webnovel

Daftar Operasi TF Amethyst

Seorang pria tua, seorang pemuda dan seorang anak perempuan, ketiganya berdiri di atas padang rumput nan luas, di bawah langit yang bersih dari awan. Sang anak perempuan memandang keadaan di sekelilingnya dengan mata berbinar. Sebelumnya ia harus melewati padang salju dan lorong kecil yang gelap, jadi wajar kalau benaknya kini dipenuhi pertanyaan. “Grandpa, tempat apa ini?” Sang pria tua berlutut di hadapan cucunya sebelum dengan lembut ia menjawab. “Penduduk lokal menyebut tempat ini Benua Amstell.” “. . . Benua Amstell?” Sang anak perempuan memiringkan kepala mungilnya sementara kakeknya melanjutkan. “Delapan tahun yang lalu Grandma menemukan tempat ini secara tidak sengaja, sayangnya di tempat ini pula Grandma meninggal. Jadi, maukah kau membantu Grandpa menjaga tempat peristirahatan terakhir Grandma ini?” Sang anak perempuan mengangguk mantap sebelum menjawab. “Tentu saja, Claire akan menjaga tempat ini dengan sekuat tenaga.” Sang pria tua lalu menoleh ke arah pemuda di sampingnya sebelum berkata. “O’Neil, kau tahu aku dan Samantha memperlakukanmu seperti anak kami sendiri, dan kami tahu kau memutuskan masuk militer karena tidak mau bersaing dengan Robert dalam mengelola korporasi yang akan kami tinggalkan, meski bakatmu dalam berbisnis jauh lebih baik.” “. . .” “Tapi setidaknya berjanjilah kau akan membantu Claire menjaga tempat ini, karena begitu keberadaan Nouel diketahui, seluruh dunia akan memperebutkan tempat ini.” “Anggap sudah terlaksana.” Jawab Sang Pemuda dengan kasual, namun Sang Pria Tua seketika tersenyum karena ia tahu anak angkatnya tersebut tidak pernah mengingkari kata-kata yang ia ucapkan. *****

Tropic_Panda · War
Not enough ratings
79 Chs

6.4 - Pembawa Bencana

Wisma Tahanan Diplomatik, Kantor Registrasi Gerbang Barat

Awalnya Osvik marah karena ia ditahan secara paksa, namun setelah ia mencicipi hidangan yang disuguhkan kepadanya, kemarahan Osvik pun reda.

Ia bahkan sempat meremas bokong provokatif wanita muda yang menjadi kepala Kantor Registrasi. Jadi hati Osvik saat ini penuh dengan kegembiraan.

'Salah siapa ia mengenakan pakaian yang begitu provokatif dan membuat lekuk tubuhnya semakin terdefinisi.'

Gumam Osvik sambil mengingat-ingat sensasi luar biasa yang sempat dirasakan telapak tangan kanannya.

Namun kegembiraan di hati Osvik seketika berkurang drastis saat ia mengarahkan pandangannya ke lukisan kecil yang tertera pada paspor miliknya. Lukisan wajah tersebut jauh berbeda dari lukisan pribadi dirinya yang dibuat oleh seorang pelukis ternama di Makai Royal City.

Jangankan tampan, lukisan wajah bernama foto tersebut jauh lebih mirip dengan wajah kerbau tidak bertanduk dibandingkan dengan wajah manusia.

Namun ketiga Maester dan para pengawalnya mengkonfirmasi kalau wajah Osvik benar-benar seperti yang terpampang pada foto. Mereka bahkan berkata kalau foto tersebut luar biasa akurat.

Osvik masih ingin membantah. Namun setelah pekerja di Kantor Registrasi membawa cermin kaca yang sangat jernih, dan bukan cermin tembaga seperti yang biasa ia gunakan. Ia pun tidak bisa lagi mengelak.

Tentu saja di dalam hati Osvik masih tetap tidak mau mengakui kalau foto yang terpampang di paspor miliknya adalah lukisan wajahnya yang asli.

Osvik sedang termenung memikirkan bagaimana cara mengganti foto pada paspor miliknya ketika wanita yang bokongnya sempat ia remas berjalan masuk bersama serombongan orang, dan dilihat dari cara petugas keamanan Kantor Registrasi memberi hormat kepada pria terdepan, Osvik dengan mudah menyimpulkan kalau pria tersebut memiliki posisi cukup tinggi.

"Ser Osvik, ini adalah Ser Slane, pemimpin tertinggi Amethyst Merchant."

Osvik sedang memandangi dua tonjolan di dada Rutim sambil menelan ludah keras-keras ketika ia mendengar 'Ser Slane, pemimpin tertinggi Amethyst Merchant' diucapkan oleh Rutim.

Osvik tidak menyangka kalau pemimpin tertinggi Amethyst Merchant akan begitu cepat menemuinya. Hati Osvik pun segera melompat setinggi langit.

'Sepertinya mereka memahami arti penting diriku.'

Gumam Osvik sambil menyambut uluran tangan Letkol. Slane.

"Ser Osvik yang terhormat, selamat datang di Magwurt City."

Dengan nada ramah Letkol. Slane menjabat tangan Osvik sebelum mendekap bangsawan muda dengan tubuh seperti gentong air tersebut erat-erat.

"Maester yang terhormat, selamat datang di Magwurt City."

Letkol. Slane bahkan mengambil inisiatif untuk menyalami dan mendekap ketiga Maester yang berdiri di belakang Osvik layaknya menyambut sanak keluarga yang datang dari jauh.

Tidak lama berselang Letkol. Slane sudah duduk di sofa berhadap-hadapan dengan keempat tamunya.

"Ser Osvik dan Maester yang terhormat, bolehkah saya tahu alasan kunjungan Anda, dan mengapa Anda membawa beberapa aset vital milik Kedai Dourk?"

Osvik tersenyum dari telinga ke telinga sebelum berkata.

"Mungkin Ser Slane belum tahu, karena itu izinkan saya menjelaskan."

"Silahkan."

Jawab Letkol. Slane sambil mengangguk kecil dan Osvik segera memberi penjelasan.

"Pak Tua Dourk sudah memberikan posisi rekanan Amethyst Merchant kepada saya dan untuk beberapa mekanisme yang ia peroleh dari Amethyst Merchant saya sudah menggantinya sebesar 10 gold coins."

Letkol. Slane mengetuk-ketukan jarinya ke sandaran tangan untuk beberapa lama sebelum berkata.

"Saya tidak mengerti kenapa Pak Tua Dourk menyerahkan posisi rekanan Amethyst Merchant kepada Anda bersama peralatan yang kami suplai. Tapi satu hal yang saya pahami adalah, dalam kontrak antara Pak Tua Dourk dan Amethyst Merchant, Pak Tua Dourk hanya boleh mengembalikan posisi rekanan dan peralatan yang disuplai Amethyst Merchant kepada Amethyst Merchant saja, tidak boleh ke pihak siapapun."

'Kontrak? Kenapa Pak Tua Dourk tidak pernah menyebut masalah kontrak tersebut.'

Gumam Osvik di dalam hati tanpa menyadari kalau kontrak yang disebut Letkol. Slane memang tidak pernah ada.

"Kalau begitu, karena kita sudah bertemu di sini, bisakah kita langsung meluruskan masalah kontrak ini. Jika Ser Slane memberi saya kepercayaan untuk mengedarkan produk Amethyst Merchant, maka saya jamin produk Amethyst Merchant dengan lancar dapat memasuki Makai Royal City"

Letkol. Slane mengangguk kecil sebelum berkata.

"Boleh saja, tapi sebelumnya ada beberapa hal yang harus kita sepakati. Pertama, saya harap Anda bersedia membantu saya memastikan Pak Tua Dourk memenuhi kontrak sebagai rekanan Amethyst Merchant. Karena diputus sepihak oleh rekanan dapat merusak reputasi kami."

". . . "

"Kedua, semua alat yang Anda bawa kemari rusak total dan menurut tenaga ahli kami penyebabnya adalah kesalahan prosedur saat merangkai ulang. Jadi Anda harus mengganti semua kerusakan tersebut."

Osvik tersenyum riang sebelum berkata.

"Ser Slane, saya sudah meminta Pak Tua Dourk untuk tetap beroperasi seperti biasa, hanya saja komoditi yang ia beli dari Amethyst Merchant harus dibatasi hingga kuota tertentu. Untuk mekanisme yang saya terima dari Pak Tua Dourk semuanya sudah saya bayar sebesar 10 gold coin. Sedangkan untuk jam dinding, Pak Tua Dourk mengatakan ia sama sekali tidak mengeluarkan uang untuk mendapatkannya."

". . ."

"Pak Tua Dourk juga berkata kalau ada kerusakan maka Amethyst Merchant akan mengirim orang untuk memperbaikinya. Namun saya justru datang ke sini membawa alat-alat tersebut, bukankah seharusnya Anda berterima kasih kepada saya."

Dengan kasual Letkol. Slane menjawab.

"Seperti yang saya bilang, semua alat yang Anda bawa kemari rusak total dan tidak bisa diperbaiki. Selain itu harga paket pembangkit listrik tenaga surya dengan alat pembuat es batu serta pompa air dan sistem perpipaanya adalah 25 gold coins. Sedangkan untuk jam dinding, saya rasa Anda sadar kalau nilainya setara dengan beberapa ladang kelas menengah."

Osvik seketika mengerutkan dahi, namun ia berusaha menahan diri dan berkata dengan sekalem mungkin.

"Ser Slane, meski alat yang saya terima dari Pak Tua Dourk rusak total dan saya harus menggantinya, Anda tidak bisa begitu saja menaikan harga atau bahkan memberi harga pada jam dinding yang sebelumnya Anda berikan secara cuma."

Letkol. Slane tersenyum riang sebelum berkata.

"Saya sama sekali tidak menaikan harga, lebih tepatnya sebelumnya saya memberikan diskon besar-besaran kepada Pak Tua Dourk karena saya berhutang budi yang sangat besar kepadanya."

"Hutang budi?"

Tanda tanya bermunculan di dahi Osvik sementara Letkol. Slane mengangguk kecil sebelum melanjutkan.

"Ser Osvik, bangsawan seperti Anda pasti tidak tahu betapa pahitnya hidup anak yang terlahir tanpa mengetahui siapa orang tuanya dan harus hidup di jalanan seperti saya. Sebagai gambaran, saat saya berumur enam tahun saya pernah tidak makan selama lebih dari lima hari berturut-turut. Saat itu saya hanya bisa duduk di sebuah gang kecil tanpa bisa menggerakan tubuh. Secara naluriah saya tahu kalau hari itu saya tidak mendapatkan makanan maka saya akan mati."

". . ."

"Saya sudah pasrah menerima nasib. Saya pikir mati tidak terlalu buruk daripada harus kelaparan setiap hari. Namun seorang pria tiba-tiba saja memberi saya sepotong roti. Roti tersebut hanyalah roti hambar berumur 2-3 hari. Namun bagi saya roti tersebut adalah roti termanis yang pernah saya nikmati."

". . ."

"Pria tersebut kemudian membantu saya hingga saya pulih. Setelah itu seorang pencopet tua memaksa saya bergabung dengan kelompoknya dan saya ternyata sangat mahir dalam mencopet. Namun sepandai-pandainya tupai melompat sekali-dua kali ia pasti akan jatuh juga."

". . ."

"Saya tertangkap oleh seorang bangsawan muda yang entah kenapa wajah, rambut, tatapan mata, hidung dan cara bicaranya sangat mirip dengan Anda. Saya dihajar habis-habisan dan hampir saja mati mengingat tubuh anak berumur 12 tahun sangatlah lemah. Namun sekali lagi saya diselamatkan oleh pria yang dulu memberi saya sepotong roti, yang ternyata adalah juru masak di Kastil Walluo."

". . ."

"Setelah itu seorang petualang dan saudagar yang berasal dari luar Benua Amstell memungut saya dan mendidik saya menjadi seorang pedagang. Ia memiliki sebuah usaha dagang yang sangat besar dan saya mendapat posisi yang cukup bagus. Singkat kata, setelah saya membalas budi baik saudagar tersebut, saya meminta ijin untuk kembali ke Benua Amstell."

". . ."

"Saya melihat kesempatan untuk mendirikan basis di Magwurt City. Karena itu saya membangun sebuah basis di Magwurt City sebelum pergi ke Walluo City untuk membalas budi baik juru masak yang dulu pernah menolong saya."

". . ."

"Juru masak tersebut tidak ingat siapa saya dan juga tidak lagi bekerja di Kastil Walluo. Ia ditendang keluar karena terlalu sering membagikan makanan sisa ke anak-anak jalanan. Namun tidak masalah jika juru masak tersebut tidak ingat siapa saya. Karena yang paling penting adalah saya tidak akan pernah melupakan kebaikan yang pernah ia berikan."

". . ."

"Ser Osvik, apakah Anda percaya dengan cerita saya atau tidak semuanya terserah pada Anda. Tapi apakah Amethyst Merchant akan bekerja sama dengan Anda atau tidak semuanya tergantung dari kesediaan Anda untuk mengganti alat-alat yang rusak."

Awalnya Osvik meragukan cerita Letkol. Slane. Masalahnya, Letkol. Slane memiliki bakat alami untuk berbohong yang secara naluriah ia asah sepanjang waktu hingga bakatnya tersebut melampaui aktor Hollywood kawakan. Terlebih lagi Letkol. Slane mencampur kebohongannya dengan pengalaman hidup yang benar-benar ia alami dan beberapa intel yang berhasil dikumpulkan IDG. 

Sedangkan setelah sekilas membuat perbandingan antara umur Letkol. Slane dan era saat Pak Tua Dourk bekerja di Kastil Walluo, semuanya ternyata klop. 

Apalagi Osvik paham kalau ayahnya sangat benci kepada pencopet dan selalu memberikan hukuman yang amat keras kepada setiap pencopet yang tertangkap.

Dan palu terakhir yang menghancurkan keraguan Osvik adalah, bagaimana mungkin mekanisme yang bahkan belum berhasil dibayangkan konsepnya apalagi diciptakan oleh para Maester Mekanika di Benua Amstell hanya dihargai sebesar 7 gold coins. Belum lagi jam dinding seharga beberapa ladang kelas menengah yang diberikan secara cuma-cuma.

Meski begitu pada akhirnya Osvik tetap berkeras kalau cerita dari Letkol. Slane hanyalah sarana untuk memperdalam tuntutannya atas biaya ganti rugi yang ia minta. Ia sama sekali tidak menganggap cerita tersebut sebagai hal nyata yang benar-benar terjadi.

"Ser Slane, saya akan memberikan ganti rugi untuk alat-alat yang rusak. Tapi Anda tidak perlu mendramatisir suasana. Saya akan memotong tangan saya kalau orang terhormat yang memimpin usaha dagang yang begitu besar seperti Amethyst Merchant memiliki masa kecil sebagai pencopet dan terlebih lagi lahir di kota kecil seperti Walluo City."

"Terima kasih atas pengertian dan pujian dari Ser Osvik yang begitu murah hati."

Kata Letkol. Slane dengan riang sebelum menoleh ke arah Rutim yang duduk di sampingnya.

"Rutim, bagaimana kabar Lucca?"

Rutim tidak mengerti kenapa Letkol. Slane tiba-tiba saja menanyakan Lucca, anak satu-satunya yang sangat ia kasihi. Apalagi ia sedang tenggelam merenungkan masa lalu Letkol. Slane yang begitu mengguncang hatinya. Jadi Rutim agak tergagap sebelum menjawab

"L-Lucca baik-baik saja dan sedang mempersiapkan ujian tengah tahun."

"Baguslah kalau begitu."

Letkol. Slane mengangguk puas sebelum meraih empat kantong uang dari sakunya. Dari kantong yang paling indah ia lalu mengeluarkan 5 gold coins dan menyerahkannya kepada Rutim.

"Kau bisa pulang lebih awal hari ini, lalu ajaklah Lucca dan William makan malam untuk melupakan pengalaman tidak menyenangkan yang kau alami tadi siang, dan juga jangan berhenti mengenakan pakaian yang seksi dan menggoda."

". . . Ser Slane?"

Rutim terbengong sambil memandang Letkol. Slane, namun karena Letkol. Slane sudah menempatkan kelima gold coins ke dalam genggamannya sebelum ia sempat menolak. Maka ia hanya bisa bangkit berdiri dan membungkuk dalam-dalam.

"Terima kasih atas kebaikan dan perhatian dari Ser Slane."

Letkol. Slane mengangguk kecil sambil tersenyum riang, dan Rutim pun segera keluar ruangan sambil merenungkan apa yang sebenarnya baru saja terjadi.

Di saat yang sama, Osvik dan ketiga Maester memandang kantong uang di tangan Letkol. Slane sambil bergumam di dalam hati.

'Kenapa kantong uang tersebut sangat mirip dengan kantong uang milikku?'

Pertanyaan Osvik dan ketiga Maester segera terjawab setelah mereka meraba pinggang masing-masing dan mendapati kalau kantong uang mereka tidak tergantung di tempatnya.

'Bangsat!'

Pekik Osvik di dalam hati, namun ia segera menahan diri karena teringat kata-kata yang sempat diucapkannya bahwa ia akan memotong tangannya sendiri jika Letkol. Slane adalah seorang pencopet.

"Ser Slane, saat saya dalam perjalanan kemari saya kehilangan kantong uang saya. Mungkin karena terjatuh, dan melihat kalau kantong uang saya sangat mirip dengan kantong uang di tangan Anda, apakah mungkin Anda menemukan kantong uang tersebut di pinggir jalan dalam perjalanan kemari?"

"Maksud Ser Osvik kantong uang ini?"

Letkol. Slane menunjuk ke kantong uang di tangannya dan Osvik segera mengangguk mantap.

"Saya sungguh tidak tahu kalau kantong uang ini sangat mirip dengan kantong uang Anda. Tapi keempat kantong uang ini adalah hadiah dari kawan jauh saat mereka berkunjung kemari. Jadi saya berani menjamin kalau kantong uang ini adalah milik saya."

'Bangsat!'

Pekik Osvik di dalam hati sekali lagi. Ia pernah mendengar dari Lady Yuuri kalau birokrat dan pedagang memiliki kesamaan, keduanya tidak akan pernah memuntahkan uang yang sudah mereka telan bulat-bulat. Kini, akhirnya ia memahami hal tersebut.

Di saat yang sama ketiga Maester memandang Osvik dengan tatapan berbisa sambil bergumam di dalam hati.

'Anak ini adalah pembawa bencana.'

*****