16 eps 16

Sore ini sepulang sekolah nyonya Airn mengajakku dan kakak pulang karena besok hari libur. Aku senang karena bisa keluar, setidaknya bisa melepas sejenak pikiranku tentang pelajaran sekolah dan masalah pembunuhan itu. Aku jadi penasaran seperti apa rumah nyonya Airn.

Kami pulang naik kereta kuda, aku melihat ke luar jendela. Pemandangan dari sekolah menuju rumah nyonya Airn sangat berbeda dengan pemandangan yang kulihat saat pertama kali sampai di tempat ini. Di jalan ini lumayan banyak bangunan, tapi orang-orang yang berlalu-lalang tak begitu ramai.

Sudah cukup puas aku memandangi jalanan sekitar, aku kembali memandang ke dalam kereta yang kunaiki. Nyonya Airn dan kakak hanya tersenyum melihatku, mungkin di hadapan mereka aku terlihat seperti Rapunzel yang baru saja keluar dari menara yang mengurungnya, haha..

Kereta kuda berhenti, kakak turun terlebih dulu untuk membantu nyonya Airn turun, lalu terakhir aku turun.

"Ayo tuan putri, silakan turun dengan hati-hati"ucap kakak membantuku turun sambil tertawa.

"Baik pangeran"jawabku yang tak bisa menahan tawaku juga.

Ini rumah? bagaimana bisa seperti ini dikatakan rumah? Ini istana! Memang tak seperti istana di komik atau kartun atau anime yang kutau, tapi untuk disebut rumah juga ini terlalu megah, mewah, dan luar biasa!

Seorang laki-laki dan perempuan berumur sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh tahunan menyambut kami laki-laki itu membawakan tas nyonya Airn yang tadi dibawa oleh kakak, dan perempuan itu tak berhenti menatapku, yah wajar juga ia begitu, aku 'kan orang asing.

"Setelah mandi aku akan mengajakmu ke perpustakaan, adikku" kenapa tiba-tiba kakak memanggil-

"Lewat sini, nona"ucap perempuan yang tadi terus menatapku.

Eh?

"Nah, cepat ke kamar dan mandilah, nanti aku akan menemuimu" kakak mengusap kepalaku.

Ini benar-benar istana! kamar yang kutuju benar-benar mirip seperti kamar tuan putri!

Aku berendam air panas, tapi tak sampai dimandikan seperti para tuan putri karena aku menolak, aku punya rasa malu yang tinggi.

Selesai mandi dan memakai baju sendiri, rambutku ditata, kali ini aku tak menolak, sepertinya menyenangkan rambutku ditata bentuk lain, selama ini aku hanya membiarkan rambutku tergerai begitu saja atau diikat satu, aku tak terlalu mengurusnya, aku pernah berniat memotong rambutku tapi kakak mencegahku.

"Sudah selesai, nona. Wah nona terlihat lebih cantik"ucap perempuan yang menata rambutku.

Eh? eehh?? aku jadi berubah?

"Ini cantik, saya suka, terima kasih banyak"ucapku yang masih tak percaya dengan keanehan yang cantik ini.

"Eh tidak perlu formal dan berterima kasih nona"ucap perempuan itu cepat.

"Yah terserah, pokoknya aku suka ini"biasanya di cerita kerajaan memang tuan putri tak boleh memakai bahasa formal, hm..ini memang istana.

Yah terserah, tapi ini benar-benar luar biasa, tak hanya ditata cantik tapi rambutku terasa lebih lembut, poni dan ujung rambutku dirapikan juga, tak perlu ke salon kalo seperti ini, hehe.

Ada suara ketukan pintu! kakak!

"Sepertinya itu tuan muda, nona"

"Benar, aku pergi dulu"

"Hati-hati, nona"

Yeay! ke perpustakaan bersama kakak.

"Kakak!"

"Wah kau sudah rindu padaku? ow! kau benar adikku? sejak kapan adikku cantik?"

"Apa? sejak kapan adikku cantik?! jadi selama ini aku jelek?"

"Hahaha..hei bukan aku yang mengatakannya, hahaha.."

"Tuan muda, berhentilah menggoda adik anda sendiri" seorang pria tua tiba-tiba saja muncul.

"Selamat datang di kediaman keluarga Airn, nona Gamoshi"ucap pria itu membungkukkan badannya.

"Terima kasih"jawabku ikut membungkuk mengikuti cara para tuan putri di kartun atau komik yang kulihat.

"Pfftt.." hah? kakak menertawakan tingkahku?

"Hahaha...ah sudahlah, padahal tadi aku ingin mengajakmu ke perpustakaan. Kami pergi dulu Laq"ucap kakak menggandeng tanganku.

"Baik, hati-hati tuan muda, hati-hati nona"

Sepanjang perjalanan menuju perpustakaan kakak tak berhenti tertawa, benar, dia menertawakanku saat membungkuk tadi, katanya aku sudah menjadi korban cerita dongeng kerajaan.

"Lalu aku harus bagaimana? aku ingat kata kakak tuan Airn orang yang beretiket, lalu orang tadi membungkukkan badan, dan baju yang kupakai ini juga sopan jadi aku menggunakan ilmu yang kupelajari tanpa sengaja saja"

Baju yang kupakai memang tak ada kawat di bagian bawah seperti baju para putri yang bisa melebar, tapi baju ini sopan, lengan baju 3/4, dan bagian bawah panjang di bawah lutut, tak sependek rok yang ada di sekolah.

"Haha..ilmu yang dipelajari tanpa sengaja katanya, hahaha..tapi benar juga. Benar, caramu membungkuk tadi benar, aku hanya tertawa tak menyangka adikku bisa seperti itu, ternyata ada sisi positifnya juga kau membaca komik dan bermain game, haha"

"Ini dia perpustakaan keluarga Airn" kakak membuka pintu besar di depan kami.

Wah..bukunya sangat banyak dan tebal-tebal! di susun di rak-rak yang juga sangat tinggi! ini luar biasa! butuh berapa tahun aku bisa membaca semua isi buku di sini?!

"Kakak..ini..kakak sudah pernah membaca ini semua?"

"Sudah"

"Apa?! mustahil! ini banyak dan semuanya tebal!"

"Hm..Ochi, kau kira aku terjebak di tempat ini hanya sebentar? kau pasti lupa, aku sendiri juga sudah lupa umur berapa aku sampai sini. Yang kuingat saat itu nyonya Airn yang diceraikan suaminya dan tak bisa punya anak menemukanku yang pingsan di samping sungai depan rumah ini, lalu aku dirawat di sini. Wajar saja aku tak nafsu makan dan banyak bertingkah karena aku berada di tempat asing bersama orang-orang asing juga. Lalu suatu hari, kesekian kalinya juga aku menangis, ayah nyonya Airn, tuan Airn, menggendongku di punggungnya dan mengajakku ke perpustakaan, di sini memang tak ada komik yang menjadi buku favoritku tapi tuan Airn menunjukkan berbagai eksperimennya padaku dan itu membuatku lebih tertarik, lalu aku banyak membaca buku karena aku juga ingin menjadi seperti beliau, tapi belum sampai aku menunjukkan eksperimenku yang ketiga, beliau sudah wafat"

"Kakak.." aku memeluknya, beban hidup kakak benar-benar berat, ia masih kecil sudah terjebak di sini, pasti setiap hari kakak merindukanku, ayah dan bunda, tapi aku malah tak ingat sedikit pun tentang kakak. Sudah merasa nyaman dengan orang tapi orang itu juga pergi lebih cepat. Aku berharap semoga aku dan kakak bisa kembali bertemu dengan ayah dan bunda.

"Kak, ayo kita cari akar seluess lalu membuat ramuan untuk kita berdua, lalu kita pulang berkumpul dengan ayah dan bunda lagi, nanti aku pasti akan minta tanggung jawab pada ayah dan bunda tentang hilangnya ingatanku ini"

"Ochi, kau benar-benar adikku, kau masih sama seperti dulu"kakak tersenyum padaku.

"Aku pernah mencoba menanamnya di taman, nanti malam setelah makan malam ayo coba kita lihat, semoga bunganya sudah mekar"

avataravatar
Next chapter