webnovel

Ulang Tahun Klan

Hari perayaan.

Suasana lembah JieTai begitu marak.

Ornamen berwarna putih dan keemasan dengan lambang keluarga Jie yakni Bangau putih memenuhi aula dan sekitarnya, umbul-umbul tinggi berkibar dengan mantap menunjukkan kekuasaannya yang bertahan selama ratusan tahun.

Lembah JieTai atau keluarga besar Jie adalah penguasa Jiang hu yang tak diragukan lagi nama besarnya, beberapa generasi sebelumnya ikut membangun negeri hingga menjadikan era Tang menjadi penguasa di negeri yang makmur itu. Bukan rahasia lagi beberapa keluarga sebelumnya bisa menjadi penguasa seandainya lembah JieTai tidak memilih mundur dan kembali ke Jiang hu, dunia yang mereka kenal ketimbang menjadi pejabat istana.

Kekayaan keluarga tersebut berasal dari beberapa usaha besar seperti ekspedisi dan beberapa rumah penginapan besar yang tersebar seantero negeri, siapa yang tidak mengenal keluarga Jie, setiap umbul-umbul mereka lewat di manapun yang terdengar adalah decak kagum betapa keluarga besar itu tetap menjadi kedermawanannya sikap rendah hati dan membantu siapa saja, bahkan hingga pekerja dengan pangkat paling kecil di klan.

Tapi ulang tahun klan bukan dibuka untuk umum, sayangnya hanya kalangan tertentu yang diundang, termasuk rombongan pejabat istana, beberapa pangeran dan putri, tamu dari negara tetangga dan penguasa di Jiang Hu.

FeiEr berdiri di depan ranjangnya, selesai mengenakan pakaian berwarna dominan putih dengan list emas dan biru tua andalannya, rambutnya yang hitam panjang hingga ke bawah pinggangnya dihiasi pita biru dengan taburan serbuk emas yang mewah, ia siap menjadi tuan muda hari itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, dan hari ini akan sangat melelahkan, tahun lalu ia dan sepupunya putra mahkota bahkan harus basah-basahan karena terjatuh di kolam belakang saat mereka mabuk, sungguh parah, ia sedikit lega karena katanya putra mahkota tidak bisa hadir tahun ini, sungguh berita yang sangat bagus.

San Tu mendekat sambil membawa pedang FeiEr.

"Tuan muda sudah siap? Anda sangat menawan sekali, kali ini Yang Mulia Tuan Putri pasti akan kewalahan lagi menerima pinangan mantu"

FeiEr melirik San Tu dengan mata tajam,

"Tidak ada kerjaan, perayaan kok sempat-sempat menawarkan menantu, apa kau sudah lihat HongEr, dia di mana?"

San Tu menggaruk kepalanya.

"Tuan muda seperti tidak tahu saja, saat perayaan seperti ini Tuan Muda HongEr sudah pasti paling sibuk, tuan putri sudah mem-bookingnya sejak pagi"

FeiEr bergerak ke pintu, pemuda tampan tinggi dan gagah itu memiliki penampilan yang tiada taranya, sangat sempurna.

"Ibunda ini benar-benar, ayahanda juga kenapa tidak mencegahnya sih, HongEr itu sudah besar kalau terus begini orang akan menganggapnya aneh khan"

San Tu hanya mengikuti tuan mudanya keluar bungalow Rusa, bungalow yang berada tepat di sebelah bungalow milik HongEr, sudah pasti HongEr tidak ada di tempatnya sekarang.

"Ayo kita ke depan" seru FeiEr.

San Tu mengangguk.

"Siap tuan muda!"

*-*-*-*-

Tamu undangan berdatangan.

Pejabat negara dengan pakaian kebesaran mereka, tamu dari luar negeri, BaiHu dan ajudannya Lu Wang berdiri menyambut dengan wajah tersenyum lebar.

"Silahkan masuk semua, sungguh suatu kehormatan para petinggi yang sangat sibuk masih menyempatkan waktunya untuk datang, silahkan masuk"

Acara ulang tahun klan juga bukan hanya diisi oleh jamuan makan dan tari saja, tapi ada juga pertunjukkan seni beladiri hingga pelelangan senjata yang unik, beberapa barang unik dan langka, bertukar pendapat hingga ilmu, acara yang akan terus berlanjut hingga matahari tenggelam, beberapa tamu yang hendak menginap bahkan sudah disediakan kamar yang sangat nyaman.

TangYuan masuk ke aula, beberapa pejabat istana masih sempat berdiri dan memberi hormat padanya saat ia lewat,

"Yang Mulia"

TangYuan mengibaskan sapu tangannya sambil tersenyum lebar, ia tampil sangat cantik dengan gaun lebar berwarna putih dan list merah bertabur serbuk emas, dandanan rambut yang tinggi, pita emas yang mengikat bagian bawahnya dengan tusuk rambut giok pemberian ayahandanya, tentu saja ada juga pemberian dari suaminya tercinta, ia tampil sangat bersinar.

Di belakangnya ada Er Niang, tangan kanannya, wanita berusia lima puluhan yang mengikuti putri sejak ia kecil dan kini menjadi kepala pelayan di lembah JieTai, ia mengarahkan para gadis cantik yang berdiri berjajar dengan membawakan nampan makanan di belakangnya, seketika aula yang begitu besar itu dipenuhi gadis-gadis muda dan cantik berpakaian merah dan emas.

FeiEr yang berdiri di depan pintu di antara beberapa tamu lainnya menengokkan kepalanya, ia mencari seseorang yang pasti ada di antara para gadis itu.

FeiEr mengerutkan dahinya, ia menemukan HongEr juga, tidak sulit menemukannya, pemuda itu walau bagaimanapun adalah gadis paling tinggi di antara lainnya, tentu saja juga karena rambutnya yang berwarna merah.

HongEr terlihat sangat cantik, hiasan mata berwarna merah dan emas, bibir merekah berwarna merah basah, rambutnya yang ikal panjang dibiarkan terurai hingga ke belakang pinggangnya yang ramping, kalau bukan FeiEr sangat mengenal HongEr ia akan salah mengenali pemuda itu sebagai anak gadis lainnya.

FeiEr melambaikan tangannya meminta agar HongEr mendekat, tapi HongEr menggelengkan kepalanya, ia sedang bekerja saat ini.

"Ich dia itu" gerutu FeiEr.

HongEr berhenti di depan seorang pria muda yang tak berhenti melihatnya sejak tadi.

Ia KaiLe, yang tak lain pangeran muda dari negeri Hua, wajahnya tampan senyum yang sangat manis pakaiannya berlapis emas ciri khas negara Hua yang terkenal akan penghasilan utamanya, emas.

Rambutnya ikal hitam, diikat tinggi dengan mahkota kecil berwarna emas lambang negara Hua, ia terus melihat wajah HongEr hingga tangannya luput memegang cangkir yang disodorkan HongEr, tanpa sengaja cangkir itu jatuh dan airnya menetes membasahi pakaian bawahnya, KaiLe berdiri dengan cepat.

"Oh maaf Yang Mulia maafkan kelalaian hamba" HongEr menurunkan tubuhnya membersihkan air yang kini sudah membasahi pakaian KaiLe.

Pangeran muda itu melambaikan tangannya, ia tersenyum dan tahu kalau ia yang telah salah karena lalai tadi.

"Tidak apa I ini salahku juga, he tidak apa-apa hanya basah"

"HongEr!" Seru FeiEr

HongEr yang masih sibuk membersihkan pakaian KaiLe menoleh karena FeiEr memanggilnya begitu keras.

Wajah Fei menahan marah, ia bisa meledak marah kalau HongEr tidak segera mendekatinya.

"Aduh kak Fei ini"

HongEr meminta bantuan seorang gadis lainnya agar menggantikannya membersihkan pakaian KaiLe, ia tahu ia tidak bisa tidak menghiraukan FeiEr, kakaknya itu emosian.

"Kakak ini, tidak lihat aku sedang bekerja yah?"

FeiEr sempat menjewer telinga HongEr gemas.

"Ih kau ini, kau ini tuan muda buat apa melakukan pekerjaan seperti pelayan begitu, Ibunda sudah keterlaluan, ayo ganti pakaianmu"

FeiEr menggandeng tangan HongEr, tapi HongEr melepaskannya pelan.

"Tidak bisa kak ibunda sudah menyiapkannya sejak lama, kak Fei sabar ini juga cuma sementara"

KaiLe duduk kembali di tempatnya, ia mengangkat tangannya membiarkan pelayan muda yang membersihkan pakaiannya untuk berhenti.

Ia tak berhenti melihat HongEr dan FeiEr dari tempatnya, entah apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya pemuda bertampang galak itu memaksa gadis muda itu, sungguh tidak sopan, pikirnya sambil menggelengkan kepalanya, ia bersiap untuk mendekat dan ikut campur seandainya dua tuan rumah tidak berhenti di depan mejanya.

"Yang Mulia Pangeran Kai, sungguh suatu kehormatan pangeran bisa berkunjung tahun ini" sapa BaiHu memberi hormat pada tamu mudanya, ia didampingi TangYuan menyambut tamu secara pribadi satu persatu.

KaiLe berdiri dan membalas hormat.

"Maafkan karena beberapa kali tidak bisa menghadiri undangan anda, kebetulan tahun ini tidak ada hal mendesak di kerajaan hingga bisa mengunjungi kediaman Jie yang begitu indah ini"

KaiLe datang dengan pengawal pribadinya Tao yang berdiri tak jauh di sampingnya, walau menghormati orang di depannya tapi sesekali KaiLe masih sempat melirik ke arah FeiEr dan HongEr yang masih sibuk berdebat.

TangYuan menyadari kemana arah mata pangeran muda itu melihat, ia segera mengalihkan perhatiannya.

"Oh yah silahkan nikmati makanan pembukanya, Yang Mulia akan menyukainya, semua makanan ini disiapkan khusus oleh para koki pilihan, bahkan baginda Kaisar menyukai masakan mereka, silahkan dinikmati, eh maaf hamba akan ke sana sebentar yah"

TangYuan permisi, ia harus segera mendekati FeiEr dan HongEr yang sepertinya masih sibuk berdebat hingga mengundang perhatian orang, bahkan pangeran muda ini.

"Kami sudah menyiapkan kamar untuk Yang Mulia dan lainnya di bungalow Elang, mohon kesediaan anda membiarkan kami melayani anda dengan sebaik-baiknya" ujar BaiHu.

KaiLe menggelengkan kepalanya.

"Oh tidak-tidak, ini sungguh sangat berlebihan, hamba pasti akan menikmati semuanya dengan baik setelah senior Jie dan yang Mulia Tuan Putri khusus menyediakan semuanya, sungguh suatu kehormatan yang luar biasa"

+_+_+_+_+_+_+

Next chapter