17 chapter 17

Di langit sore nan cerah nampak sinar oranye menerpa seorang pria bertubuh tinggi, badannya kekar dengan masih menggunakan tongkat penyangga tubuhnya. Bayangan tubuh melebihi si mpu nya.

Dia tengah asyik menatap sosok gadis remaja yang sudah dua kali ia cumbu bibirnya, masih berdiri di depan gerbang sekolah. Sesekali menatap layar ponselnya.

"Iihh lama sekali."

Mencoba melakukan panggilan telpon untuk yang kesekian kalinya.

Dan lagi lagi tidak ada jawaban dari orang yang di panggilnya.

"Tut ...tut ...tut..... tut..."

"Menyebalkan, errrrgghh.!!!"

Ingin sekali rasanya ia membanting ponsel di genggamannya untuk meluapkan kekesalannya.

"Kenapa cantik?"

Deg.

Suara itu terdengar menakutkan di telinganya, nada yang terdengar seirama dengan orang yang mencumbuinya.

"Hey, jangan takut. Aku tak akan melakukan itu lagi padamu secara paksa."

Aluna membalikkan badannya, menghadap Bastian yang berdiri di balik pagar.

"Dasar manusia bajingan!!"

Raut merah di wajahnya segera memancar.

Bastian berbicara seolah tak pernah terjadi apa-apa, dengan santai dan wajah tanpa dosa dia berbincang dengan Aluna.

"Heuh, kau sangat manis bila wajah mu seperti itu.."

"Hey, dengar kau bajingan. Aku tak akan pernah melupakan perbuatan kotormu, saudaraku akan benar-benar mematahkan semua tulang-tulang mu kali ini.!"

"Oh, ternyata dugaanku benar, untunglah dia saudaramu"

"Apanya yang untung?"

"Ya, berarti kau belum punya kekasih, bagaimana kalau kau menjadi kekasih ku?"

"Kau benar-benar bajingan menyebalkan dan tak tahu diri !!, Mana sudi aku jadi kekasihmu.!!"

"Ayolah jangan sok jual mahal, seluruh siswi di sekolah ini memimpikan untuk jadi kekasihku, dan kau mempunyai kehormatan untuk jadi kekasihku."

"Apa pukulan kakakku terlalu keras di kepalamu, sehingga otakmu bergeser menginginkan sesuatu yang mustahil?"

"Ha ha ha, kau masih bisa becanda rupanya. Aku sangat suka itu."

"Aku sudah punya kekasih, dan aku sangat teramat menyayanginya "

"Benarkah? Mana . biar aku patahkan tulang lehernya."

"Errggghh... Dasar kau bajingan bedebah. "

Aluna tampak kehabisan kata-kata lagi untuk mengelak. Dia tak mau meladeni perbincangan itu. Namun Bastian masih saja di sana.

"Oh iya hampir lupa, aku sudah dua kali merasakan bibir manismu. Tapi aku belum tahu siapa namamu.?"

Aluna tak menggubris dan tak mau berbicara padanya lagi.

Nampak seseorang dari kejauhan mengendarai sepeda motor besar, perlahan berhenti di samping Aluna.

"Hey sayang, lama sekali?

Farel terkejut wanita idamannya memanggil dia dengan sebutan sayang, padahal dia belum sempat untuk mengutarakan isi hatinya. Namun sudah di panggil sayang oleh pujaan hatinya.

"Ah iya, iya sayang maaf ya. Tadi macet."

Tingkah genit di perlihatkan Aluna di depan mata Bastian kepada Farel, ia sengaja melakukan itu agar ia berhenti mengganggu hidupnya.

Farel menyodorkan helm di tangannya, Aluna meraih helm tersebut sembari mendekati wajah farel.

"Kenapa, ada yang aneh ya?"

Farel menatap heran paras cantik yang terdiam di depan matanya.

Paras itu semakin mendekat, sampai-sampai hidung mereka akan bertabrakan. Dan slepp..

"Mmmuuaacchh,,"

Aluna memberanikan diri, memejamkan kedua matanya lalu mencium bibir farel, kemudian setelahnya mengulum bibir bawahnya sesaat.

"Mmmppakk.." nada yang terdengar ketika bibirnya melepaskan pagutan di bibir farel.

Rasa tak percaya seakan Farel merasa dirinya masih terlelap lalu bermimpi akan hal ini. Ia hanya terdiam dengan ciuman yang tak di sangkanya, mengalir begitu saja.

Apakah ini kenyataan? Atau kah aku sedang bermimpi? Tapi ini asli sangat nyata. Pikir Farel.

Farel masih terdiam meski Aluna telah selesai mencumbu bibirnya.

Ia telah naik di belakang jok nya. Tangan di lingkarkan ke perutnya, menyandarkan tubuh hangat di punggung farel.

"Ayo sayang, kita jalan"

Suara itu berbisik di telinga kirinya. Membawa kembali kesadaran dirinya. "Ok, sa. Sayang kita jalan"

Mereka pun berlalu meninggalkan seorang pria yang memegang pagar besi. Hatinya seakan tersambar petir di siang bolong, hancur luluh lantak berkeping-keping. Ia ingin segera menghabisi kedua orang tersebut.

"Bangsat,, dasar jalang tak tahu diri, serendah itukah dirimu yang sebenarnya?!" Umpatnya

Tapi Pikirnya berkata lain, tidak .. dia pasti menghindariku. Ya dia hanya ingin bermain-main denganku lebih dulu. Baiklah kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bastian menelpon sahabat karibnya.

"Halo, Ren"

"Ada apa Bas? Sepertinya ada sesuatu yang penting?"

"Ya, ini sangat gawat bagiku."

"Hah?! Ada masalah apa sebenarnya?"

"Nanti aku jelaskan, sekarang cepat cari tahu orang yang menjemput si anak baru..!"

"Dimana mereka sekarang?"

"Masih di sepertinya "

"Baiklah nanti aku kabari lagi "

"Ok ren, bergegaslah "

Bastian hendak memastikan keadaan Aluna, apakah baik-baik saja di jemput oleh orang yang tidak di kenalnya. Ia tahu gadis itu masih polos, dan takutnya dengan sikap yang di tunjukkan Aluna ketika di gerbang sekolah, ia mengambil kesempatan emas dalam situasi seperti ini.

..

Permintaan dari sang penguasa sekolah langsung di penuhi oleh Reno, bergegas ia segera memacu kendaraannya yang terparkir di halaman sekolah.

Melaju kencang mengejar target yang di tuju.

Rupanya Farel memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang, sehingga Reno dengan segera dapat melacak posisi mereka.

Terlihatlah dua orang sejoli yang berboncengan di atas motor. Wanita di belakangnya sangat ia kenali dari pakaian hingga lekuk tubuhnya yang khas.

Reno mengurangi kecepatannya untuk membuntuti mereka dari belakang. Dan Berusaha untuk tak di ketahui oleh mereka.

Dan Kedua orang itu sama sekali tak menyadari bahwa mereka tengah di buntuti seseorang dari belakang. Mereka asyik menikmati perjalanannya.

Terutama Farel, bak kedapatan rezeki nomplok setelah merasakan kecupan hangat dari sang pujaan hati. Dan kini ia tengah bersamanya di peluk erat nya pula.

"Ya tuhan mimpi apa aku semalam, sungguh aku sangat bahagia hari ini. Terimakasih ya tuhan."

Dalam pelukan erat hangat tubuhnya, Aluna berharap tak terjadi apa-apa terhadap orang yang ada di pelukannya.

"Maaf kak Farel, aku harap kakak tidak salah faham dengan semua ini. Sekali lagi aku minta maaf, aku terpaksa melakukan ini. Sungguh aku sangat terpaksa dan menyesal" ucapnya dalam hati.

"Eh sayang kamu beneran ya sayang sama aku?" Tanya Farel.

Ya ampun kenapa harus itu yang di tanyakan, aku benar-benar menyesal membuat kakak sudah salah faham.

"Emang kakak gak sayang ya sama aku?"

Aihh, yes yes yes. Ternyata dia beneran sayang sama aku.

"Enggak dong, aku sangat sayang sayang sayaaaang kamu" Farel semakin ke ge'eran di buatnya.

"Emmhh, baguslah"

Setitik air mata mengalir di pipinya, akibat perasaan bodoh dan rasa pahit menelan kebohongannya sendiri. Jujur ia tak tahu apa yang harus di perbuat.

Sementara hanya bisa bersembunyi di balik kebohongan yang ia buat sendiri.

Angin menerpa rambutnya yang tergerai, di bawah helm yang menutupi kepalanya.

Motor itu terus melaju mengikuti arah yang di tunjukkan oleh gadis yang duduk di belakang jok nya.

.

.

.

Cilincing 03-07-2022 23:09 pm

avataravatar
Next chapter