8 eps 8

Kepala sekolah mengetuk pintu, pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Seorang wanita yang sudah hampir tua duduk di kursi depan meja yang langsung menghadap ke pintu masuk tadi.

"Ada apa, Nel?"tanya wanita itu pada kepala sekolah.

"Saya membawa siswi baru yang dibawa oleh tuan muda, nyonya Airn"

"Pergilah" ucap wanita yang dipanggil nyonya Airn tadi.

Kepala sekolah itu pun keluar.

"Jadi, siapa namamu?"wanita itu menatapku tajam, aku sedikit takut, kurasa sekolah ini memang misterius dan menyeramkan.

"Nama saya Gamoshi Nwerte"

Wanita itu terlihat lebih terkejut dari kepala sekolah tadi.

"Nwerte?"wanita itu menatap senior pendek, lalu kembali menatapku.

"Beliau adalah kepala asrama perempuan, semua keperluanmu akan diurus terlebih dahulu di sini"senior menjelaskan padaku.

"Benar, semua keperluanmu, termasuk namamu"timpal kepala asrama itu.

"Nama?" apa maksudnya? ada apa dengan namaku?

"Aku yakin kau pasti kebingungan dan banyak sekali pertanyaan, tapi aku akan singkat. Sekolah ini berbeda, kau harus punya kedudukan untuk dapat bersekolah di sini"

"Kedudukan?tapi saya tak punya apa-apa, apa lagi uang"

"Bukan soal uang, tapi nama keluarga. Mungkin menurutmu ini aneh tapi memang seperti ini, karena jika kau tak memiliki nama keluarga, kau akan hilang"

Hilang? maksud hilang itu lenyap tak ditemukan?

"Pakai nama keluarga Airn saja bu"usul senior pendek.

"Kau yakin bisa mengatasi?"

"Tak masalah, lagi pula aku ketua OSIS di sini"

Senior pendek itu ketua OSIS di sini? keren, sekolah ini memilih OSIS tak seperti sekolahku sebelumnya, laki-laki rendah seperti dia tak akan dijadikan ketua OSIS di sana.

"Baiklah, jadi Gamoshi Nwerte, selama ada di sini namamu menjadi Gamoshi Airn"jelas kepala asrama itu.

"Airn, berarti sama saja kita semarga?"tanyaku memastikan.

"Benar, dan dia kakakmu"tunjuk kepala asrama pada senior pendek.

"Kalau begitu, kita pergi ke kamarmu. Dan, kau, kembalilah ke kelasmu"

"Baik"jawab senior pendek keluar terlebih dulu.

Aku ditunjukan kamar nomor 137. Setiap satu kamar diisi dua murid, semua perlengkapan sekolah dan sehari-hari sudah ada di kamar, jadi tak perlu memikirkan hal lain.

Teman sekamarku belum pulang, mungkin masih ada kelas, lebih baik aku mandi dan membersihkan darah kering di kakiku dul- eh? sudah hilang? kapan hilangnya? aku juga sudah tak merasa nyeri seperti sebelumnya, apa senior pendek juga yang membersihkannya? aku benar-benar jadi merasa bersalah, dia sudah baik tapi aku tetap memanggilnya senior pendek.

Selesai mandi aku hanya duduk di tepian kasur. Teman sekamarku belum juga datang, sekarang jam berapa? Sebenarnya aku dimana? bagaimana bisa aku sampai sini? lalu ayah dan bunda bagaimana? Banyak sekali pertanyaan tapi aku harus bertanya pada siapa? Tunggu, senior itu bukankah dia tau nama gamerku? pasti dia mengetahui sesuatu.

"Halo~" seorang perempuan berambut coklat telah masuk, warna seragamnya sama seperti senior tadi, hanya saja warna dasinya beda, milik senior warna hitam, dasi perempuan ini berwarna hijau.

"Wah, ternyata benar kata nyonya Airn aku punya teman sekamar baru"ia langsung menjabat tanganku dengan wajah ceria.

"Namaku Ra Keindu, siapa namamu?"

"Halo, aku Gamoshi Airn, salam kenal"aku membalas dengan senyuman.

"APA? Airn? saya minta maaf, saya minta maaf tadi tak sopan pada nona Airn"

Eh? kenapa mendadak formal? lalu nona? apa maksudnya?

"Ada apa? jangan formal begitu, jangan panggil nona, tolong biasa saja"

Kalau diingat-ingat kepala sekolah tadi juga memanggil senior dengan sebutan tuan muda, sebenarnya kenapa? apa karena nama Airn? kalau memang benar artinya nama Airn itu kedudukannya tinggi begitukah?

"Saya sangat minta maaf, saya terlalu senang, tak sadar bahwa nona adalah adik ketua, padahal mata kalian jelas sama tapi saya bodoh tak memperhatikan"

"Aduh sudahlah, panggil aku Gamoshi saja, oke?"

Setelah perdebatan yang cukup lama akhirnya ia berhenti memanggilku nona dan kembali berbicara informal.

"Kalau begitu say- aku mandi dulu, lalu kita pergi makan malam"

Dia bilang mataku dan ketua sama? apa benar warna mata senior sama sepertiku? Aku saja tak terlalu memperhatikan, tapi teman sekamarku ini teliti juga.

avataravatar
Next chapter