webnovel

Remedial

Panas matahari membuat Bintang tak betah menunggu di halte Bus. Hari Senin ini ia tak mau membawa mobil merah mini keluaran terbaru di tahun modern ini. Ia ingin naik Bus karena sudah janjian dengan Alea sahabatnya.

Bus nomor 10 jalur sekolah Mars ini sudah tepat berada di depan Bintang. Ia tersenyum melihat Alea yang melambaikan tangannya. Tak berlama-lama ia masuk kedalam Bus dan berjalan menuju kursi disamping Alea.

"Alea Qilya sudah memberikan tempat duduk untuk sang Puteri Bintang Kara Anandito, silahkan…"

Bintang menepuk pundak Alea, "Apaan sih…"

"Sakit tahu, Bi."

"Berlebihan."

Bintang mengeluarkan kotak makanan yang sudah disiapkan ibunya sebelum berangkat sekolah karena dia tidak sarapan dirumah, alasannya takut ketinggalan Bus karena dia sedang tidak mau membawa mobilnya.

"Mau Al?"

"Udah sarapan di rumah… gue gak kayak lo yang suka kesiangan bangun yah Bi."

"Kalau gak mau, gak usah bilang gitu juga."

Alea tertawa melihat kerlingan mata Bintang.

Dua puluh menit di jalan menuju halte sekolah tak terasa, sarapan Bintang pun sudah habis sebelum lima menit sampai. Sebelum keluar Bus, peraturannya harus mengantri sesuai nomor kursi, kalau tidak akan mendapat denda.

Gerbang besar itu terbuka lebar, ada tiang tiang pembatas, antara pejalan, yang membawa kendaraan roda dua dan roda empat.

"Bi… ada Elang. Gue duluan gak papa kan?" ucap Alea sambil senyum-senyum.

Bintang menghela napas, "Sana… jauh jauh dari gue!"

"Ye… yaudah!"

Selalu seperti itu, Bintang sudah biasa dengan sikap Alea begitupun Alea tahu sikap Bintang, keduanya tidak pernah tersinggung ataupun bertengkar karena sikap atau sifat dari masing masing. Mereka sudah sama-sama tahu.

"Bi… Lo disuruh ke lapangan sama Pak Karim," titah Arumi yang tiba-tiba berada di hadapan Bintang.

"Oh iya makasih Mi."

Sebelum kekelasnya ia lebih memilih kelapangan terlebih dahulu. Tombol lift itu ia tekan untuk kelantai atas, setahu dia Pak Karim selalu ada di lapangan atas. Dia sudah langganan dengan Pak Karim.

Bintang keluar lift, disana ada beberapa anak kelas lain juga.

"Apa gue gak lolos tes Basket kemarin yah?" gumam Bintang, ia berjalan gontai menghampiri Pak Karim yang sedang memimpin barisan.

"Anak ini lagi," ucap Pak Karim dan juga mempersilahkan Bintang untuk masuk barisan.

"Yah semuanya, saya mengumpulkan kalian disini karena ada hal yang harus saya sampaikan."

Pak Karim berjalan kesana-kemari, memberi penjelasan yang tidak to the point membuat Bintang merasa kesal. Ia gusar, menanti apa maksud Pak Karim. Padahal ia sendiri sudah tahu apa maksudnya, tapi ia masih berpikir positif mungkin saja yang dikumpulkan hari ini, orang-orang yang lulus ujian kemarin. Bisa aja kan?

"Minggu depan kalian ada ujian remedial," baru saja berpikir positif sudah berubah jadi negative, tubuh Bintang melemas seketika.

"Seminggu ini kalian bisa berlatih dan ini kesempatan kalian yang terakhir apabila kalian gagal lagi di ujian remedial ini, kalian dinyatakan tidak lolos dan itu akan berakibat pada laporan hasil ujian kalian selama semester ini," lanjut Pak Karim.

Bintang merasa ini adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupnya, selalu saja remedial dalam pelajaran olahraga dari Sekolah Dasar sampai sekarang.

Semuanya pun bubar setelah mendapat intruksi untuk kembali kekelas masing-masing.

***

Next chapter