1 Awal Bertemu dengan Dia

Aku Pelita, kini usia ku 30, ya perempuan karir biasa. Ini adalah kisah cinta ku dengan seorang pria aneh yang entah sejak kapan ada di kehidupanku.

Mungkin sekitar dua belas tahun yang lalu, ketika diriku masih berada di bangku perkuliahan. Aku duduk di kelas yang sama dengannya. Memperhatikan dosen yang entah sedang bicara apa aku tidak peduli. Aku mengambil jurusan yang cukup sulit, ah semua jurusan punya kesulitan masing-masing. Tetapi awal kuliah sangat melelahkan. Aku terlalu lelah dengan kegiatan ospek, hingga rasanya ingin menikah saja. Mungkin ada seseorang yang baik hati dan mau menikahi ku.

Aku sudah bilang, aku berada di kelas yang sama dengan dia. Tidak pernah begitu dekat, kami hanya saling mengenal karena mengambil kelas yang sama. Aku tidak begitu baik dalam pelajaran, dan meminta bantuan pada siapapun yang dapat ku minta bantuan, termasuk dia. Sean namanya, anak yang kelihatan cukup pintar tetapi banyak diam. Tidak pernah memiliki banyak teman, tetapi sangat baik hati.

Aku yang bodoh ini diajarkannya tentang pelajaran hingga dapat mengerti. Terkadang aku menanyakan hal-hal bodoh di pelajaran dan ia tetap menjawab pertanyaan ku. Dia sangat baik.

Kami mulai intens berbicara, entah di kelas, di luar kelas, bahkan chat pribadi. Ah, aku benar-benar kagum karena dia sangat pintar dan mengerti banyak hal. Dia juga banyak bercanda denganku, mendengarkan curhatan ku, entah teman, entah dosen, atau bahkan hanya orang aneh yang membuatku kesal. Pendengar yang baik.

Teman-teman ku tidak banyak yang tahu kami berteman akrab. Entah sejak kapan aku mulai sedikit penasaran tentang Sean. Tidak banyak yang ku ketahui tentang dia. Bahkan hal-hal besar saja aku tidak tahu. Pernah aku bertanya,

"Sean, lo tuh kenapa kayanya banyak banget yang ditutupin ya dari gue?"

Jawabnya sangat mencurigakan,

"Karena kalau gue kasih tau semuanya, lo gak akan penasaran lagi sama gue dan gak mau temenan lagi sama gue"

Tetapi aku tidak begitu peduli. Semua orang punya hal yang ingin dia sembunyikan, begitu juga diriku.

Tidak banyak yang spesial tentang ku dan dia di awal pertemuan dan pertemanan kami. Tetapi ada satu hal yang entah dia ingat atau tidak, di hari pertama masuk kuliah, kami memakai kemeja berwarna sama. Salah satu temanku bilang, "Wah jodoh tuh Lit, warna baju aja samaan... Nanti kalau nikah undang-undang yaa..."

Mengingatnya kini aku sedikit tersenyum, entah mengapa mungkin itu awal aku mulai tertarik padanya.

avataravatar
Next chapter