2 eps 2

Yah tapi kata-kata itu hanya dapat kuucapkan dalam hati, aku tak ingin merusak suasana bahagia mereka.

Kami masuk ke dalam tempat yang digunakannya untuk tinggal. Tempat itu sangat rapi. Kulihat teman bunda melepas penutup kepalanya, aku penasaran bagaimana rambutnya, namun sepertinya keberuntungan sedang tak berpihak padaku, rambutnya digelung rapi dengan sebuah pita besar yang hampir menutupi seluruhnya.

Apa? Uban?teman bunda sudah beruban? Warna rambutnya putih, mirip uban

"Sayang, apa kau ingat kita pernah ke sini sebelumnya?"tanya bunda padaku, aku hanya mengangguk walau sebenarnya aku tak ingat kapan aku ke sini, apa benar satu tahun yang lalu?tapi kurasa berbeda dengan yang dulu, aku pun tak ingat apa dulu teman bunda ini sudah beruban atau belum. Apa ingatanku terlalu penuh dengan cerita fantasi hingga melupakan hal-hal seperti ini?

"Sepertinya ia masih belum berubah, masih tetap pendiam"ucap teman bunda dengan tawa renyahnya.

"Ah, mungkin saja kau akan bosan mendengar obrolan kami. Di sana ada ruangan berisi buku-buku, masuklah mungkin saja ada buku yang kau suka!"lanjutnya menunjuk sebuah pintu kecil.

Aku menghampiri pintu itu, aku bahkan tak ingat apa aku pernah ke sini, tapi sepertinya baru kali ini. Pintunya memang kecil, aku harus membungkukan badanku untuk dapat memasukinya. Dan wow! Buku-buku tersusun rapi di setiap rak kayu. Organ manusia dan tumbuhan, itu tema yang paling mendominasi buku-buku di sini. Sepertinya teman bunda ini seorang pecinta alam.

Oh, ada juga buku-buku tentang psikolog, yah..kita tak bisa langsung menilai seseorang dari buku-bukunya saja.

Ah! perhatianku tertuju pada sebuah buku berukuran paling kecil dari yang lain, terletak di atas terujung. Aku mengambilnya, mataku terpana saat kulihat cover buku itu, perasaan senang bercampur heran, senang karena yang kutemukan adalah sebuah komik! Heran karena tak menyangka jika teman bunda ini menyimpan sesuatu yang seperti ini, ah tapi biasanya orang dewasa memang butuh suatu penyegaran pikiran. Tanpa pikir panjang aku membacanya dan hanyut dalam cerita.

"Sayang, ayo kita pulang. Sepertinya kau lupa waktu"suara bunda memecah konsentrasi membacaku, tak lama muncul bunda dan temannya menghampiriku.

"Pulang sekarang, bunda?"tanyaku. Bunda mengangguk tersenyum.

avataravatar
Next chapter