3 New Life? Or not?

Harley yang mendengar kata ' Takdir ' keluar dari mulut, tidak keluar dari sela – sela gigi, mulai curiga akan apa yang diucapkan Pencabut Nyawa tersebut.

" mati atau inkarnasi? Pilihlah! " tangan Pencabut Nyawa yang tadinya bersandar di sandaran kursi kini terangkat keatas, pusaran hitam muncul diujung tangannya seperti lubang hitam. Yang siap menyedot planet disekitarnya, setelah menarik tangannya dari lubang itu, kini ditangannya terdapat sebuah sabit bergagang hitam, dan mata sabitnya bewarna kuning emas. Lubang hitam itu kini hancur ke ketiadaan.

" Ah…. Ini sangat lama, pilihlah! Melihat sabit ini menjadi penuh dengan darahmu atau Reinkarnasi menjadi manusia baru? " Pencabut Nyawa terus memaksa Harley untuk menjawab, dia memutar sabit ditangan seperti Roller Coaster, hingga wujud yang tersisa dari sabit itu hanya Blur karna kecepatan putaran yang sudah melebihi kecepatan suara.

Bukannya Harley bingung atau tidak bisa menjawab, dia bukanlah orang bodoh yang akan bingung memilih mati atau reinkarnasi, dia hanya tidak bisa mengeluarkan suaranya karna sabit yang dipegang mahluk itu memiliki aura yang sangat kuat, membuat tubuhnya terdiam seperti batu dan mengeringkan pita suaranya, yang tersisa adalah perasaan untuk sujud dihadapan Pencabut Nyawa.

Setelah melihat ekpresi Harley, Pencabut Nyawa itu menghentikan putaran ditangannya, dengan jentikan ' SNAP ' sabit itu berubah menjadi abu yang kemudian ditelan oleh kegelapan.

Tenang, tenang, tenang….. setelah mengambil beberapa nafas dalam, Harley berusaha keras untuk menghentikan rasa paniknya.

Beberapa saat kemudian Harley sudah bisa menggerakkan tubuhnya, dia mencoba mengecek suaranya, setelah beberapa kali mengecek kejelasan dari suaranya dia berkata,

" Tentu saja yang terakhir! "

" Hahaha! Hah…. Kau tau sebenarnya aku sudah membaca pikiranmu semenjak kau dipanggil kesini " Tawa Pencabut Nyawa itu, setelah sekian lama menjadi mayat hidup, dia tidak bisa mempermainkan orang lagi seperti saat dia masih hidup, ya, rasa yang jauh dan berharga.

Harley tersenyum, bukan karna dia paham lelucon dari Tengkorak itu, namun dia tersenyum untuk menyembunyikan rasa ketakutan yang ada di hati kecilnya. Meskipun Pencabut Nyawa sudah tau akan hal itu... lebih baik mencoba terlihat kuat daripada tidak sama – sekali.

" Tulislah namamu di lembar baru pada buku itu " Pencabut Nyawa itu menunjuk kearah buku hitam, putih yang ada dimeja.

Kegelapan merambat kearah meja, membentuk sebuah jaring laba - laba, jaring itu bertambah banyak dan menjadi tergumpal, gumpalan itu kemudian berubah menjadi sebuah Stik bewarna hitam, dengan aura kematian yang sangat pekat.

Pencabut Nyawa itu mengambil stik hitam itu dan melemparkannya kearah Harley, Harley menangkapnya dengan kedua tangan takut stik itu menyatu dengan kegelapan yang ada di setaip sisi tubuhnya.

" Menarik bukan? Menulis takdirmu dengan sisa – sisa dari jiwa ayahmu" Seringai Pencabut Nyawa, dengan tangannya menunjuk kearah buku, dia melanjutkan,

" hilangkan dendam kepada ayahmu karna telah membunuh ibumu, gunakanlah jiwanya, setidaknya jiwanya bisa berguna untuk membantunmu mendapatkan takdir yang lebih baik. "

Harley maju dan membuka buku, di lembar pertama tertulis nama ' Lucien Springfield ' Nama itu tertulis dengan sangat rapi, tulisannya bergaya latin dengan garis yang ujung yang tersambung – sambung seperti ular, membuat Harley pusing saat membacanya.

Disebelah nama itu terdapat tulisan yang berkata,

'1000 Tahun,

50 Dimensi terselamatkan,

2 Dimensi hancur,

Raja Iblis Yang Memberikan Keselamatan. '

" Itu aku " Pencabut Nyawa itu menjelaskan, dengan nada santai, dia mengamati wajah Harley yang kaget.

Namun dia langsung membuka lembaran baru yang kosong, tidak mau berlama – lama melihat lembar yang sebelumnya.

" Apakah kamu tidak penasaran? "

Melihat kearah Pencabut Nyawa, Harley merasa tertekan, apa gunanya menanyakan rahasia orang lain? Semakin banyak yang dia tahu maka akan semakin sulit untuk tidak memikirkannya, Harley tersadar akan hal penting yang sempat dia lupakan, dia menengok keatas, menghadap ke Tengkorak itu, dengan senyuman dia berkata,

" Apakah aku masih bisa memiliki memori ini saat aku berInkarnasi?"

Pencabut Nyawa yang melihat pertanyaannya diabaikan hanya bisa tertawa kecil, percuma saja meskipun tidak terucap di pita suara, otak Harley masih bekerja dan dibaca olehnya.

" Ya memorimu akan tetap, namun-"

Belum sempat selesai Pencabut Nyawa itu berkata, Harley sudah menuliskan namanya di buku hitam, setelah selesai, rasa sakit yang dasyat melanda otaknya, matanya menjadi blur dan pingsan karna rasa sakit.

" Hah…. Apakah aku dulu juga sebodoh itu? " Pencabut Nyawa itu menggeleng – gelengkan kepalanya.

Dia menjentik jarinya, kegelapan didepannya kini berubah menjadi seperti portal dan menyerap Harley dari tempat ini.

" Terima kasih banyak…." Pulpen yang tadinya diam kini berubah menjadi sosok pria paruh baya.

Setelah berterimakasih dia hancur dan menghilang untuk selama – lamanya bergabung degan kegelapan yang tidak terbatas.

" Tidak perlu berterima kasih, lagipula aku ini memang seorang penyelamat " Pencabut Nyawa itu menghisap udara dengan hidungnya yang tidak ada, dengan jentikan ' SNAP ' tempat ini ditelan kegelapan bersama – sama dengan dia.

-----------

Rasa sakit membangunkan Harley, mengumpulkan tenaga dikit demi sedikit dan akhirnya dia bisa membuka matanya walaupun perlahan, dia akhirnya terbebas dari kegelapan.

Pandangannya masih blur, apa yang dia bisa lihat hanyalah cahaya – cahaya yang menyilaukan mata, tidak berselang lama dia bisa melihat apa bentuk asli cahaya itu.

Cahaya itu adalah berlian, atau permata, Harley tidak tau jenisnya, mereka disatukan ke sebuah pillar kayu yang menyangga tempat tidur Harley.

Mungkin kalau dijual di Bumi harganya akan jauh lebih mahal dari Emerald?

Dia menghadap keatas dan melihat pillar itu menyangga sebuah papan emas yang berbentuk cekung, papan itu dibentuk persegi panjang, menutupi kaki sampai kepala Harley. Di papan itu terlukis sebuah gambar prajurit membawa pedang besar dan armor tebal bertarung dengan mahluk aneh berukuran 3x lebih besar dari prajurit itu.

Disampingnya terdapat sebuah lemari yang terlihat sangat halus, lemari itu berukuran sekitar 3 meter, memiliki kaca yang sangat besar yang setiap ujung kaca itu dilapisi dengan lukisan Abstrak bewarna emas.

Jendela, pintu, dan apapun yang ada disini dilapisi dengan warna putih dan emas yang menyilaukan. Sinar matahari yang datang dari jendela menambah kilauan di setiap permata yang ada membuat ruangan ini seperti ruang Diskotik, karna setiap permata memiliki warna yang berbeda beda.

Ini…. Harley ingin menyentuh berlian yang bersinar itu dengan tangannya.

Namun, sakit diotaknya menghentikan gerakannya, membuatnya kehilangan tenaga dan kembali tergeletak di tempat tidur. Badannya terbentur lembut ke Kasur yang empuk.

Rasa sakit ini hanya menghentikannya untuk sesaat, tidak berselang lama dia kembali mencoba meraih keatas.

" Apakah aku kembali menjadi bayi?"

Pada momen ini otak Harley menjadi tenang, memori mulai mangalir di otaknya, mengalir perlahan menempati otaknya! Dan muncul di pikiranya!

Arbert Blythe, Pangeran dari kerajaan StellBurg, kota Stell, dia juga baru saja mati karna deman tinggi….

Ayahnya adalah raja yang telah mengatur kerajaan ini lebih dari 20 tahun, meskipun seorang raja, dia hanya mempunyai 1 istri dan setia sampai sekarang, Arbert memiliki adik perempuan yang masih berumur 11 tahun, umur Arbert sendiri masih 18 tahun, beda 4 tahun dari umur asli Harley.

Ibu Arbert adalah seorang ratu yang Elegan dan Dermawan dia membantu rakyat dengan kegiatan – kegiatan yang bisa menambah penghasilan mereka, dan membuat Sekolah untuk anak – anak yang kurang mampu.

Sebagai seorang Pangeran, Arbert telah hampir hapal semua Bahasa – Bahasa yang ada di kerajaan ini dan kerajaan maupun republic diluar kerajaan StellBurg.

Dia berdiri dari tempat tidur dan berjalan menuju kearah cermin.

Memandang kearah cermin, melihat ke dirinya yang sekarang.

Dia melihat kedua pupil matanya yang tadinya merah kini bewarna ungu, rambut Silver, baju yang memiliki design yang rumit yang dihiasi oleh banyak permata, badannya tidak berotot, tampang diatas rata – rata, dengan pandangan yang terlihat dalam, dia memiliki aura seperti seorang yang terpelajar.

Ini... Harley bingung saat melihat penampilannya,

" Bukankah ini Transmigrasi bukan Inkarnasi? Hah…. Sepertinya Tengkorak itu mempermainkanku sejak awal "

Harley pasrah, mungkin Tengkorak itu masih mengawasinya dan menertawakannya di suatu tempat.

avataravatar
Next chapter