1 Terpaksa Jadian

Dara menepok jidat saat menyadari bahwa dia lupa membawa topi, cewek ini seketika panik 10 menit lagi upacara akan dimulai.

Tergesa-gesa mendatangi teman-teman sekelasnya untuk memijam topi, siapa tahu ada yang mempunyai topi cadangan dan hasilmya nihil.

Tak ada seorangpun siswa mempunyai topi cadangan.

Fakta ini membuat Dara makin panik juga stres.

Sudah peraturan mutlak bagi siapapun siswa-siswi tidak memakai dasi dan topi maka akan disuruh berdiri di dekat jejeran guru-guru, Setelah upacara selesai maka harus lari 10 putaran dan membantu tukang bersih-bersih sekolah dalam melaksanakan tugas.

Waktu tinggal 5 menit menjelang upacara bendera.

Dara tak ada pilihan lain selain pasrah menerima nasib apes, tapi tiba-tiba Dira cowok yang terkenal misterius, aneh dan anti sosial datang menghampiri Dara

"Gue bisa pinjemin lo topi tapi ada syaratnya." Dira membuka tas mengeluarkan topi, mengibaskan benda itu.

"Oke...Syaratnya apaan?" Dara langsung setuju, tak ada waktu untuk mempertinbangkan tawaran dalam masa genting seperti ini.

Dira membetulkan posisi topinya.

"lo jadi pacar gue, Gimana?" Tanpa sungkan Dira memberitahukan syarat mutlak pada cewek didepannya ini.

Tentu saja persyaratan ini bikin Dara syok, siapa juga yang mau berpacaran sama cowok aneh kayak Dira?

Selama setahun lebih sekelas dengan cowok itu, mereka tak pernah berbicara hanya menyapa sesekali.

"Gue nolak." Dara langsung menjawab sambil melotot.

"Yaudah, gue cabut dulu ya. Btw..Gue denger hari ini siapapun yang nggak make atribut lengkap pas upacara bendera bakal kena sangsi berat yaitu nggak boleh ikut mata pelajaran pertama sampai jam istirahat. Hari ini kan bakal ada ulangan Matematika, lo tahu kan nggak ada ulangan susulan. Bisa-bisa lo dapat nilai D atau E."

Shit.....Dara langsung ingat bahwa hari ini memang akan diadakan ulangan MTK dan Pak Mail paling anti ngasih ulangan susulan.

Dara gak mungkin gak ikut ulangan.

Bell berbunyi tanda upacara sudah dimulai.

Saat Dira baru saja dua langkah berjalan keluar kelas sambil membawa topi.

"Tunggu, oke gue setuju." akhirnya Dara menyerah.

Menahan pergelangan tangan Dira agar tidak pergi.

"Good." Dira melepaskan gengaman tangan Dara.

Memberikan topi miliknya pada Dara lalu pergi begitu saja.

Sikap cowok biasa saja, tak ada raut kesenangan karena berhasil memaksakan kehendaknya.

"Dasar cowok aneh super nyebelin!."

-

-

-

Selesai upacara semua siswa-siswi masuk ke kelas masing-masing, kelas kembali ramai.

Dara merasa lega karena terbebas dari hukuman tapi disisi lain dia merasa dongkol karena dipaksa berpacaran dengan cowok aneh macam Dira.

Pak Mail masuk ke dalam kelas dan menyebutkan nilai tertinggi ulangan MTK dan Dira kembali untuk kesekian kali mendapatkan nilai tertinggi.

Harus diakui Dira adalah maskot kebanggan sekolah, cowok itu selalu berhasil mengharumkan nama sekolah dengan menyumbang banyak piala juga penghargaan.

Semua murid bertepuk tangan, megucapkan kata "SELAMAT" tapi tidak dengan Dara.

Pak Mail membagi dua macam soal ulangan dan seperti biasa dibagi dua sesi, ulangan pertama akan diimutima murid dengan absen nomor 1 sampai 10 , dan sesi dua abden no 11 sampai 20.

Ya setiap kelas di SMA Petron berisi 20 murid.

10 murid cewek dan 10 murid cowok.

Dan mereka duduk campur, cewek-cowok.

Semua murid mengerjakan soal ulangan dengan grasak-grusuk mencoba mencari celah menyontek tapi aman kecuali Dira, cowok itu tampak santai.

Dira malah terlihat santai...

Tak butuh waktu lama, dia berhasil menjawab semua soal.

Pak Mail tak merasa heran.

Alhirnya sesi pertama selesai dan diganti sesi kedua.

"Gila ya soal MTK bikin kepala puyeng, Heran gue kok Dira gampang banget ngerjain tuh soal-soal?" kata Gendi setelah memberikan kertas ulangannya dan berkumpul bersama teman-temannya di pojokan.

Helmi setuju apa yang dikatakan oleh Gendi.

"Gue suka kepo apa isi otak si Dira, kok gampang banget ngerjain soal-soal setiap ulangan."

Fera yang merupakan teman sebangku Dira juga bingung, tuh cowok bahkan gak pernah serius dengerin apa yang para guru jelaskan tapi kok bisa ya masuk ke otaknya dengan sempurna?

Fera menguncir rambutnya. "Iya, Gue juga sering bertanya kok bisa ya Dira otaknya encer banget?Kayaknya turunan ortu dia deh."

Dara yang sejak tadi hanya mendengarkan akhirnya ikut nimbrung.

"Guys, Kalian nyadar nggak si Dira tuh nggak pernah mau bergaul sama siapapun, penuh misteri dan anti sosial."

Helmi langsung menamggapi ucapan Dara . "Gue si sebenarnya nyadar akan hal itu tapi nggak mau ambil pusing, Selama sikapnya nggak ngerugiin kita it's okay. Ya gue percaya dibalik tingkah seseorang pasti ada historinya."

Dan merekapun setuju...

-

-

-

"Non, ada cowok nyariin." ujar Bi ema, Dara bingung siapa cowok yang datang malming gini.

Dara berganti pakaian dan turun menemui tamu yang dimkasud.

Kedua mata Dara terbelalak ternyata itu adalah Dira.

Cowok itu tersenyum saat melihat Dara datang menghampiri.

Berhenti tepat di samping cowok itu.

"Kok lo tahu alamat gue?" Kata Dara bingung, saat mendapatkan Dira tengah duduk manis diteras.

"Sebelum gue jawab, gue minta minum dulu. Haus nih."cowok itu mengelus tenggorakan disertai raut kehausan.

Dara meminta Bi ema untuk membawa minuman juga cemilan.

Dara jadi takut jangan-jangan Dira diam-diam suka stalking dirinya.

"Jawab pertanyaan gue." Dara melotot, duduk disamping cowok keren itu.

Iya secara penampilan dan tampang siapa cewek yang gak naksir Dira, dia tinggi,tubuhnya tegap dan kulitnya putih bersi.

Mukanya juga ganteng kayak pemain sinetron atau films.

"Lo lupa dulu kan gue pernah anterin lo balik, wajar si lo lupa udah lama juga."

Dara menepuk jidat.

Astaga...

Dara baru ingat bahwa dulu saat awal masuk sekolah , cowok itu memang sempat sekali menganternya karena saat itu Dara pulang sekolah.

Naas karena ternyata Dara menjadi korban palak dua orang preman berbadan kekar juga bertampang menyeramkan alhasil daripada terjadi hal buruk maka Dara pasrah menyerahkan tas dan dia pun tak ada uang sama sekali.

Hp dan uangnya berada dalam tas..

Tapi tiba-tiba ada motor berhenti di depannya, si pengendara motor menawarkan tumpangan mengantar balik.

Dara awalnya menolak karena takut akan jadi korban pemerkosaan, penculikan atau mungkin pembunuhan tapi setelah si pengendara membuka helm full face-nya ternyata itu Dira.

Mengetahui bahwa orang itu adalah Dira maka Dara setuju, dan mengucapkan terimakasih.

Besok harinya Dara mau mentraktir Dira sebagai ucapan terimakasih sekaligus ingin menjalin pertemanan tapi Dira bersikap dingin.

Bahkan menunjukan sikap tidak suka karena Dara sok akrab lalu berbicara ketus agar Dara jangan dekat-dekat dengannya.

Sejak itu Dara gak minat untuk menyapa apalagi menjalin pertemanan.

"Terus ngapain lo datang ke sini?" Kata Dara jutek.

Dira tersenyum. "Mau ngajak lo malmingan. Lo lupa sekarang kita pacaran dan gue mau ngajak lo kencan."

Sekali lagi Dara memukul jidat...

Iya hari ini hari sabtu...

Dan dia sudah setuju kalo mereka berpacaran...

Tbc

avataravatar
Next chapter