17 BAB 17 : Kebenaran sudah terungkap

"Suyeon-a apa kau membawa ponselmu?" tanya Taehi lagi.

Suyeon mengeluarkan ponselnya dan Taehi segera membuka aplikasi pesan dimana diponsel itu bisa membuktikan bahwa Suyeon tidak menghubungi siapa saja pada hari itu keculi Sean.

"Diponsel milik anak saya tidak ada pesan seperti yang diperlihatkan oleh Sejung tadi Pak" ucap Taehi pada Gong saem selaku guru kesiswaan.

"Mungkin saja pesan itu sudah dihapus tante! Disini terlihat jelas nomor milik Suyeon" pekik Sejung, karena ibu sahabatnya itu sangat yakin jika Suyeon tidak melakukan apa yang dituduhkan.

"Sekarang ibu akan bertanya padamu Suyeon-a apa ada yang meminjam ponselmu dihari itu?"

Suyeon berpikir sejenak untuk mengingat apa yang dilakukannya beberapa hari yang lalu "Dihari itu Sejung yang meminjam ponselku"

Semua orang yang ada diruangan itu melihat kearah Sejung yang sedang berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

"Apa itu benar Sejung-a, apa kau meminjam ponsel milik Suyeon hari itu?" tanya ibu Sejung.

"Tidak bu, eh Suyeon! Jangan asal bicara, mana mungkin aku meminjam ponselmu?!" entah hanya Sean saja yang sadar atau semua orang sadar pada perubahan sikap Sejung.

Taehi melipat tangannya didepan dada lalu menatap Sejung remeh Jika kau memang tidak meminjam ponsel milik anakku kenapa kau marah dan kenapa kau ketakutan"

Siwun bisa melihat istrinya yang sudah mulai tersulut emosi lalu diraihnya lengan istri cantiknya itu.

"Saya tidak takut! Saya memang tidak meminjam ponsel Suyeon" Sejung memang gadis yang kekeh dengan ucapannya meskipun dirinya sudah merasa tertekan.

"Maaf saya menyela sebentar, Suyeon-a kapan Sejung meminjam ponselmu?" tanya Sean.

"Kau ingat ketika aku bertengkar dengan Baekyeon?"

Sean mengangguk dan mencoba mengingat apa yang terjadi pada hari itu "Maaf sebelumnya, saya memang melihat Sejung mengembalikan ponsel milik Suyeon tapi apakah benar hari itu Suyeon-a"

Suyeon mengangguk "Iya"

"Kau mau mengelak apalagi" Taehi menaikkan dagunya bermaksud menantang Sejung untuk berkata sejujurnya.

"T-tapi aku meminjamnya hanya untuk berfoto"

Semua orang diruangan itu merasa tidak yakin dengan jawaban yang Sejung berikan bahkan kedua orang tua gadis itu pun juga tidak yakin dengan apa yang anaknya itu katakan.

"Sekarang saya tanya sama kamu Sejung tolong tunjukkan hasil fotomu dihari itu" ucap Gong saem ikut mengintrogasi Sejung.

"S-saya belum sempat memindahkannya dari ponsel Suyeon" entah hanya Taehi atau orang tua Sejung sendiri juga merasa janggal dengan alasan yang diberikan oleh Sejung.

Taehi dengan cepat membuka galeri foto yang ada di ponsel milik anak gadisnya tanpa mendapat persetujuan dari Suyeon.

Tapi disana tidak ada satupun foto Sejung bahkan folder dihari itu tidak ada isinya sama sekali.

Apa sekarang Taehi boleh menduga bahwa anaknya ini hanya dijebak oleh sahabatnya sendiri, dari awal memang dia tidak percaya jika Suyeon melakukan itu.

"Sejung-a"

Mendengar panggilan dari sang ibu membuat gadis itu semakin tegang dan merasa takut.

"Menurut saya itu memang belum cukup untuk membuktikan bahwa Suyeon tidak bersalah namun saya akan memanggil seseorang yang akan menjadi saksi bahwa Suyeon memang bersalah" Sejung mencoba menghubungi seseorang.

"Apakah saya boleh keluar sebentar" Sejung meminta ijin pada gurunya.

Namun disahut dengan cepat oleh Taehi "Sebaiknya kau menghubunginya disini"

Taehi hanya takut jika Sejung akan kabur karena merasa terpojok, sebenarnya Taehi sudah sangat muak melihat sahabat anaknya itu yang terlihat berbelit-belit.

"Bisakah kau kesini? Aku ingin kau mengatakan pada semua orang bahwa Suyeon yang menyuruhmu untuk melukaiku"

Suyeon masih tidak menyangka pada sahabatnya ini, kenapa Sejung sangat yakin bahwa dirinyalah yang menyuruh seseorang untuk melukai gadis itu.

"Baiklah aku akan menunggumu diruang kesiswaan" Sejung kembali duduk dan memasukkan ponselnya kedalam saku seragamnya.

"Jadi sekarang kita bisa menduga bahwa Suyeon disini hanya dijebak oleh seseorang" ucap Taehi sambil melirik Sejung yang terlihat sedikit gugup.

Kenapa gadis itu gugup jika dirinya tidak merasa melakukan suatu kesalahan.

"Saem, Suyeon memang terbukti bersalah tapi mengapa aku yang dipojokkan" Sejung menatap sengit Suyeon yang juga sedang melihat kearahnya.

"Jika kau tidak merasa melakukan sesuatu kenapa kau harus merasa dipojokkan?" ucap Taehi.

"Jelas aku merasa terpojokkan, padahal sudah terbukti jika Suyeon yang bersalah. Dia yang sudah menyuruh seseorang untuk menyerangku" ucap Sejung tidak kalah tegasya.

"Berhenti menyalahkan anakku"

"Sayang bersabarlah" Siwun mengelus punggung tangan istrinya.

Tok Tok Tok

Seseorang mengetuk ruang kesiswaan itu dari luar, mungkin itu adalah orang yang ditelfon oleh Sejung beberapa waktu yang lalu.

Semua orang mengarahkan pandangannya kearah pintu begitu orang yang mengetuk pintu tadi memutar kenop pintu dan begitu pintu terbuka ada seseorang berdiri disana.

Suyeon terkejut melihat orang yang baru saja masuk keruangan itu adalah Baekyeon, untuk apa orang itu kemari?

Apa dia telah bekerja sama dengan Sejung untuk mengeluarkannya dari sekolah? Tapi seingatnya orang yang kemarin memukuli Sejung adalah seorang gadis dan tidak mungkin jika Baekyeon terlibat.

"Oh Baekyeon" panggil Goo saem.

Yang dipanggil segera duduk dikursi yang sudah disediakan.

"Untuk apa kau kesini?" tanya Sean begitu melihat laki-laki yang akhir-akhir ini dekat dengan Suyeon duduk disampingnya.

Yang ditanya hanya diam tidak menjawab pertanyaan Sean.

Beberapa menit yang lalu...

Baekyeon menuju keruang guru untuk mengambil berkas yang dibutuhkan untuk guru yang sedang mengajar di kelasnya, namun netranya tidak sengaja melihat gadis yang beberapa hari lalu sempat dilihatnya.

Baekyeon mengingat-ingat siapa gadis yang sedang berjalan keruang kesiswaan itu dan setelah mengingat cukup lama akhirnya Baekyeon menyadari bahwa gadis itu adalah gadis yang menemui sahabat Suyeon kemarin.

Siapa gadis itu, untuk apa dia datang kesekolah? Baekyeon kembali ingat bahwa diruangan itu sedang berlangsung sidang antara Suyeon dan Sejung.

Apa jangan-jangan gadis itu memang sengaja diundang untuk memperkuat tuduhan Sejung, namun melihat seragam yang dikenakan gadis itu sama persis dengan seragamnya.

Itu tandanya gadis itu bersekolah disini.

Dengan cepat Baekyeon menghadang langkah gadis itu sebelum gadis itu sampai di ruang kesiswaan.

"Tunggu" gadis itu menghentikan langkahnya.

"Kau siapa berani menghalangi jalanku"

Baekyeon tertegun dengan sikap dingin gadis didepannya ini, kenapa akhir-akhir ini dia selalu berurusanan dengan gadis yang memiliki sikap dingin.

"Kau mau kemana?" tanyanya pada Baekyeon.

"Aku ingin keruang kesiswaan" jawab gadis itu.

"Kau ada urusan apa keruang kesiswaan?" tanya Baekyeon lagi.

Sepertinya memang benar dugaan Baekyeon jika gadis itu sengaja disuruh datang keruang kesiswaan untuk menjadi saksi atas tuduhan Sejung pada Suyeon.

"Kenapa kau mencampuri urusanku" jawab gadis itu ketus.

"Kau kenal dengan Sejung kan, aku beberapa hari yang lalu melihatmu dengannya di pinggir jalan sedang mengobrol bersama" gadis itu mengangguk.

Baekyeon dengan cepat mengambil ponselnya didalam saku dan menunjukkan sesuatu pada gadis itu "Jika aku menunjukkan ini pada mereka apa mungkin pihak sekolah tidak akan menghukummu juga? Apa kau mau di keluarkan dari sekolah"

Gadis itu terlihat sedikit tegang dan gugup "Apa dia mengetahui rencana yang sudah aku susun bersama Sejung?" Pikir gadis itu.

"Tidak kan? Karna aku tidak mau kau menerima konsekuensinya sebaiknya kau kembali kekelasmu"

"Tapi bagaimana dengan Sejung, aku sudah dibayar olehnya"

Baekyeon tersenyum, sepertinya gadis didepannya ini bukan tipe gadis jahat atau semacamnya.

Baekyeon sangat tahu jika gadis ini akan melakukan hal jahat jika dirinya merasa terdesak "Sudah kau tenang saja, biar aku yang mengurusnya lebih baik kau kembali kekelas"

Gadis itu mengangguk "Terimakasih ehm..."

"Baekyeon, nama ku Baekyeon" Baekyeon mengulurkan tangannya untuk mengenalkan dirinya.

"Mina" gadis itu menjabat jabatan tangan Baekyeon kemudian tersenyum begitu juga dengan Baekyeon.

"Baekyeon apa kau yang baru saja dihubungi oleh Sejung?"

Baekyeon melirik Sejung yang juga sedang menatapnya tajam, gadis itu juga terkejut dengan kedatangan Baekyeon.

"Baekyeon-a kau akan membantu Suyeon kan" Taehi menatap Baekyeon dengan tatapan memohon.

"Apa ada yang ingin kau katakan Baekyeon?" tanya guru kesiswaan itu.

Baekyeon merogoh saku celananya dan mengambil ponsel miliknya, membuka file yang sengaja ia simpan dengan aman supaya siapa saja tidak bisa menemukan file penting yang ia simpan.

Dan dengan cepat lelaki itu memberikan ponselnya pada guru kesiswaan itu.

"Video apa ini Baekyeon?" tanya Guru kesiswaan itu melihat beberapa video yang direkam oleh Baekyeon.

"Silahkan anda putar ssaem dengan begitu semua akan jelas" ucap Baekyeon.

Goo saem mulai menyambungkan ponsel milik Baekyeon dengan layar proyektor yang ukurannya lebih besar sehingga semua orang yang ada diruangan itu bisa melihatnya dengan jelas.

Guru kesiswaan itu mulai memutar video diponsel Baekyeon dimulai dari video yang paling bawah.

Layar proyektor besar itu mulai menampilkan rekaman video dimana ada dua orang gadis yang sedang berbincang-bincang tidak jauh dari tempat pengambilan gambar.

Semua orang diruangan itu mulai mengamati setelah videonya diputar.

"Kau harus membuatku terlihat terluka, dan kau harus membuat Suyeon bersalah atas hal ini"

Semua orang disana kaget dengan pemilik suara itu.

"Baiklah"

"Jangan sampai kau menyebut namaku ketika mereka bertanya siapa yang menyuruhmu, kau sebut saja Suyeon yang menyuruhmu. Dengan begitu pasti Sean akan langsung membenci Suyeon" gadis yang tengah membelakangi kamera itu mengambil sesuatu didalam tasnya.

"Katakan saja jika Suyeon yang mengirim pesan padamu untuk memukuliku, aku sudah merekayasa pesannya. Dan kau ambil ponsel ini, tunjukkan saja jika mereka tidak percaya bahwa Suyeonlah yang menyuruhmu" gadis yang wajahnya bisa ditangkap oleh kamera itu menerima ponsel yang diberikan oleh gadis yang sedang membelakanginya kamera itu.

Video berdurasi 20 detik itu berakhir dan semua orang diruangan itu menatap kearah orang yang ada didalam video itu, bagaimana bisa seorang pelapor berada divideo itu.

Suyeon menatap tajam seseorang yang tegah duduk tidak tenang dikursinya karena kelakuan busuknya terekam dengan jelas divideo yang sedang diputar itu.

Dari kedua gadis itu dapat dilihat dengan jelas jika salah satunya adalah Sejung sahabatnya sendiri, ah mungkin sekarang tidak! Dimana ada seorang sahabat menjebak sahabatnya sendiri.

"Ternyata kau yang menjebak Suyeon, Sejung!" teriak Taehi, seperti dugaannya jika Sejunglah dalang dibalik semua ini.

Siwun menahan tangan istrinya yang ingin menampar pipi sabahat anaknya itu.

Istrinya itu sudah tersulut emosi sejak Suyeon mulai disudutkan oleh Sejung.

"I-ini semua tidak benar! Baekyeon darimana kau dapat video itu?!" Sejung menaikkan nada bicaranya ketika bertanya pada lelaki asing yang tiba-tiba datang dan memberikan video yang entah ia dapat darimana.

Setahunya ia menyuruh orang suruhannya itu untuk datang tetapi mengapa malah Baekyeon yang datang.

"Tidak penting aku mendapat video ini darimana, namun yang jelas kau ada didalam video itu bukan?" tanya Baekyeon.

"Kenapa kau mengada-ada itu jelas bukan aku!" teriak Sejung tidak terima karena dirinya ada dalam divideo itu.

"Aku tidak mengada-ada Sejung, aku melihat dengan jelas jika itu kau" ucap Baekyeon.

"Darimana kau mendapatkan rekaman itu?!" pekik Sejung membuat kedua orang tuanya sedikit terkejut mendengar teriakan anaknya itu.

Baekyeon memilih diam karena ini belum saatnya ia berbicara sebab masih ada video lain yang bisa menjelaskan semuanya, jika Baekyeon berkata sekarang mungkin ia akan dikira menuduh atau apapun maka dari itu Baekyeon memilih diam.

"Saya masih tidak percaya jika seseorang yang membelakangi kamera itu anak saya, itu tidak cukup bukti saem" ucap ibu Sejung yang syok karena anaknya ada didalam video itu meskipun hanya punggung saja namun ibu dari satu anak itu masih tidak yakin jika itu punggung anaknya.

"Mohon tenang sebentar disini masih ada satu video lagi" ucap Goo ssaem sambil memutar video satunya lagi.

Semua orang mulai melihat kearah layar proyektor lagi.

"Untuk apa kantong plastik itu?"

"Kau sepertinya kurang pandai untuk melakukan hal seperti ini, aku tidak mau benar-benar memukulmu jadi aku membeli obat merah untuk membuatnya seperti luka diwajahmu. Apa kau mau aku benar-benar memukulmu?" gadis bermasker itu mulai mengeluarkan barang-barang yang ia bawa.

"Tentu saja aku tidak mau. Kau ternyata pandai juga haha"

Gadis bermasker itu mulai mengoleskan obat merah pada wajah milik Sejung agar terlihat seperti memar atau bekas pukulan "Jjaa kau cukup membuat rambutmu sedikit berantakan, dengan begitu kau tidak akan benar-benar merasa sakit. Mungkin aku akan menjambakmu untuk memperkuat tuduhanmu pada temanmu itu"

Sejung itu menampilkan senyum miring dan mulai mengacak rambutnya yang semula rapi.

"Sudah! Hentikan video itu Goo saem" ucapan Siwun membuat guru kesiswaan itu menghentikan video yang sudah berjalan 30 detik itu.

"Video ini sudah membuktikan bahwa anak saya tidak bersalah" ucap Siwun diangguki oleh semua orang yang ada diruang kesiswaan kecuali Sejung dan kedua orang tua nya.

"Darimana Baekyeon mendapat video itu? Apa Mina sengaja menjebakku, dasar gadis sialan!" maki Sejung dalam hati.

"Tidak! Saya masih belum percaya jika orang yang divideo itu anak saya!" pekik ibu Sejung karena merasa tidak terima dan malu sebab anaknya secara tidak langsung sudah terbukti bersalah.

"Sudah terbongkar semuanya, apa kau masih ingin menuduhku?" tanya Suyeon pada Sejung yang sedari tadi hanya diam.

"Ini memang semuanya salahmu! Kau kan yang merekayasa video itu dengan menggunakan Baekyeon sebagai orang yang membantumu. Kau licik Suyeon!"

Suyeon menggelengkan kepalanya tidak menyangka jika sahabat nya itu tega menjebaknya sampai seperti ini "Sebenarnya apa tujuanmu menjebakku seperti ini?" tanya Suyeon karena merasa aneh dengan apa yang dilakukan Sejung, mereka bersahabat sudah lama dan Suyeon tidak habis pikir jika Sejung tega melakukan ini padanya.

"Aku tidak menjebakmu kaulah yang yang menjebakku!" Sejung hendak menampar Suyeon namun tangannya ditahan oleh Taehi.

"Jauhkan tanganmu dari anakku, jangan berani kau menamparnya" Taehi memberi tatapan sinis pada Sejung.

"Berhenti mempermalukan dirimu didepan kita semua, sebaiknya kau mengaku saja Sejung" lanjut Taehi  yang menatap sinis kearah sahabat anaknya itu.

"Lepaskan tanganku tante!" karena Sejung memberontak dengan keras akhirnya Taehi melepas tangan Sejung.

"Sejung-a ibu benar-benar tidak percaya jika kau bisa melakukan hal memalukan ini" ibu Sejung kini menatap tajam kearah anak gadisnya itu begitu juga dengan ayah Sejung.

Nampaknya kedua orang tua Sejung sangat marah dan merasa malu karena mereka dipermalukan oleh anaknya sendiri didepan pihak sekolah dan didepan rekan bisnisnya. Choi Siwun.

"Ibu itu bukan aku, dua orang ini menjebakku bu!" Sejung menunjuk Baekyeon dan Suyeon.

"Baekyeon kuingatkan padamu untuk tidak ikut campur, darimana kau mendapat video itu?!" Sejung berteriak kala Baekyeon hanya diam saja dan tidak berniat menjawab pertanyaannya.

"Ssaem aku tidak bersalah, ini semua rekayasa Suyeon untuk memojokkan ku. Dia licik!"

Sejung masih saja tidak mau mengakui kesalahannya disaat semua bukti sudah menujukkan bahwa dialah yang bersalah, namun ia masih terus menuduh Suyeon yang menjebaknya.

to be continue...

avataravatar
Next chapter