1 Teori Asal Mula Kekacauan

Alkisah di sebuah rumah kecil nan bobrok, tinggallah sepasang suami istri yang baru saja menikah bulan lalu. Kalau pacarannya sih sudah kurang lebih enam tahunan.

Si suami bernama Teddy dan istrinya yang lebih muda satu dekade darinya, bernama Omi.

Teddy memiliki pekerjaan tetap di sebuah perusahaan bahan bangunan terbesar di Bandung, sementara Omi memilih untuk menjadi ibu rumah tangga biasa dan mengurus kedua anaknya di rumah.

Anak pertama mereka bernama Teriono dan biasa dipanggil Mas Ter. Sedangkan anak kedua bernama Ketia, dipanggilnya Keti.

Dari kecil, Teddy sangat sangat sangat sayang sekali dengan Mas Ter, soalnya dia anak laki-laki. Lebih penting lah sifatnya buat Teddy. Sementara si Keti, lebih dekat dengan Omi karena mereka lebih sesifat.

Dengan gaji Teddy yang cukup besar sebagai seorang manajer di bagian keuangan, baik Mas Ter maupun Keti bisa bersekolah di sebuah sekolah swasta elit di Bandung. Berbeda dengan anak lainnya, Mas Ter dan Keti diantar jemput oleh Omi dengan mobil dan supir yang tiap harinya pasti berganti (baca: angkot).

Oke, cerita keluarga ini tampak sepertinya akan bahagia bukan?

SALAH!

Sepertinya ini awalnya. Teddy yang usianya baru hampir menginjak 50 tahun, suatu hari pulang ke rumah sambil cemberut. Dia bilang di kantornya ada bos baru, anak muda, anak bos terdahulunya. Berbeda dari bos tua, si bos muda menurut Teddy tidak menyukainya dan seperti akan segera memecatnya.

Tiap pulang kerja, Teddy mengeluh... engga dikasih kerjaan lah, engga dianggap lah, bisa darah tinggi, sakit jantung, intinya kalau kata Teddy... bisa PAEH AING!!! Garisbawahi kata paeh alias mati.

Mungkin Omi kasihan melihat Teddy atau mungkin juga dia merasa keluhan suaminya sudah tidak bisa ditolerir lagi, soalnya diulang-ulang terus. Akhirnya Omi mengatakan kepada Teddy, jikalau dia mau keluar dari pekerjaannya, keluar saja.

Tanpa basa-basi, engga pake mikir segala, Teddy dengan sigapnya langsung keluar dari perusahaan itu. Padahal waktu itu Keti baru kelas 2 SD dan Mas Ter di kelas 5 SD.

Dengan gayanya, Teddy bilang kalau setelah keluar dari kantor, dia akan mencari penghasilan dengan menjadi dukun. Ya... dukun, benar sekali.

Untuk menjadi dukun yang dimaksud itu, Teddy menghabiskan tabungannya untuk belajar ke beberapa guru spiritual... dan dengan hebatnya, setelah semua tabungan habis, dia masih manusia biasa.

Lalu Teddy mempunyai uang pesangon dan dengan hebatnya, uang senilai 40 juta itu dia pinjamkan kepada pelatih les renang anaknya. Engga tau kenapa. Otomatis uang itu pun hilang.

Lanjut ke kedablegan Teddy yang berikutnya. Uang tabungan Omi dipinjam dengan alasan untuk modal usaha. Usahanya engga ada, duitnya habis kaya kentut.

Sekian. Itulah teori awal dari cerita ini.

avataravatar