webnovel

Hanya Melihat, Tidak Menyentuh.

Waktu itu Mono baru berusia lima belas tahun, Lilian baru berusia lima tahun. Anak-anak yang masih polos, tapi penuh tekad. Ketika itu Mono belum nemiliki apa-apa untuk Lilian, tapi kini Mono memegang kendali perdagangan di pasar besar di kota ini. Walau terlihat sepele tapi alur uang yang hilir mudik sekitar miliaran rupiah setiap harinya.

Mono menguasai kendali atas sayur mayur, menampung seluruh sayur mayur yang masuk ke kota ini, lalu membedakan organik dan non organik, lalu menyebarkannya kepada para pedagang kecil, dan memilih yang kelas supernya ke hotel-hotel besar dan super market.

Kini apa pun yang diinginkan adik perempuannya dapat dibelinya, tidak hanya sekedar baju bagus.

Ketika Mono menemukan wanita yang dia cintai, Mono hanya meminta satu hal : cintai adik perempuannya atau jangan pernah berpikir untuk menikah dengannya. Segala sesuatu yang dia miliki saat ini adalah karena adik perempuannya, jika tidak ada Lilian dalam hidupnya, dia tidak berhasrat untuk memiliki apa pun.

Setiap tanggal tiga di bulan Mei, seluruh keluarga akan berkumpul merayakan hari jadi pernikahan Mono dan Kemala. Walau sebenarnya mereka sering bertemu atau bertukar kabar melalui telepon tapi tetap saja mereka bersemangat menunggu hari ini.

Terutama Lilian, bertemu keluarga besarnya sekaligus adalah hal yang langka dia tak pernah melewatkan tanggal ini sama sekali dalam enam belas tahun.

Walau Mono sering memarahinya karena membawa hal-hal yang bisa disediakan oleh Mono sendiri, tapi Lilian selalu bersikeras mengatakan dia harus ikut berpartisipasi dalam hari besar kakaknya.

Ketika Lilian tiba dirumah Mono, suasana sudah mulai terlihat ramai, nampaknya saudara-saudara yang lain datang lebih aesl dari mereka bertiga.

Setelah menurunkan barang bawaan dan meminta pelayan mengangkutnya kedalam rumah, tiga orang itu langsung masuk menuju halaman belakang, tempat berkumpul semua orang.

Begitu melihat ketiganya keluar menuju halaman belakang, senyuman langsung mengembang dibibir semua orang. Bagaimana tidak, Lilian adalah belahan jiwa semua orang. Nadine adalah peri dimata semua orang karena sifat penyayang dan kesabarannya. Nah, Aryumi adalah iblis kecil, dia adalah titisan Lilian dalam hal membuat masalah dan keributan, mereka berdua tidak ada tandingannya.

Tampak beberapa pria sedang berkumpul, seperti sedang membicarakan sesuatu yang penting, semuanya memasang wajah serius dengan kening berkerut.

Bram dan Mono terlihat dalam kelompok pria itu, namun Lilian tidak berniat bergabung dengan mereka, dia berhenti dikerumunan saudara-saudaranya yang lain.

Kelompok pria yang terdiri dari lima orang itu juga melihat Lilian memasuki halaman belakang.

"Kita harus pantau klan-klan besar yang tiba-tiba muncul dikota belakangan ini" ujar Pras salah satu dari lima pria itu.

Jantung Pras serasa berdegub lebih kencang setelah mendengar berita dari Bram. Pras dua tahun lebih tua dari Lilian, dia hidup dipanti asuhan selama dua belas tahun ketika akhirnya dia di adopsi ketika berumur lima belas.

Namun, walau akhirnya dia diadopsi tapi hubungannya dengan sahabatnya di panti asuhan tak pernah terputus, bahkan tidak jauh sedikitpun. Adopsi adalah pijakan yang terbaik buatnya saat itu. Dia tidak pintar seperti Lilian atau Nadine yang selalu mendapatkan beasiswa, jadi dia harus mendapatkan keluarga yang mampu untuk membiayai studi dirinya. Jadi, disinilah dia, jabatannya kini sebagai wakil ketua dewan, seorang politikus akhirnya.

"Ikuti pergerakan Bella juga, wanita licik itu pasti sudah tidak sabar, dia sedang menunggu moment yang bagus" Ujar Mono sinis, wajahnya telah menghitam menahan kebencian.

"Ya, semua sudah pada posisi masing-masing, alternatif terakhir juga sudah disiapkan" Bram menjawab kemarahan Mono.

"Ya, semua sudah beres. Tapi tetap harus berhati-hati, jangan sampai ada celah yang tidak tertutupi" ujar Danny, orang kepercayaan Bram.

" Katakan apa saja jika itu membutuhkan bantuanku" yang terakhir berbicara adalah Davin Hartadi, keluarga termasuk dalam daftar keluarga konglomerat di negara ini. Davin akrab dengan Mono cs karena keluarganya adalah donatur tetap di panti asuhan tempat Mono cs tinggal, yang juga telah dianggap Davin sebagai rumah keduanya. Semua yang tinggal disana adalah keluarganya juga, dia menganggapnya begitu.

"Siapa yang berani menyentuh salah satu dari kita? ayo benamkan mereka kedasar yang tak kan bisa muncul kepermukaan lagi" sambung Davin dengan kilatan amarah dimatanya.

"Semuanya harus dilakukan dengan diam, jangan terlalu mencolok" Bram memberi komentar.

Jawaban Bram cukup masuk akal, Ayah Bella kini menjabat sebagai walikota dikota ini, dia pernah duduk di kursi ketua dewan selama sepuluh tahun, kukunya telah menancap dalam di semua segi dikota ini. Mereka tidak boleh gegabah, mungkin Davin tidak akan terjangkau oleh orang tua itu, tapi Mono dan yang lainnya yang masih mencari kehidupan di kota ini harus dipikirkan juga. Mereka juga punya tanggung jawab yang lain, tidak bisa egois.

"Wanita akan berubah menjadi iblis ketika dia terobsesi dengan sesuatu, Bella yang terlihat lembut diluar ternyata menyimpan sifat iblis dihatinya" Kata Davin sambil merenung bertahun-tahun yang lalu, sebelum iblis itu menguasai Bella.

"Bukankah kau dulu mengejarnya" Ejek Mono. Dikelompok kecil mereka, ini adalah rahasia yang lain. Cinta Davin ada di diri Bella, Bella yang dulu.

"Huh, Bram telah melihat semuanya, apa lagi yang tersisa untukku" Davin mencibir.

"Aku hanya melihat, tidak pernah menyentuhnya, masih banyak yang tersisa" Balas Bram.

"..." Semua mata tertuju kearah Bram.

berikan dukunganmu untuk author...(@ @)

kabut_malamcreators' thoughts
Next chapter