"Akhirnya kita sampai juga di sekolah!" seru Dania sembari meregangkan otot pinggangnya.
"Kok kamu seneng gitu? Apa karena kamu nggak mau lama-lama meluk aku di atas motor?"
Bibir Dania bergerak mencibir. "Dasar sensi! Lagian aku tuh pegel tau, kalau naik motor kamu. Udah joknya sempit, terus tinggi juga. Pinggang aku hampir encok!"
"Emang kamu sukanya motor yang kayak gimana? Bukannya para cewek lebih suka motor gede kayak gini?"
"Tapi aku nggak, ya. Apaan motor kayak gini! Kamu pengen aku meluk kamu sambil nungging? Terus nanti di belakang ada yang liat? Kamu rela bagi-bagi?"
Fayez menyentil kening Dania sembari mendekatkan wajahnya. "Besok aku ganti motor" ucapnya membuat bola mata Dania terbuka lebar.
"B-Bukannya motor kamu cuma satu?"
"Untuk sekarang iya. Mungkin besok nambah jadi dua." Fayez kemudian mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. "Halo. Belikan saya motor sekarang!"
What the hell? Napas Dania sampai tercekat di ujung tenggorokannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com