13 Perkataan Kakek Menjadi Jimat

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Li Haoqin melihat ekspresi sedih Li Beinian dan merasa lebih baik.

'Menyenangkan melihat wajah Li Beinian yang seperti itu!'

Tapi siapa yang tahu, Li Beinian yang sebelumnya terlihat malu dan bersembunyi di balik badan kakek Li tiba-tiba melihat ke arah Li Kun dengan tatapan dingin dan berkata, "Karena memang tidak ada yang pernah mengajariku."

Suara Li Beinian begitu tenang, matanya berbinar seolah dia benar-benar iri dengan Li Kun.

"Aku bisa bertahan hidup saja itu sudah hal yang berat. Aku tidak sama denganmu yang memiliki orang tua yang menjaga dan mendidikmu hingga besar. Kakak hidup selama 20 tahun sebagai seorang anak dengan orang tua yang memberikan kakak panutan…"

Suara Li Beinian semakin lama semakin lemas, tapi dia masih berusaha untuk tetap tersenyum.

"Kakak tidak perlu menerima pukulan hingga berdarah hanya demi makan sesuap nasi, terlebih lagi tidak perlu berpura-pura menurut…" saat mengatakan itu Li Beinian terus melihat ke arah Li Kun, "Hanya bisa bertahan hidup itu sudah sangat sulit bagiku, jadi seperti etika dan tata krama, aku memang tidak pernah mempelajarinya."

Mendengar itu membuat kakek Li merasa sedih, matanya mulai memerah dan berair.

Sebenarnya Li Beinian dapat menerima pendidikan dan menjadi cucu keluarga Li seperti Li Kun dan lainnya tapi karena kejadian itu dia malah merasakan hal yang tidak sepantasnya dia terima.

Itu karena Li Haoran, saat itu dia tidak dapat menjaga putrinya dengan baik hingga orang lain dapat membawa putrinya pergi!

Dan karena kejadian itu pula ibu kandung Li Beinian menjadi depresi hingga meninggal.

Hal ini juga membuat kakek Li menjadi sangat sedih dan terluka.

Hingga saat ini perkataan Li Beinian seperti tetesan air yang membeku dan dapat menusuk perasaan seseorang hingga yang orang mendengar perkataannya dapat ikut merasa sedih.

"Beinian." terdengar suara kakek Li yang tidak bertenaga dan merasa bersalah, "Maafkan kakek atas apa yang kamu alami beberapa tahun ini, kelak kakek tidak akan membiarkan ada orang yang menindasmu. Selama kakek masih hidup tidak akan ada orang yang bisa menindasmu!"

Suara kakek Li menjadi semakin keras dan tegas seiring dengan dia meyakinkan Li Beinian dengan janjinya!

Saat kakek Li masih muda dia adalah seorang tentara yang handal dan hingga saat ini karisma kakek Li masih ada yang membuat orang-orang di sana terdiam, mereka tidak berani membantah perkataan kakek Li.

Sebenarnya perkataan itu tidak hanya dikatakan oleh kakek Li agar Li Beinian mendengarnya tapi agar seluruh orang di sana juga mendengarnya.

Bagu Li Beinian, perkataan kakek Li seperti jimat yang akan melindunginya!

Ekspresi wajah Li Haoqin berubah dan terlihat tidak senang.

Dia tidak mengira bahwa Li Beinian memiliki kemampuan ini!

Setelah kakek Li datang, setiap kata yang dikatakan oleh Li Beinian seolah memang sengaja untuk membuat kakek Li menjadi merasa bersalah dan melindunginya.

Tapi itu tidak akan terjadi.

Li Haoqin adalah anak kakek Li tentu saja dia mengetahui karakter ayahnya sendiri.

Tapi Li Beinian baru kembali 3 hari!

Bagaimana dia bisa begitu mengenal karakter kakek Li hanya dalam 3 hari? Terlebih lagi, Li Beinian seolah mengetahui keadaan keluarga Li, dia tidak terlihat seperti orang yang baru bertemu...

Menakutkan, apa semua ini hanya kebetulan saja?

Setelah memikirkan semua itu Li Haoqin hanya bisa menebak-nebak.

Kemudian Li Beinian tersenyum dan berkata, "Terima kasih kek!"

Melihat Li Beinian yang tersenyum membuat sorot mata kakek Li menjadi lebih lembut kemudian dia berkata, "Cepat keringkan rambutmu, jangan sampai masuk angin."

Ibu Li Kun tidak rela Li Beinian pergi begitu saja kemudian dia berkata, "Pa, dia sudah memukul Li Kun hingga seperti ini, setidaknya dia harus meminta maaf!"

Li Beinian yang mendengarnya kemudian memalingkan kepalanya dan melihat luka di wajah Li Kun, lalu dia menganggukkan kepala dan berkata, "Memang sepertinya cukup parah."

Li Kun menatap Li Beinian dengan wajah kesal menunggunya untuk meminta maaf.

Tidak peduli apapun yang terjadi, Li Kun sudah berencana untuk tidak akan memaafkan Li Beinian begitu saja!

Tapi siapa yang tahu Li Beinian malah mengangkat bahunya dan tanpa ketulusan berkata, "Kalau begitu maaf ya!"

avataravatar
Next chapter