi, karena dirasa sudah aman Sean melepas cengkramannya pada kerah baju seragam laki-laki itu dengan kasar, sehingga Baekyeon terlempar ke tanah.

"Sejak kapan kau dekat dengan Suyeon hah?!" Sean menarik Baekyeon untuk berdiri dengan kasar dan langsung memukul rahang Baekyeon dengan keras tanpa menunggu lelaki itu menjawab pertanyaannya.

"Kau tau bukan jika Suyeon itu sudah menjadi milikku, berani-beraninya kau mendekatinya disaat aku tidak ada dikelas!" Sean berteriak didepan muka Baekyeon.

Sean masih mencengkeram kerah baju seragam Baekyeon "Aku tahu kau menyukai Suyeon dan berusaha mendekatinya! Kau liat saja siapa aku! Kau tidak pantas bersaing denganku untuk mendapatkan hati Suyeon"

"Memang apa hakmu melarangku untuk mendekati Suyeon, kupikir sah-sah saja jika aku mendekati Suyeon jika Suyeon masih sendiri, lagi pula Suyeon sama sekali tidak keberatan saat aku berada di dekatnya" rupanya Baekyeon tidak takut sama sekali dengan ketua tim basket disekolahnya itu, lagipula apa yang harus ditakuti dari lelaki ini.

Mereka berdua sama-sama menyukai Suyeon tentu saja mereka harus sportif dalam bersaing mendapatkan hati Suyeon.

"Berani sekali kau menjawab perkataanku"

BUGH

Sean kembali memukul wajah Baekyeon namun kali ini Baekyeon tidak tinggal diam, Baekyeon juga memukul wajah Sean tidak kalah kuatnya membuat Sean tersungkur kebelakang.

Sean sudah sangat marah sekarang, bukan hanya Baekyeon yang berani menjawab perkataannya tetapi Baekyeon juga berani memukulnya.

Dengan cepat Sean kembali menyerang kali ini pukulannya mendarat diperut Baekyeon, membuat Baekyeon reflek terjatuh ketanah dengan posisi terlentang.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan Sean menginjak perut Baekyeon "Aku peringatkan padamu untuk tidak lagi mendekati Suyeon, jika aku melihatmu berada didekat Suyeon maka aku tidak akan tinggal diam!"

BUGH

Keadaan Baekyeon kini sudah babak belur dan seragam yang digunakannya sudah terdapat bercak darah bercampur tanah serta luka sobekan disudut bibirnya, keadaan seperti itu juga tidak berbeda dengan Sean.

Laki-laki yang sedang menginjak perut Baekyeon itu juga babak belur dibagian wajahnya, namun tidak separah Baekyeon.

"Jangan berani lagi kau mendekati Suyeon!"

BUGH

Sean kembali memukul wajah Baekyeon berkali-kali.

"Jika aku melihatmu bersama Suyeon aku akan langsung menghabisimu" ancam Sean dan laki-laki itu lalu mengarahkan tinjunya kearah wajah Baekyeon lagi.

"Dan ingat ini, jangan berani-beraninya kau menerima tawaran om Siwun untuk makan malam bersama dirumah Suyeon. Mengerti tidak!" Sean ingin melayangkan tinjunya pada wajah Baekyeon sebelum ada suara seseorang yang menghentikan gerakan tangannya.

"SEAN!"

Teriakan seseorang membuat kedua orang yang tengah bertatapan tajam itu menoleh kearah sumber suara dimana seseorang yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat dimana mereka berkelahi.

Saat Suyeon sudah keluar dari gerbang sekolahnya, gadis cantik itu baru ingat jika dirinya meninggalkan tas miliknya dikelas.

"Em, aku ingin mengambil tas dulu" Suyeon membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya untuk masuk lagi kedalam sekolah dan menuju ke kelas tanpa menunggu ucapan dari kedua orang tuanya.

Dengan langkah yang sedikit terburu-buru Suyeon berjalan ke kelasnya dan saat melewati ruang kesiswaan tempatnya disidang tadi netra Suyeon menangkap dua siluet orang yang sedang berkelahi. Suyeon mengabaikan kedua orang yang sedang berkelahi itu dan memilih untuk mengambil tasnya terlebih dahulu di dalam kelas.

Setelah mengambil tasnya dan melewati tempat kedua orang yang sedang berkelahi tadi, ternyata kedua orang itu belum berhenti berkelahi bahkan sekarang salah satu lelaki yang diliatnya itu menginjak perut lelaki satunya yang terkapar tepat dibawahnya.

Suyeon menggerakkan kakinya untuk mendekat kearah dua orang itu, ketika langkahnya sudah sedikit mendekat akhirnya Suyeon tahu jika kedua orang itu adalah Sean dan Baekyeon.

"SEAN!" teriak Suyeon ketika melihat Sean ingin memukul Baekyeon yang terlentang dibawahnya.

Teriakan itu membuat dua orang yang sedang berkelahi itu melihat kearahnya.

Dengan cepat Suyeon mendorong tubuh Sean untuk menyingkir dari atas tubuh Baekyeon, ada apa dengan sahabatnya itu? Dia bahkan baru pertama kali ini melihat Sean memukuli seseorang seperti ini.

Apalagi sekarang ini Sean memukuli Baekyeon, setahunya mereka berdua bahkan tidak terlihat akrab sama sekali. Sebenarnya apa yang terjadi diantara keduanya sehingga membuat mereka saling beradu pukul seperti ini?

"Kenapa kau memukul Baekyeon?!" Suyeon marah dengan Sean yang sudah bersikap kasar pada seseorang, dia mengenal Sean adalah orang yang lembut dan sama sekali tidak pernah bertengkar apalagi memukul orang seperti ini.

Sean mengusap wajahnya yang sedikit babak belur dan menatap gadis mungil didepannya yang sedang menatap kearahnya nyalang.

"Jawab Sean!" teriak Suyeon meminta jawaban, gadis itu hanya tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Sean.

Baekyeon masih terbaring karena pukulan Sean cukup kuat dibagian perutnya dan ditambah dengan injakan Sean pada perutnya.

Tidak mendapat jawaban dari Sean akhirnya Suyeon menoleh kebelakang melihat Baekyeon yang sedang kesakitan sambil memegangi perutnya.

Suyeon memutuskan untuk mendekati Baekyeon "Baekyeon kau tidak apa-apa?" tanya Suyeon sambil mendekati Baekyeon yang sedang meringkuk memegangi perutnya, Suyeon merasa kasihan pada laki-laki didekatnya ini.

Bagaimana tidak kasihan, kondisi Baekyeon sangat parah terdapat bercak darah dimana-mana dan wajahnya sudah babak belur.

Mendapat perhatian kecil dari Suyeon membuat Baekyeon tersenyum disela rasa sakit yang menjalar ditubuhnya.

"Astaga kau terluka" Suyeon sempat meringis melihat keadaan Baekyeon "Baekyeon, bertahanlah" lanjut Suyeon sambil memegang pundak Baekyeon untuk membantu laki-laki itu untuk bangkit.

"Aku akan membawamu ke uks" Suyeon mengalungkan tangan Baekyeon dipundaknya dan mulai menuntuk Baekyeon berjalan menuju ke uks sebelum perkataan Sean menghentikan langkahnya.

"Apa kau tidak melihat aku juga kesakitan disini"

Suyeon memang melihat wajah Sean juga babak belur namun keadaan sahabatnya itu tidak separah Baekyeon "Sean-a aku memang tidak tahu kenapa kau melakukan ini pada Baekyeon, tapi tolong biarkan aku menolong Baekyeon dulu" ucap Suyeon.

Rasa benci Sean nampaknya semakin besar pada lelaki yang sedang dituntun oleh Suyeon itu, kemana perginya sikap angkuh dan dingin gadis mungilnya itu? Apa benar yang gadis itu katakan kemarin jika mereka tidak dekat? Tapi apa yang dilihatnya sekarang sangat berbeda dengan perkataan Suyeon padanya.

Karena Sean hanya diam saja Suyeon kembali melanjutkan langkah kakinya untuk membawa Baekyeon ke uks, lelaki ini sedang kesakitan sekarang.

"Jadi kau memilih dia dari pada aku?!"

Suyeon mengabaikan perkataan Sean dan memilih untuk terus melangkahkan kakinya.

"Brengsek! Liat saja aku tidak akan membiarkanmu dekat dengan Suyeon!" Sean menendang kerikil didepannya karena kesal sekaligus marah dengan Suyeon, bagaimana bisa gadis yang dicintainya itu memilih Baekyeon daripada dirinya?! Sungguh ini membuat Sean muak.

To be continue

avataravatar
Next chapter