13 Chapter 13

Lama berselang nya waktu,

Kini tubuh Aluna telah bersih berkat tangan Reno.

Susah payah dengan gemetar di tangannya ia membantu membersihkan tubuh Aluna.

Namun orang yang ia bersihkan masih terbaring tak sadarkan diri.

Jaket kulit coklat mengkilap miliknya yang sering ia kenakan, rela di jadikan penutup di dada Aluna yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Reno segera mengambil minyak angin aromatherapy, membuka tutupnya lalu di dekatkan sekitar satu senti di depan lubang hidung mancung mengkilap Aluna.

Beberapa saat kemudian setelah aroma wewangian itu masuk ke lubang hidung, perlahan ia membuka mata. Masih sedikit buram penglihatannya. Berusaha menjernihkan penglihatan yang lambat laun berangsur membaik.

"Dimana aku?" Tak ada seorang pun yang menjawab. Di dapati tubuhnya tengah setengah telanjang dada tanpa seragam sekolah, hanya mengenakan pakaian dalam yang tertutup jaket kulit.

Oh tidak, siapa yang membuka bajuku? Adakah seorang yang berniat menodai kesucian tubuhnya.

Euugghh, siapapun itu ia sangat menyesali perbuatannya.

Melihat ke sekitar tak nampak seorang pun yang menemaninya. Hanya rasa khawatir dan was-was terhadap dirinya sendiri.

Sesaat sebelum Aluna sadarkan diri, Reno meninggalkannya. Setelah mengetahui bahwa Amanda yang membuat Aluna seperti ini.

Aku harus mencari tahu orang yang melecehkan kehormatanku. Pikirnya.

Ia mencoba mengingat -ingat kejadian yang dialaminya. Tapi ingatannya terbatas pada tubuhnya yang telah lemas di lempari telur oleh teman-temannya.

Bila yang menolong membersihkan tubuhnya adalah seorang perempuan ia tak akan mempermasalahkan hal ini, namun bila ternyata adalah seorang laki -laki bejat nan brengsek yang telah berani menjamah dirinya ia sama sekali tak rela. Akan ia habisi oleh tangannya sendiri.

Ia segera berdiri untuk mencari tahu siapa yang membawanya ke ruangan ini, pasti dialah orangnya.

Di lihatnya ke atas meja, nampak pakaian seragam kotor yang terbungkus plastik. Menambah kebencian pada orang tersebut.

Namun ketika ia berdiri, meraba-raba lalu memperhatikan tubuh bagian bawahnya dengan masih mengenakan rok hitam pendek kotor, Dan ia juga tidak merasakan keanehan dalam tubuhnya. Ia pun beranggapan bahwa kehormatannya masih aman.

"Fyyiuuhh syukurlah" agak sedikit lega.

Tapi ia tetap harus mencari tahu keberadaan orang yang membawanya ke UKS.

Melangkah keluar ruangan, nampak siswa yang lalu lalang. Beberapa diantaranya masih saja mencibir dirinya yang terdiam mencari arah,

"Ssttt sstt, liat tuh cewek itu tuh"

"Oh Aluna si cewek ganjen itu ya"

"Liat tuh, dia kayaknya kleyengan."

"Abis di gilir kali sama kakak kelas kita "

"Wah iya ya, tadi aku lihat dia di bopong sama kak Reno, di pake di UKS kayaknya."

"Jaketnya aja langsung di pakai sama dia, biar ngerasa bangga kali abis "enak-enak" sama kakak kelas "

"Hmm, mentang-mentang cakep gaet sana sini semaunya ya"

"Ih jijik gue liatnya "

Deg

Omongan itu bak menusuk jantung, menyayat-nyayat hatinya.

Tanpa mereka mengetahui kejadian sebenarnya yang dialami, mereka langsung menghakimi Aluna dengan anggapan -anggapan negatif.

Aluna tak mau menanggapi pernyataan yang barusan ia dengar, dan lebih memilih meninggalkan tempat itu.

Nama yang terdengar di telinganya melalui mulut busuk mereka adalah kak Reno. ia segera menuju kelasnya untuk menemui Reno.

...

Di sebuah ruangan tempat berkumpulnya para pengurus OSIS di sekolahan. Belum ada kegiatan atau pertemuan di ruang itu, yang ada hanyalah Reno yang sedang mendesak Amanda.

Ia telah mengetahui bahwa yang mempermalukan Aluna di depan teman-temannya adalah dia.

"Jadi apa mau mu?"

"Katakan yang sebenarnya Amanda, kenapa kau melakukan itu pada anak baru?!!"

"Heuh," senyum kecutnya tersungging.

"Jangan diam saja dan pura-pura tak tahu.!!" Bentak Reno di depan hidungnya.

"Ku pikir ada hal lain yang akan kau tanyakan padaku, yang lebih mendesak hingga kau menyeretku kesini. Ternyata aku salah, kau buang-buang waktu dengan pertanyaan itu.!!"

"Jangan mengelak, apa maksudmu menyakiti dia?"

"Hey, Reno sadarlah. Wanita jalang itu yang membuat teman sebangkumu kini di rawat.!!"

"Kau tak tahu apa-apa tentang itu!!"

"Jelas aku tahu, wanita itu membuat onar di sini, dan beraninya merendahkan pemimpin kita. Ingat itu Ren..!!"

Nafas Amanda mulai bergemuruh, darah dan amarahnya naik. Paras anggun itu panas memerah di depan wajah Reno yang terpaku karena ucapannya.

"Seharusnya kau sadar diri, bukannya sok menjadi pangeran penolongnya.!" Amanda menambah

"Cukup, itu urusanku kau tak perlu ikut campur.!"

..

Aluna mencari keberadaan Reno di kelasnya, namun tak ada di sana. Ia terpikirkan mungkin Kak Reno ada di ruang OSIS.

Ia melanjutkan pencariannya ke tempat tersebut.

Benar saja dugaannya, Reno tengah berbincang dengan Amanda di sana.

Ia mendekati mereka, Amanda sadar akan kehadiran Aluna.

Reno yang masih di depan hidungnya ia tarik, tubuh Reno kehilangan keseimbangan jatuh menghimpit tubuh Amanda di bawahnya.

Amanda segera meraih kepalanya, menciumi bibir Reno.

"Emmmhh,, cup cup cup.. emmhh" bibir merahnya memagut bibir Reno.

Pas sekali kejadian mesra itu di depan mata Aluna. Perasaan risih dan tak enak hati timbul karena ia merasa telah mengganggu kemesraan mereka.

Namun sebenarnya bukan itu yang terjadi.

"Dasar laki-laki bajingan, buaya darat!!"

Reno menoleh ke arah suara umpatan yang barusan di dengarnya.

Ternyata itu Aluna, wanita yang barusan ia tolong.

Reno Hendak mengejarnya, namun tangan Amanda meraih kerah baju menarik jatuh ke dadanya.

Aluna kembali menoleh, dilihatnya laki-laki bajingan di matanya itu sekarang tengah membenamkan wajahnya ke tumpukan hangat kenyal milik Amanda.

Sejenak ia meraba dadanya pula,

Ia berpikir bahwa Reno telah melakukan hal yang sama pada dadanya.

"Euugghh.. tak bisa di biarkan"

Ia berlari meninggalkan mereka.

Sedangkan Amanda tertawa sinis, berhasil membuat pikiran negatif tentang Reno di mata Aluna.

Segera melepaskan cengkraman Amanda, tak memperdulikan ia sama sekali.

Berlari kencang mengejar Aluna.

Dalam pelarian langkah kakinya yang cepat, ia mengutuk semua perbuatannya. Terus berusaha menghindar dari orang yang mengejarnya.

Ia berlari sampai ke luar gerbang sekolah.

Aluna segera memanggil taksi yang melintas di hadapannya.

Membuka pintu mobil lalu masuk.

"Ayo pak cepat jalan"

Ngeeeng

Taksi itu cepat berlalu meninggalkan sekolah.

..

"Hah huh hahh huhh"

Nafas Reno terpingkal, ia telat mencegat Aluna yang barusan pergi menaiki taksi.

"Ahh, cepat juga larinya"

Di pandangi bagian belakang mobil yang perlahan menjauh dari pandangan.

..

Aluna tambah khawatir atas dirinya, bayangan Reno yang tengah asyik mencumbu Amanda terlintas jelas di ingatannya.

Apa mungkin ia melakukan hal serupa pada tubuhnya, oh betapa malangnya aku.

Kenapa aku harus mengalami semua ini. Apa sebenarnya salahku?

Apa aku terlalu polos? Sehingga mudah di manfaatkan oleh orang lain. Apalagi oleh kakak kelasku sendiri,

.

.

.

Cilincing 30-06-2022 05:22

avataravatar
Next chapter