9 [Bamboo Battle] Prolog

"Anabelle... sadarlah... kamu harus kuat! Jangan sampai termakan oleh kegelapan Raja Iblis!" Suara Jeff mulai mengembalikan kesadaraku.

Akuhirnya diriku dapat tanggap pada situasi yang terjadi saat ini. Aku dapat melihat bagaimana sang iblis dikepung oleh Greatlion dan Bardie. Mereka menyerang bergantian sehingga musuh kami tidak berkesempatan membalas.

Frustasi, Nidhogg, atau sang raja iblis generasi ke II mengeluarkan sebuah materi kegelapan. Energi berwarna kehitaman yang menelan segala sesuatu. Kekuatan jahat itu menuju kearah Bardie dengan kecepatan tinggi. Aku berusaha memperingatkannya namun tak satupun suara keluar dari mulutku.

"Bardie!!!" Teriak Jeff panik.

Segera saja Greatlion menghantam Bardie dengan punggung palunya sehingga tubuh penombak itu terlempar. Untungnya berkat tindakan pemimpin kami, dia berhasil menghindari kematian.

"Brengsek kau Greatlion.... Uhuk..." Tampaknya hantaman palu tetap membuatnya terluka, setidaknya ia berhasil menghindari kematian.

Memanfaatkan kesempatan ini sang raja iblis kembali mengeluarkan kekuatan yang sama, kali ini targetnya adalah Greatlion. Dalam sekejap sebuah anak panah menembus dadanya. Ternyata Jeff yang berlutut di sebelahku berhasil mencuri timing untuk menyerang.

Tidak sampai tiga detik, sebuah palu besar menghantam punggung raja iblis. Membuatnya kedua lututnya tersungkur. Berkali-kali Greatlion menghantamkan palunya tepat sasaran. Aku dapat melihat darah keluar dari mulutnya, luka-luka memar tampak di tubuh musuh terakhir kami. Tetapi aneh, sama sekali tidak ada emosi atau rasa sakit yang ditunjukkan olehnya.

"Nidhogg..." Mulutku mendadak memanggil namanya.

Sementara Bardie sudah siap dengan kuda-kuda jurusnya. Aku tahu benar apa yang hendak dia lakukan. Sebuah serangan yang menerjang menggunakan tombak. Kekuatan penuh menusuk langsung ke arah target. Lebih jelasnya, ini adalah akhir dari hidup sang raja iblis.

Aku tidak ingin terjadi.

"Tidak!!" Teriakku sambil memotong arah serangan Bardie.

Sayang serangan dari penombak itu tidak bisa dibatalkan. Sekali ia melontarkan kakinya, semua yang berada di depannya akan hancur seketika.

Mungkin ini akhir dari hidupku? Mengapa aku melindungi si raja iblis, musuh kami ini?

Semua terlihat bergerak lambat. Waktu terasa berhenti. Kemudian serihan dari ingatan yang kulihat barusan kembali muncul.

Akhirnya aku mengerti mengapa aku melakukan semua ini.

avataravatar
Next chapter