1 Nightmare

Di pegunungan yang tinggi, berdirilah sebuah istana yang megah dimana dinding - dindingnya terbuat dari granit serta lantai marmer yang membentang luas ke seluruh penjuru, jangan lupakan pilar – pilar kokoh yang menjulang tinggi menjangkau ornament atap. Terdapat tiga ratus lima puluh sembilan ruang dan satu ballroom yang menjadi central kegiatan di istana itu. Jika kita berjalan keluar, kita dapat melihat hamparan maze rumput dan ladang bunga. Menuruni pegunungan, terhampar perkebunan teh dan stroberi, dan rumput-rumput liar.

Penduduk desa di lereng pegunungan menggantungkan hidupnya pada hasil perkebunan. Mendedikasikan pada berbagai pekerjaan yang tersedia di istana. Mereka sangat menghormati keluarga istana yang mereka anggap sebagai pusat politik, hukum dan ekonomi bagi penduduk lereng pegunungan. Mereka hidup tentram di dalam kedamaian dan kepercayaan.

.

.

.

"Huft…huft…huft,,," seorang penjaga berlari dengan tergesa-gesa memasuki istana, seorang kepala pelayan menghentikannya,

"Bernapaslah, ada apa denganmu?"

"Tuan…aku harus memberitahu tuan…tuan muda," penjaga itu terbata-bata.

"Tuan muda???" kepala pelayan terkejut.

"Benar, mereka* telah menemukan tuan muda… dan sekarang Frederick* sedang dalam perjalanan membawanya kembali…"

"kita harus cepat-cepat memberitahu tuan besar…." Teriak kepala pelayan bersemangat. Beliau berlari menuju ruang kerja tuan besar dan memberikan kabar gembira ini. Tuan muda Radley, akan segera pulang. Putra pertama, pewaris dan harapan Istana Emerald.

***

"kamu akan pergi?"

"ya, ayahku mencariku…"

"apakah kita akan bertemu lagi? bagaimana kalau kamu melupakanku? Apakah kita akan menjadi orang asing? Apakah kamu tidak ingin berteman denganku, karena aku ceroboh? Karena aku sering sekali lupa…kakak, apa kamu akan memarahiku jika aku sering melupakan sesuatu?"

"hei…berhenti dulu. Ambil napas!" anak laki-laki bermata biru itu mencoba menenangkan gadis disampingnya. Gadis itu menuruti kata-katanya. "Tenang saja. Aku akan kembali. Kalau kamu lupa, aku akan mengingatkanmu kembali. Mengerti?"

Anak itu menangkupkan kedua telapak tangannya pada pipi sang gadis dan menatapnya lekat. Aku akan kembali!"

.

.

.

20 tahun kemudian

"Areeeeeee….."

"kakaaaaaaaaaaaaaa..k…." DOOOOORRRRRRRRRRRRRR!!!!

Kedua matanya membelalak dan seluruh tubuhnya membeku, sang gadis berdiri dua langkah di depannya sambil membentangkan kedua tangan kecilnya. Jarak yang cukup untuk dapat membuat keduanya saling bertatap. Sang gadis tersenyum kepadanya, senyum tanpa dosa yang sialnya membuat hatinya tenang. Kepalanya kosong, ia sangat mengantuk. Sial…sial…

GASPPP,

Pria itu terbangun dengan kasar. Ia terduduk di tempat tidur dengan keringat dingin yang mengucur dipelipisnya. Dilihatnya sekeliling ruangan yang gelap. Ia mengusap wajahnya dan beranjak dari tempat tidur melangkah menuju kamar mandi. Ia menatap bayangannya di cermin.

"Little bun*," bisiknya serak.

Ia menyiram wajahnya menggunakan air wastafel kemudian keluar dan menutup pintu kamar mandi.

Aku akan terus mengingatmu, aku akan mengingatmu. Aku harus menemukanmu kembali bagaimanapun caranya. Aku tidak akan melepaskanmu lagi. Tidak apa jika kamu sudah melupakanku. Aku akan mengingatkanmu kembali. Mengingatkanmu akan janji kita, hanya antara kita.

*

mereka : para prajurit

Frederick : kepala prajurit

Little bun : roti kecil--Indonesia : panggilan sayang untuk seseorang

avataravatar
Next chapter