11 Makan Siang

"Anda boleh memutuskan untuk memberiku informasimu atau tidak sesudahnya. Jadi, pertama, ini," kata Ryuzaki, menarik lipatan kertas dari saku jeans-nya. Ia memberikannya pada Misora, tanpa repot membukanya dulu. Misora mengambilnya, dan membukanya dengan ragu. . itu adalah teka-teki silang. Sebuah rangkaian kotak-kotak, dan petunjuk dalam huruf-huruf kecil. Misora memiliki firasat tentang benda apa ini.

"Ini adalah…"

"Oh? Kau tahu tentang itu?"

"Tidak… tidak secara langsung." ia tergagap, tidak yakin harus bagaimana harus bereaksi. Terlihat jelas bahwa ini adalah teka-teki silang yang sama dengan yang telah dikirim ke Kepolisian LA tanggal 22 Juli, tapi L mengatakan bahwa teka-teki yang asli sudah dibuang, jadi apakah ini salinan? Bagaimana pria ini… bagaimana Ryuzaki dapat berjalan-jalan dengan benda ini terlipat di kantongnya? Ketika ia berpikir dengan marah, Ryuzaki memandangnya dengan tatapan penuh penilaian. Seakan ia sedang menguji kemampuannya berdasarkan reaksinya…

"Biarkan saya menjelaskan. Bulan lalu, pada dua puluh dua Juli, teka-teki silang ini dikirimkan pada Kepolisian LA oleh pengirim yang tidak diketahui. Rupanya, tidak ada yang bisa memecahkannya, tapi jika anda bisa memecahkannya, teka-teki itu menunjukan alamat dari rumah ini. Dapat diduga bahwa ini adalah semacam peringatan dari pembunuh pada polisi dan masyarakat pada umumnya. Sebuah pernyataan perang, boleh dibilang."

"Begitu rupanya. Tapi tetap saja…"

Disamping apa yang sudah dikatakan L, sebagian dari dirinya sudah mengabaikan hal itu layaknya seperti teka-teki silang biasa, tapi sekarang ketika ia bisa melihat petunjuknya dengan mata kepala sendiri, teka-teki silang itu tampak sangat amat sulit. Petunjuknya tampak sangat melelahkan sehingga kebanyakan orang akan menyerah bahkan sebelum mencoba untuk memecahkan salah satunya. Tapi pria di seberangnya telah memecahkannya sendirian?

"Kau yakin jawabannya menunjukkan alamat ini?"

"Ya. Coba saja simpan dan pecahkan sendiri kalau anda ragu. Bagaimanapun, pembunuh yang mengirim peringatan biasanya mencari perhatian, kalau mereka tidak punya beberapa alasan lain yang lebih besar. Dan aspek Wara Ningyo dan ruang tertutup dari kasus cocok dengan kepribadian itu. Jadi kelihatannya banyak kemungkinan adanya pesan-pesan lain… atau sesuatu seperti pesan, ditinggalkan di tempat kejadian. Benar, kan, Misora?"

Kesimpulan yang sama dengan L.

Siapa pria ini?

Jika ia hanya menyatakan sesuatu seperti L, Misora dapat menyimpulkan bahwa ia mengatakannya berdasarkan percakapan yang ia dengar dari bawah kasur, tapi untuk benar-benar memiliki salinan dari teka-teki silang itu, sebuah teka-teki yang seharusnya hanya orang seperti L yang bisa dapatkan… Pertanyaan akan identitas Ryuzaki sekali lagi telah menjadi sangat penting untuknya.

"Permisi," kata Ryuzaki, meletakkan kedua kakinya di tanah dan mulai berjalan , masih membungkuk, ke dapur—seperti meluncur keluar ruangan untuk memberi Misora waktu untuk menenangkan diri. Ia membuka kulkas dengan gerakan terlatih, seakan ini adalah rumahnya sendiri, memasukkan tangannya ke dalam, dan mengeluarkan sebuah toples—dan kemudian meringkuk kembali ke sofa, meninggalkan pintu kulkas terbuka. Benda itu tampaknya setoples selai stroberi.

"Ada apa dengan selai itu?"

"Oh, ini milikku. Saya membawanya dan meletakkannya di sana untuk menjaganya agar tetap dingin. Sudah waktunya makan siang sekarang."

"Makan siang?"

Masuk akal bahwa tidak akan ada makanan di kulkas orang yang sudah mati dua minggu yang lalu, tapi makan siang? Misora sendiri menyukai selai, tapi ia tidak melihat roti sama sekali—dan tidak juga terlintas di pikirannya ketika Ryuzaki membuka tutupnya, memasukkan tangannya ke dalam, menyendok selai, dan mulai menjilatinya dari jarinya.

Naomi Misora menganga padanya.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Mmm? Ada masalah, Misora?"

"K-kau memiliki kebiasaan makan yang aneh."

"Benarkah? Menurutku tidak."

Ryuzaki menyendok segenggam lagi selai ke mulutnya.

"Saat saya mulai berpikir, saya mulai membutuhkan manisan. Jika saya ingin bekerja dengan baik, selai itu diperlukan. Gula bagus untuk otak."

"Hunh…"

Misora berpendapat bahwa otaknya perlu perhatian medis khusus lebih dari gula, tapi saat itu, ia tidak memiliki keberanian untuk berkata begitu. Bahasa tubuhnya mengingatkannya pada Pooh Bear, tapi Ryuzaki tidak kuning ataupun menggemaskan, dan tidak mirip beruang sama sekali, melainkan seorang pria tinggi dengan punggung bungkuk. Saat ia sudah memakan empat genggam penuh selai, ia meletakkan bibirnya langsung ke tepi toples seakan itu adalah secangkir teh dan menyeruput isinya dengan berisik. Dalam beberapa saat ia sudah menghabiskan seluruh toples.

avataravatar
Next chapter