"Jadi cewek yang lo bilang cantik itu, Dania?."
Fayez memalingkan wajah ke arah lain. "Gak. Emang dia cantik dari mana?," tanyanya dibarengi dengan senyum sinis meremehkan.
"Masa? Bukannya tadi lo bilanh kalau cewek itu cantik?," sela Samudera seakan mendesak Fayez untuk mengaku.
"Emang gue ada sebut nama Dania?."
"Ya enggak, sih. Tapi kan pas lo bilang gitu, bersamaan dengan masuknya Dania ke cafe ini," sahut Galang.
Fayez tak menyahuti lagi. Retina matanya hanya mencoba mencari keberadaan Dania dan tepat! Ia menemukan gadis itu beserta kedua orang tuanya tengah duduk di meja paling ujung.
"Kita mau balik kapan?," tanya Agus yang sepertinya sudah kekenyangan.
"Nanti, lah. Ini masih sore," jawab Galang.
"Yez, lo gak mau pulang? Emang nyokap lo gak nyariin?."
"Gak." Fayez menjawab pertanyaan Samudera dengan singkat.
Sejujurnya ia tak ingin kehilangan jejak Dania malam ini. Dan apa yang dikatakan oleh teman-temannya sepenuhnya benar. Kalau Dania sangat cantik malam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com