30 Chapter 30

Ia merasa pusing seperti berputar-putar di kepala.

Suhu tubuhnya meningkat, mukanya memerah. Pandangannya pun sedikit agak kabur.

Senyum jahat tersungging di bibir Farel, ia telah berhasil melakukan aksi pertamanya.

Tinggal memetik buah dari hasil pekerjaan kotornya.

Aluna terduduk di atas kursi panjang yang berada di taman, memijit-mijit lekukan di ujung atas tulang hidung.

Lama kelamaan rasa kantuk datang bercampur dengan rasa pusing yang di deritanya lebih awal.

"Kak Farel, kita pulang saja yuk. Kepalaku tiba-tiba pusing sampai keleyangan kak"

"Eh kamu gimana sih, baru aja jalan masa mau langsung pulang lagi?"

"Kayaknya aku sakit deh kak"

Dia sudah tak menghiraukan lagi panggilan sayangnya atau apalah kepada Farel, Aluna sudah tak bisa berkonsentrasi dan mengendalikan dirinya.

Aneh sekali kenapa setelah meminum minuman yang di berikan kak Farel aku jadi seperti ini, padahal tadi aku sehat-sehat saja, pikirnya.

Ia mulai sadar bahwa ada yang tak beres dengan dirinya.

Aluna merasa cemas dan mengkhawatirkan kondisi dirinya sendiri. Rasanya ingin cepat-cepat pulang saja.

Farel duduk di sampingnya hendak mengambil kesempatan dari kondisi tubuh tak baik yang tengah di alami gadis pujaannya.

"Sayang mendingan kamu santai dulu di sini, nunggu kondisi badanmu sampai membaik ya?"

Aluna menggelengkan kepala.

"Enggak kak, Aluna pengen pulang aja, hestt."

Farel merangkul tubuhnya dengan sebelah tangan melingkari bahu sampai perut langsing sebelah kiri Aluna.

Menempelkan wajah ke pipi, lalu menciumnya.

Ahh, aroma tubuh wanginya yang begitu dekat di indra penciumannya menambah hasrat untuk segera mencumbu gadis malang tersebut.

"Ih kak Farel apaan sih?"

"Ayolah sayang udah gak ada siapa-siapa lagi. Cuma ada kita berdua di sini"

"Please kak jangan aneh-aneh, antar aku pulang sekarang ju..eemmphh.."

Farel langsung melumat bibirnya yang belum sempat menuntaskan ucapannya.

Ya tuhan kenapa kak Farel jadi seperti ini, aku tak menyangka dia akan senekat ini.

Tapi ini juga salahku telah memberikannya sebuah harapan. Dan ia menyambut harapan itu dengan sungguh-sungguh.

Gumamnya dalam hati, sembari menerima kedatangan bibir liar yang asyik memagut bibir hangat miliknya.

Dalam kondisi setengah sadar Aluna, Farel melampiaskan hasrat terpendam di bibirnya dengan leluasa tanpa ada perlawanan yang di lakukan oleh sang gadis.

"Mmmuuaacchh, ah.. "

Sembari terus memagut bibir, tangan liarnya mulai menjalar ke paha putih mulus mengelus-elus lembut sampai ke pangkal paha.

Tangan lemahnya menahan elusan yang di lakukan oleh Farel.

Berusaha menyingkirkan tangan kotor yang asyik meraba-raba melecehkan dirinya.

Isak tangis pun tak terbendung, mengalir begitu saja dari mata menjalar ke pipinya.

Lelaki brengsek itu tak menghiraukan isak tangis yang terdengar pelan di telinga. malah semakin beringas liar melumat leher jenjangnya. Lalu turun ke bagian dada, lidah nakalnya menari-nari di belahan dadanya. Memberikan kecupan mesra yang terasa geli.

Lantas permainan lidahnya semakin tak bermoral, ia menelisik lebih dalam di dada kirinya.

Menjilati tumpukan daging yang terasa hangat dan kenyal di lidah.

Lalu semakin dalam lagi lidah menelisik hingga menjumpai pucuk berwarna ping kecil menggemaskan di balik balutan baju yang menutupi setengah dadanya.

Dengan liarnya lidah itu memainkan pucuk kenikmatan di dadanya, menjilatinya sampai basah oleh liurnya hingga nampak di balik balutan bajunya.

"Hhsstt ah," Aluna hanya mendesis sembari menggigit kecil bibirnya.

Tak berselang lama Aluna pun benar-benar pingsan tak sadarkan diri.

Bak kedapatan durian jatuh, Farel segera membawa dirinya ke suatu tempat.

Ia telah menyuruh seseorang untuk mengendarai motor miliknya.

Lalu mengangkat dan mendudukkan Aluna di tengah, ia pun duduk menghimpit tubuh Aluna dari belakang, supaya dapat menahan tubuhnya agar tak jatuh.

Juga nanti di perjalanan ia bisa leluasa mengekplorasi bagian tubuh moleknya.

Mereka pun bergegas menuju tempat yang sudah di tentukan.

Nampak tiga orang menaiki motor dengan cara rempet tiga. Dengan satu wanita di tengahnya.

Farel sangat menikmati perjalanan itu. Tangan jahilnya nampak asyik memijit-mijit dan meraba-raba bagian bokong, paha sampai dadanya dari belakang. Sembari memeluknya erat-erat.

"Hahahaha, akhirnya kau akan jadi milikku seutuhnya, mmmuuaacchh."

Mencium punggung sang gadis.

...

Bastian tengah memacu kendaraan sport mewah nya di atas jalan.

Dari arah seberang nampak tiga orang dengan satu wanita di tengahnya yang tak sadarkan diri, tengah di peluk erat. Pelukan tangannya berada persis di dada sang wanita.

Bastian terus memperhatikan mereka yang laju kendaraannya semakin dekat ke arahnya.

Ia pun menoleh ke samping, sedangkan motor yang mereka kendarai melewati samping kendaraannya.

Alangkah terkejutnya ketika ia berpapasan dengan mereka, ternyata wanita yang ada di tengah itu adalah wanita pujaan hatinya.

"Dasar laki-laki bejat, bajingan.!!"

Bastian tanpa pikir panjang, langsung balik setir. Memutar arah laju mobilnya ke seberang lalu mengikuti motor yang barusan melintas di sampingnya.

Ia menambah laju kecepatan kendaraannya.

Kecepatan spidometer menunjukkan di atas 100 cc, menyalip-nyalip ke kanan dan ke kiri kendaraan di depannya.

Pergerakan tangan di setir begitu lihai, memutar ke kiri dan ke kanan begitu juga kedua kakinya lincah silih berganti menginjak pedal-pedal di bawah kakinya.

Selang beberapa menit saja ia telah mengetahui posisi mereka.

Bastian mengurangi kecepatan kendaraan, membuntuti mereka dari belakang.

"Sialan, akan ku patahkan lehernya kali ini."

Raut wajahnya begitu tajam memperhatikan mereka. Amarahnya naik berlipat-lipat.

Tangannya telah gatal mencengkeram erat kemudinya untuk segera menghabisi bajingan durjana di depannya.

Mereka membawa Aluna ke suatu rumah yang kondisinya sudah sepi.

"sudah sampai sayangku, kita akan menghabiskan malam ini berdua di tempat ini."

Farel menggendong tubuh Aluna dengan kedua tangan.

Mengangkatnya masuk ke dalam rumah, lalu menuju ke sebuah kamar.

Sedangkan orang yang membawa motornya berjaga-jaga di depan pintu. Untuk memastikan kondisi di sekitarnya tetap aman.

Tubuh Aluna ia baringkan di atas kasur empuk.

Badannya terasa panas nafasnya memburu cepat, seperti demam telah melanda dirinya.

Efek samping dari obat yang tak sengaja ia minum sangatlah begitu kuat.

Ia tak menyadari sama sekali bahwa kehormatan dirinya akan segera direnggut oleh anak buah kakaknya.

Farel benar-benar telah di butakan oleh nafsunya, ia tak menghiraukan lagi tentang siapa yang akan ia nodai. Tak peduli lagi bahwa ia adalah adik dari pemimpin gangster nya.

Tak penting lagi untuk memikirkan segala tentang dirinya sekarang ini.

Niatan busuknya semakin menjalar, tidak cukup sekali ia ingin mencumbu kekasihnya, tapi di lain waktu ia ingin melakukannya lagi.

Maka ia pun berinisiatif untuk mengambil pose tak senonoh dari gadis tersebut.

Farel membuka balutan baju di tubuhnya, membiarkan sang gadis telanjang dada dengan menampilkan dua gundukan bukit putih indahnya.

Keindahan yang tak tertandingi nampak di bola matanya yang terbelalak, ia pun segera menyalakan foto di ponsel.

Mulutnya ia tempelkan tepat di puncak keindahan dada sang gadis, lalu mengulumnya.

Ia pun segera mengabadikan momen itu di ponselnya.

Membuat video beberapa detik ketika ia mengulum dan menjilati pucuk merah muda milik sang gadis.

Setelah puas mengambil pose, farel melanjutkan aksi tak terpuji nya. Dengan menjilati setiap inci kemolekan dada dan paras sang kekasih.

.

.

.

.

.

Cilincing 18-07-2022 02:31 am

avataravatar
Next chapter