webnovel

Chapter 28

Pintu gerbang segera di buka oleh satpam yang berjaga.

Mobil hitam mewah milik pak Wijaya masuk melalui gerbang.

Satpam yang berjaga membungkukkan badan menyambut kedatangan sang tuan rumah.

Mobil berhenti di depan rumah, sopir turun untuk membukakan pintu mobil tuannya.

Pak Wijaya turun dari kendaraannya,

Para pelayan dan pekerja di rumahnya menghentikan aktivitasnya sesaat untuk menyambut kedatangan pak Wijaya.

Mereka berdiri di ambang pintu, berbaris rapi di bagi menjadi dua baris yang saling berhadapan dan memberikan ruang di tengah sebagai jalan yang akan di lalui sang pemilik rumah.

Istrinya menyambut kedatangan sang suami, dress merah cerah bawahannya menjuntai hingga mengenai lantai.

Belahan di tengahnya memperlihatkan sebagian paha sang istri.

"Kau terlihat sangat lelah sayang?"

Tas koper dari kulit asli di genggaman sang suami di raihnya. Bersamaan dengan jas hitam yang ia bukakan dari badan suaminya.

Lalu Sang istri menyambutnya dengan kecupan di pipi Yang nampak kusam.

"Iya, hari ini cukup menguras energi"

Istrinya menggenggam tangan suaminya mengantar ke kamar yang terletak di lantai kedua dengan menaiki anak tangga.

Mereka telah masuk ke kamarnya, menaruh tas di atas meja, menggantung jas hitam pada gantungan baju di samping lemari pakaian.

membukakan dasi yang melekat di lehernya,

Lalu membuka kancing kemeja, yang masih melekat di badan lelahnya.

Pak Wijaya hanya diam memperhatikan paras cantik istrinya, yang tengah sibuk melayani dirinya.

Aroma harum nafas dan tubuhnya menyerbak.

Membangkitkan gairah sang suami.

Mata sang istri menoleh sang suami yang terlihat melamun.

"Kenapa sayang?"

Bola mata jernihnya begitu menawan.

Di tambah rona merah di bibir membuat jakunnya turun naik sesaat.

Tanpa menjawab pertanyaan dari istrinya, pak Wijaya langsung melumat bibir merah di depannya.

Mulutnya menjelajahi wajah sampai dada sang istri.

Merogohkan Tangannya ke dalam belahan dress seperti mencari-cari sesuatu lalu membukanya.

Ia pun segera melepas celana dan seluruh pakaiannya.

Lalu...

Wikwik wik kwkwikwkw.. hsjkalshjaka.

Adegan dewasa...

Ttiiiiiiiitttttt...

..

Mobil sport mewah memasuki gerbang rumah, dan segera parkir di garasi mobil.

Bastian dengan perangai kasarnya masuk ke dalam rumah.

Ia berjalan cepat menuju kamarnya.

Sebotol minuman kesukaannya telah di tersedia di atas meja kamar.

Langsung memegang botol itu dan membuka tutupnya.

"Legk legk legk legk"

Ia mengobati rasa pusing di kepala dengan minuman itu.

"Hahh.. Aluna. Apakah kaulah orangnya.. arrgghh..!!"

Bayangan boneka itu masih menari-nari di kepalanya.

Ia kembali menenggak minuman di genggamannya.

"Legk legk legk legk legk"

Sudah setengah botol ia habiskan, tapi rasa pusingnya tak mau hilang.

Ia pun segera menghabiskan sisa minuman yang tinggal setengahnya.

Barulah ia agak merasa baikan dengan minuman itu.

Bastian membaringkan tubuhnya di atas kasur, mulut beraroma wine yang barusan di teguknya kini menguap.

Perlahan rasa kantuk menyelimuti dirinya, matanya mulai terpejam sedikit demi sedikit.

Ia pun terbuai dalam tidurnya.

...

Gemericik air di kamar mandi telah mengembalikan kesegaran dan kebugaran pak Wijaya.

Ia segera memakai handuk lalu mengenakan pakaian santai.

Rasa lelah, penat hingga pusing karena urusan pekerjaannya dan juga hasrat yang belum tersalurkan waktu di kantor, kini telah ia salurkan. Membuat semua rasa lelah, penat dan pusingnya hilang seketika.

Pelayanan di atas ranjang oleh sang istri begitu memuaskan hasrat birahinya.

Sang istri tadi ikut pula mandi bersamanya, dan sempat ronde kedua di kamar mandi.

Mereka pun turun untuk menyantap hidangan makan malam yang telah tersaji di atas meja makan.

"Mana anakmu?"

"Bastian?, Dia sudah kembali ke kamarnya."

"Anak muda sukanya mengurung diri di kamar. Haah"

"Sstt,, sudah dia memang selalu begitu."

Tangan istrinya membuka piring yang menelungkup di atas meja.

Lalu mengambilkan nasi untuk sang suami tercintanya.

"Gimana mas urusan di kantornya "

"Emm, lumayan. Lumayan cukup menguras energi dan memutar otak."

"Pantas saja tadi mukanya kelihatan lesu sekali."

Ia tersenyum menanggapi pernyataan suaminya.

Sang suami membalas senyumannya,

"Sepertinya besok pagi aku harus segera kesana lagi"

"Kenapa harus pagi-pagi?"

"Yah, seorang pemimpin harus memberikan contoh untuk anak buahnya."

Sang istri merasa aneh dengan suaminya. Biasanya ia begitu arogan dan dingin. Tapi kali ini ia nampak ceria, walaupun sudah dalam keadaan lelah.

Mungkin ia pikir sang suami akan merubah sikapnya yang selalu dingin, demi pendekatan pada keluarga terutama pada sang anak ia akan sedikit menurunkan egonya.

Tak apalah itu lebih baik pikirnya.

..

Sama sekali bukan itu yang membuat sang suami nampak berbeda dari biasanya.

Sebenarnya ia telah menemukan kembali cinta pertamanya yang dulu sempat hilang, dan kini ia mendapati cinta pertamanya kembali di perusahaan yang baru ia akuisisi.

Itulah satu-satunya alasan yang membuat dirinya nampak berbeda.

Sedangkan anaknya, tak ada pemikiran sama sekali padanya. Tak pernah ia menganggap Bastian selayaknya sebagai seorang putranya

Juga perempuan yang ada di dekatnya tak ubahnya seperti pemuas nafsu semata.

Tak ada rasa cinta yang mendalam untuk dirinya, hanya sebagai alat sumber kekayaan dan tempat melampiaskan hasrat birahinya.

Ya, kekayaan yang dia miliki berasal dari perempuan yang dinikahinya.

Ayah mertuanya telah mewariskan seluruh kekayaan pada anak perempuan satu-satunya.

Dan cara terbaik untuk mendapatkan seluruh kekayaannya yaitu menikahi gadis tersebut.

Perjalanannya tidaklah mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Cara pertama yang harus ia lakukan ialah harus merebut simpati dari sang pemilik perusahaan itu terlebih dulu.

...

Semuanya bermula ketika Wijaya bekerja di perusahaan ayah mertuanya.

Ia bekerja sangat gigih, berbeda dengan karyawan lainnya yang bekerja sekedarnya saja.

Ia nampak serius menekuni dunianya di perusahaan tersebut.

Waktu itu keadaan perusahaan tak semaju dan tak seberkembang seperti sekarang.

Di tangannya ia mengelola perusahaan tersebut dengan sungguh-sungguh.

Ia pandai mengambil keputusan yang tepat dan relevan.

Hingga pemilik perusahaan menaruh simpati padanya. Jarang sekali bisa di temui orang seperti Wijaya yang penuh dedikasi dan loyalitas.

Tak mau perusahaannya di kelola oleh tangan yang salah, sang pemilik perusahaan pun menjodohkan Wijaya dengan putri kesayangannya.

Ia sangat yakin dengan pilihannya tersebut.

Meski waktu itu telah banyak teman-teman bisnisnya yang memiliki perusahaan jauh lebih maju dan berkembang, hendak meminang anak gadisnya untuk di jodohkan dengan putranya.

Tapi ia tak bergeming, meski harus rela kehilangan beberapa rekan bisnis akibat penolakan yang ia lakukan.

Kepercayaan terhadap Wijaya telah cukup meyakinkan dirinya untuk meneruskan perjalanan bisnis miliknya.

Dan benar saja, Wijaya melakukan sesuai dengan keinginan sang ayah mertua.

Di tangannya perusahaan itu berkembang pesat.

Bahkan sampai memiliki anak cabang perusahaan di mana-mana.

Menjadikan perusahaan tersebut sangat di kagumi dan di perhitungkan oleh para pesaing bisnisnya.

Dan menjadikan dirinya salah satu pengusaha terkaya di negeri ini.

.

.

.

.

.

Cilincing 16-07-2022 01:08 am

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

TitikCahaya03creators' thoughts
Next chapter