29 Chapter 29

Aluna kembali memasang headset bluetooth di kedua telinga, menatap drama di layar ponselnya.

Wajahnya begitu histeris menatap layar ponsel.

Teman-teman kakaknya ikut penasaran dengan apa yang terjadi pada pria yang barusan duduk bersamanya.

Mereka pun mendekati Aluna.

"Luna," panggil Anton.

"Eh kak Anton." Melepas headset di telinganya.

"Siapa barusan?"

"Eehh, kepo deh." Senyumnya memperlihatkan lesung Pipit di kedua pipinya sambil menjawab pertanyaan Anton.

"Ih kamu di tanya kok malah gitu?"

"Hihi, emang kenapa sih kak Anton tumben-tumbenan nanyain dia."

"Enggak sih pengen tau aja"

"Emmm,. Pengen tau aja apa pengen tau banget, hah hah" ia menegedip-ngedipkan matanya menggoda Anton yang di landa penasaran.

"Ahh, ya udah pengen tauuuuu banget nget nget nget. Puas?"

"Ih jahat banget, hihi"

"Dia itu kakak kelas aku kak Anton"

"Kakak kelas kamu?"

"Heu eumm"

"Ngapain datang kesini, ah apa jangan-jangan kamu lagi pdkt ya sama kakak kelas?"

"Iiihhh kak Anton bikin gosip aja, mana mau aku sama dia"

"Kalau gitu mau dong sama kak Anton?"

"Hahh? Yakin mau sama Aluna? Izin dulu sana sama kak Nathan. Hehe"

"Jiah, janganlah mending kita backstreet aja. Gimana?"

"Ah males, aku pengennya yang jantan."

"Yahh, Aluna :( "

Di tengah perbincangan santai diantara mereka, tiba-tiba farel datang menghampiri.

"Halo sayang, ih kamu manis banget deh " mencubit pipi Aluna lalu mencium keningnya di depan mata teman-temannya.

"Sayang?, Wah wah wah, ini nih. Pantesan gak mau sama kak Anton ternyata sudah ada Farel."

Keadaan yang tidak di harapkan Aluna kini terjadi.

Kabar kedekatannya sebagai pacar bohongan Farel telah di ketahui oleh orang-orang.

Dalam hatinya ia menyesali atas tindakan cerobohnya, telah berpura-pura menjadi pacarnya Farel. Dan Farel benar-benar menganggapnya sebagai kekasih tercintanya.

Mereka akhirnya tau kalau Aluna telah jadian sama Farel.

Dengan terpaksa Aluna pun mengakui dirinya sebagai pacar Farel di depan teman-temannya.

"Oh iya halo sayang, apa kabar?"

"Emmm baik kok sayang"

" ada yang lagi sayang-sangan nih, masa kita mau jadi obat nyamuk disini. Kita cabut dulu yuk"

"Eh kak Anton tunggu"

"Dah ah gak seru, takut ganggu"

"Emm, biarin aja mereka biar gak ganggu" bisik Farel.

"Ya udah terserah deh "

Farel duduk di depan Aluna, menatap bangga sang kekasih tercintanya yang kian menawan, tak jemu-jemu bila terus memandangi paras anggunnya.

"Kamu kok makin hari makin cantik aja sih"

"Masa? Perasaan biasa aja deh aku tiap hari emang kayak gini kak Farel."

"Kok kak Farel? Bukannya tadi kamu bilang sayang?"

"Oh iya maaf sayang, belum terbiasa dengan panggilan itu."

"Iya kok aku maafin"

Sebenarnya Aluna malas untuk meladeni orang yang ada di depannya, tapi mau tak mau ia harus tetap menjaga sikap di depannya sebagai kekasih pura-puranya.

"Sayang kita kayaknya belum pernah jalan deh"

"Hah jalan? Jalan kemana?"

"Jalan kemana kek gitu, kita happy happy bareng. Makan, atau nonton barang kali"

"Ya mungkin lain waktu kak, eh sayang."

"Tuh kan, biar kita bisa lebih dekat, kamu juga bisa manggil sayangnya lebih leluasa, gak kayak di sini. "

Ingin sekali rasanya Aluna memberitahu bahwa ini semua hanyalah omong kosong yang di buatnya untuk menghindari sang kakak kelas yang mengincar dirinya sebagai kekasih.

Tapi itu tak mungkin ia lakukan, Aluna masih membutuhkan dirinya sebagai tameng dari incaran kakak kelasnya.

Kali ini ia terpaksa menuruti keinginan Farel untuk pergi berduaan bersamanya.

"Ya udah, kita mau pergi ke mana sayang?"

"Nah gitu dong, asyik akhirnya kita bisa pergi berduaan juga."

"Em, cepetan sebelum aku berubah pikiran nih"

"Iya, iya sabar sayang. Ayuk ikuti aku aja."

Aluna pun pasrah hendak di bawa pergi entah kemana oleh Farel.

Mereka pun bergegas meninggalkan kafe.

Nathan sudah tahu adiknya akan pergi bersama Farel, mungkin ia merasa sang adik butuh hiburan juga. Tak mesti selalu ada di kafenya melulu.

Pasti ada kalanya ia merasa jenuh dengan tempat ini.

Ia mengirim pesan singkat ke ponselnya,

"Pulangnya jangan malam-malam"

Aluna membalas singkat pesan darinya,

"Iya bawel u,u"

..

"Aluna..!!!"

Tek Tek Tek

Jam dinding menunjukkan pukul 21:55 pm, Bastian terperanjat bangun dari tidur yang sesaat oleh mimpi berulang kalinya, sembari meneriakkan nama terakhir yang selalu ia dengar di mimpinya.

"Aluna..!!"

"Kenapa perasaanku jadi tak tenang"

Detak jantungnya berdegup kencang, terpikirkan sosok gadis remaja yang beberapa waktu lalu ia temui.

Entah mengapa hatinya jadi tak tenang memikirkannya.

Tiba-tiba saja rasa khawatir terhadap sang gadis muncul begitu saja.

"Ada apa ini sebenarnya? Arrgghhh"

Ia beranjak dari tempat tidur menuju garasi mobil, hendak pergi menuju tempat kafe waktu ia bertemu dengan Aluna.

...

Di sepanjang jalan Farel begitu riang gembira bisa pergi berduaan dengan sang kekasih tercintanya.

Ia benar-benar telah jatuh cinta pada gadis yang tengah memeluk tubuhnya dari belakang sembari mengendarai motor.

Farel ingin memiliki gadis itu seutuhnya, hingga tak di sangka-sangka ia nekat hendak melakukan tindakan bodoh pada sang gadis. Supaya ia benar-benar menjadi gadis miliknya semata.

Sebuah ide gila di dapatkannya secara spontan, ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkan keinginannya tersebut.

Mungkin dengan cara ini sang gadis tak akan bisa mengelak dari dirinya.

Pikirannya sudah di rasuki syetan yang entah dari mana datangnya. Dan telah membutakan mata hati dan pikiran.

Ia pun fokus untuk segera melancarkan aksi bejatnya.

Mereka berhenti di sebuah taman yang lumayan agak sepi.

Akal bulusnya mulai berjalan, Farel membeli dua kaleng minuman soda, lalu membuka keduanya.

Farel nampak mencampurkan sesuatu kedalam salah satu minuman. Entah dari mana ia mendapatkan serbuk itu, tapi yang jelas ia sudah mencampurkannya kedalam minuman yang akan di berikan pada Aluna.

"Kok kita berhenti di sini sih kak, aiihhh sayang."

"Enggak kok aku cuman haus aja, nih kamu haus gak?"

Aluna tak menaruh curiga sedikitpun pada minuman yang di sodorkan padanya.

"Legk legk legk legk" ia segera menenggak minuman yang di berikan padanya.

Ketika di minum ia malah menjadi tambah kehausan.

Ia pun segera menghabiskan sisa minumannya.

"Legk legk legk legk"

"Uuss, pelan-pelan dong sayang minumnya"

Euuhh, aneh minuman apa ini, makin di minum kok malah makin haus.

Ia merebut minuman yang di pegang oleh Farel.

Dan segera meminumnya.

"Ah sial, kenapa tadi tidak dua-duanya saja aku kasih serbuk, tapi tak apalah obatnya manjur. Langsung bereaksi."

Akhirnya minuman yang di rebut dari Farel berhasil mengusir dahaganya yang datang secara tiba-tiba.

Namun setelah itu, Aluna merasakan keanehan pada dirinya.

.

.

.

.

.

.

.

Cilincing 16-07-2022 04:50 am

avataravatar
Next chapter