2 Orang Pintar ?

"Assalamu'alaikum" ucap Meyess sambil mengetuk pintu.

"Meyess, kok gak serem sih?" Bisik Shapa kepada meyess

"Eh iya ya, biasanya tu klo di film film kan serem ya"

Shapa dan Meyess heran karena rumah dan juga halaman milik orang pintar ini tidak menakutkan. Meyess dan Shapa sering melihat di televisi jika rumah seorang peramal atau orang pintar sangat menyeramkan.

Di dalam rumahnya terdapat tengkorak yang akan memberikan nuansa seram. Banyak kain hitam, dan juga bunga mawar atau kantil terpajang di dalam. Namun saat ini, di rumah ini Shapa dan meyes hanya melihat tanaman bunga anggrek, dan kamboja yang terlihat di luar.

Ceklek...

Tiba tiba gagang pintu memutar, menandakan jika seseorang telah membukanya dari dalam. Nampaklah seorang pria paruh baya yang tengah berdiri di ambang pintu. Meyess dan Shapa menelan salivah nya. "Gak salah ni?" Bisik Shapa

Meyess yang di tanya hanya terdiam. Lalu ia tersenyum kepada pria di depannya itu. "Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pria paruh baya tersebut. "Silahkan masuk dek" lanjutnya mnyuru Shapa dan meyess masuk ke dalam.

Mereka berdua masuk. Shapa mendorong meyess agar Meyess yang masuk terlebih dahulu.

__

Di dalam tidak begitu buruk. Ruangan yang tidak terlalu luas, dindingnya di beri cat warna putih dan di padukan warna ungu di bagian bawahnya. Soffa yang berwarna coklat, dan di beri hiasan bunga di atas meja.

Tidak buruk kan? Tidak menakutkan. Shapa dan meyess bernapas lega. Mereka pikir pria tua itu akan memakai pakaian berwarna serba hitam, seperti yang ada di televisi yang sering mereka lihat. Namun ternyata tidak seperti itu.

Pria paruh baya di depannya ini menggunakan sepatu skets, baju olah raga, dan celana trining. Baju dan sepatu yang ia kenakan pun tidak senada. Baju dan celananya berwarna putih di tambahkan warna hijau. Jika sepatunya? Sepatunya berwarna abu dan ada warna biru sedikit di bagian kiri sepatu.

"Jadi?" Tanya Pria paruh baya itu dengan senyuman.

"Jadi gini pak, saya itu pengen banget bisa lihat mbak kunti. Bapak bisa kan bikin saya lihat mbak kunti?"

"Oh begitu ya. Caranya mudah kok. Kamu tinggal baca ayat ini"

---

"Woi gilak ya, ternyata gak seserem apa yang gue kira" ucap Shapa girang

"Iya juga ya. Jadi selama ini kita di bohongin sama tv dong" jawab Meyes kagett. "Ternyata reallita lebih bagus ya" lanjutnya.

"So? Itu mau lo apain?" Tanya Shapa. Banyak pertanyaan yang berlari lari di kepala Shapa. Ia bingung mengapa di berikan ayat? Mengapa tidak di berikan minyak? Dan tidak ada mangkuk yang ada air di dalamnya? Mengapa serprti itu ya? Hm author gak tahu:v

"Gue baca. Trs pasti besok nya gue bisa lihat. Amin" jawab Meyess seraya mengusapkan kedua telapk tangannya ke wajah.

---

Malam pun tiba. Meyess sudah bersiap. Ia sudah mempersiapkan dupa, dan ayat tersebut di depannya. Meyess membaca ayat tersebut selama beberapa kali. Setelah nya ia pun mengantuk. "Gue pasti bisaaa yakin deh" ucapnya kepada dirinya sendiri.

Meyes beranjak dari tempat tidurnya. Ia membuang dupa dan juga ayat tersebut di tong sampah. Lalu ia kembali naik ke atas tempat tidur. Mematikan lampu tidurnya dan tidur.

---

Bulan berganti menjadi matahari. Dunia kembali menjadi terang, cuaca hari imi sangatlah cerah. Awan putih sudah berbaris rapi di atas langit. Langit pun sudah mempersiapkan warna birunya untuk menyapa para manusia di bawahnya.

Sinar matahari merembet ke arah mata meyess berada. Matanya mengerjap ngerjap, tangan sebelah kirinya menutupi matanya yang terkena sinar tersebut. Kemudian ia mengerjap ngerjapkan matanya kembali.

Di tatapnya seorang wanita paruh baya di depannya yang sudah memegang air di sana. Meyess spontan langsung duduk di atas kasurnya. "Iya ma iya. Meyess udah bangun" ucapnya. Matanya masih terpejam di sana.

"Cepet mandi!!!" Teriak ibunya.

Meyesa yang mendengar pun langsung lari dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya itu. Namun, ia tidak mandi. Ia masih duduk di sana.

"Mey!! Udah jam setengah enam!!" Teriak ibu Meyess saat tidak mendengar suara air di sana.

Mata Meyess melotot karena jam sudah tertuju tepat setengah 6. Meyess membuka keran air. Ia langsung mencuci muka dan menggosok giginya. Tidak mandi. Inilah kebiasaan Meyess. Ia tidak akan mandi jika pagi hari seperti ini. Meyess akan mandi jika dia ingin keramas atau akan pergi bersama Shapa.

Terkadang Meyess juga tidak mandi saat akan pergi bersama keluarganya dan juga Shapa. Kata Meyess kita harus hemat air untuk generasi mendatang. Begitu katanya waktu shapa bertanya kenapa ia tidak mandi.

Meyess keluar dari dalam toilet. Ia masih mengenakan pakaian tidurnya. Ia langsung mengganti pakaian tidurnya dengan seragam sekolah miliknya. Seragam berwarna putih abu abu dan tak lupa almamater miliknya.

---

10 menit waktu yang meyess butuhkan hanya untuk mandi, ganti baju, mencepol rambut, dan juga merapikan buku miliknya. Ini adalah waktu yang sangat lama bagi meyess. Karena biasanha Meyess memerlukan waktu 5 sampai 7 menit saja. Meyess langsung keluar dari kamarnya, menuruni tangga, dan siap berangkat sekolah.

"Bang!!!!" Teriak Meyess

"He apa sih triak triak?" Ucap ibu Meyess.

"Bang Yoga mana mah?"

"Kamu mau kemana?"

"Sekolah lah mah. Gimana sih"

"Liat jamnya!!"

"Lah iya baru jam 05.40" jawab Meyess tersenyum kikuk

"Makan gih! Mama udah buat nasi goreng"

Mendengar nasi goreng, Meyess langsung berlari ke arah meja makan. Ia mengambil piring, menuangkan nasi goreng di atasnya dan tak lupa juga ia meletakan sosis di atas nasinya.

Meyess memakan nasi goreng itu dengan lahab. Tak lama kemudian abang nya dan juga ke dua adiknya ikut duduk di meja makan. Mereka juga memakan nasi goreng tersebut.

____

Selesai sarapan pagi, Meyess berangkat sekolah bersama abngnya. Ia masih diantar karena Meyess masih tidak di izinkan menggunakan motor sendiri untuk pergi ke sekolah. Karena pernah ketika Meyess pulang dari sekolahnya, ia menggunakan motornya tanpa menggunakan helm

Hanya menggunakan jaket, dan juga sarung tangan. Meyess tak sengaja menabrak seorang pria paruh baya. Meyess terjatuh, motornya rusak, telapak tangannya yang sebelah kiri robek. Dan seluruh badannya terasa sakit.

Sejak saat itulah Meyess tidak di perbolehkan mengendarai motor kembali. Dan Meyess tidak akan melupaka kalimat yang pernah di ucapkan pria paruh baya itu. Pria paruh baya itu pernah mengatakan "udah punya pacar belum? Klo belum pacaran sama saya aja. Semuanya bakalan selesai saya gak lapor ke polisi" begitu kata pria paruh baya tersebut.

Meyess yang merasa geli, dan jijik menjawab "bapak klo mau lapor ya silahkan saya gak takut kok. Malah lebih enak di penjara" jawab Meyess. Dan dari situ pria paruh baya itu bungkam seketika.

Uda uda selesai ceritanya back to the topic.

---

Sesampainya di sekolah. Meyess mencium tangan abangnya, dan mengatakan "Mey balik jam 3 nanti bang. Jangan sampe telat!!" Ucapnya

Bang Yoga hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Meyess di sana. Meyess langsung masuk ke dalam sekolahnya yang masih sepi itu. Meyess sudah menjadi langganan untuk menjadi the first. Meyess tidak terlalu suka datang siang siang. Karena Meyess selalu pusing jika melihat banyak siswa siswi di sekolah.

Meyess tidak langsung memasuki kelasnya ia berjalan menaiki tangga sekolah. Meyess duduk di balkon kelas X PARIWISATA. Meyess menunggu Shapa di sana.

---

"Meyess!!!" Teriak seorang gadis yang sedang berlari ke arah meyess.

Shapa. Shapa tengah berlari ke arah Meyess. Meyess yang mendengar namanya di panggil pun melihat ke arah dimana suara itu berasal. Dan di lihatnya Shapa yang sedang berlari. Meyess tersenyum melihat Shapa di sana.

"Jadi gimana?"

"Apanya gimana?"

"Ih itunya si ayatnya gimana?"

Meyess menggelengkan kepalanya. "Gue gak liat apa apa tu hari ini" jawab meyess lesu.

Meyess sudah yakin jika ia akan bisa melihat mereka pagi ini. Tapi ternyata dugaannya salah. Meyess tidak melihat apapun itu. Meyess melihat seperti biasa tidak seperti yang ia pikirkan.

"Yauda sabar ya" shapa menepuk bahu Meyess. "Kuy masuk kelas!!" Ajak nya.

avataravatar
Next chapter