15 eps 15

"Kau kejam! JAHAT!"

"Terserah apa yang mau kau bilang tentangku, aku benar-benar minta maaf, aku tak tau bagaimana aku bisa masuk ke tempat ini dan aku juga tak tau cara keluar dari sini"

Apa? apa maksudnya? dia juga orang luar sama sepertiku? tapi kenap-

"Aku ingin kembali, aku rindu pada kalian, aku bahkan lupa umur berapa aku sampai di tempat ini. Aku mencoba banyak hal untuk bisa kembali atau setidaknya bisa mendengar suaramu, ayah, atau bunda. Tapi ternyata kau malah ikut masuk ke tempat ini, aku tak tau kenapa kau bisa ikut masuk ke sini, entah karena efek dariku yang sering memanggilmu lalu tanpa sadar sinyalnya terkirim ke dunia kita atau karena hal lain, aku minta maaf. Meski aku memakai segel yang membuat tubuhku pendek seperti ini tapi tetap saja, hidupku sendiri saja tengah berada dalam buruan orang, lalu bagaimana aku bisa melindungi nyawa adikku?"kakak memelukku erat di akhir kalimatnya dan meneteskan air mata.

Aku tak paham apa yang ia katakan tapi aku refleks membalas pelukannya. Hangat, sudah lama aku tak merasakan perasaan hangat seperti ini.

Jadi sebenarnya aku yang jahat sudah mengira dia pelakunya. Aku menyesal. Lalu maksudnya tadi apa? ayah? bunda? adikku? dia kakakku? memangnya aku punya kakak?

Perlahan ia melepas pelukannya dan menatapku.

"Aku benar-benar minta maaf, Ochi"

"Tidak kak, aku yang harusnya minta maaf, aku tak paham apa yang kakak katakan, maksud kakak..kakak itu kakak kandungku?"

"Apa?"mata kakak melebar dengan ekspresi tak percaya.

"Tunggu, Ochi, kau..apa yang terjadi padamu selama ini? kau tak ingat bagaimana pertama kali kau suka komik dan main game?"tatapan kakak cemas.

"Aku sulit bergaul dan tak suka keramaian jadi aku sering membaca komik dan main game, tapi.." benar, aku tak ingat kapan tepatnya aku mulai suka mereka dan jadi kecanduan seperti itu.

"Jadi kau benar-benar tak ingat?"

Aku hanya menggeleng.

"Tak apa, yang terpenting kau masih baik-baik saja"

"Tapi kak, jika benar kakak adalah kakak kandungku bagaimana bisa aku lupa?"

"Hidupmu pasti berat saat itu" kakak hanya menjawab seperti itu dan mengusap kepalaku.

Kakak kembali sibuk di lab, tapi kali ini ia menyuruhku menceritakan apa saja yang kuingat, ia juga membuatkanku kursi tinggi agar bisa sedikit lebih sejajar dengan kakak yang berdiri. Aku bercerita tentang ayah, bunda, game dan komik baru, lemari kaca baruku untuk memajang action figure yang baru-baru ini kukoleksi. Sesekali kakak menanggapi ceritaku, sepertinya benar dia kakak kandungku, ia banyak tau soal ayah, bunda, dan tentu saja komik yang kubaca dan game yang kumainkan.

"Oh, aku ingat! terakhir kali aku membaca komik yang kupinjam dari teman bunda, nama mangakanya aneh, eh tapi entah juga sebenarnya itu termasuk manga atau bukan, cara bacanya seperti manga, tapi nama tokohnya tak seperti nama orang Jepang, nama komikusnya juga tak seperti orang sana"

"Sejak kapan bunda punya teman yang suka komik?!"

"Komiknya hanya ada satu, buku-buku lain kebanyakan tentang organ manusia, tumbuhan, dan psikologi"

"Tunggu, tadi kau bilang nama komikusnya aneh, siapa namanya? kau ingat?"

"Namanya sulit dibaca, tapi karena aneh jadi tanpa sadar aku ingat, namanya Czehytsaqoo"

"Apa? hahaha, aduh..lalu? bagaimana keadaan teman bunda itu?"

"Kakak tertawa karena lucu mendengar namanya? Hm..rambut teman bunda sudah beruban, eh tapi itu uban atau semir aku juga tak tau"

"Bukan, tapi komiknya tentang apa?"

"Benar! pembunuhan! kalau dipikir-pikir cerita di komik itu mirip dengan di sini"

"Apa? tunggu, kau bilang mendengar suaraku memanggilmu Ochi paginya setelah membaca komik itu? aku jadi berpikir bisa saja kau ke sini karena pengaruh itu"

"Bagaimana bisa? memangnya hanya karena cerita yang mirip sama-sama pembunuhan jadi bisa terhubung?"

"Bukan itu. Tapi teman bunda itu pernah masuk ke sini"kakak membalikan badan menatapku, tatapannya serius.

"Sepertinya saat itu aku masih awal masuk kelas dua, dan teman bunda kelas 3H, ia disuruh pelaku mencari orang untuk dijadikan korban tapi si pelaku tak tahan dengan matanya dan malah memburunya lebih dulu, sebelum sempat menjadi korban, teman bunda itu sudah meminum ramuan untuk bisa kembali ke dunianya. Dan rambutnya yang putih itu sepertinya efek dari ramuan yang ia minum, dan komik yang kau baca pasti ia buat sendiri"

"Eh? kenapa pelaku menyuruhnya? kenapa tak langsung dibunuh oleh pelaku?"

"Karena teman bunda itu memakai nama keluarga pelaku, jadi saudara pelaku sempat mencegah pelaku"

"Kak, jika kakak tau sampai sepeti itu..artinya kakak sudah tau siapa pelakunya? lalu tadi kakak bilang teman bunda minum ramuan untuk bisa kembali, kenapa kakak tak ikut minum?"

"Ramuan yang ia minum milikku. Saat itu aku belum punya ruangan ini, jadi aku menyimpan ramuan itu di kamarku yang sebelumnya, sekarang kamarku sudah pindah"

"Dia mencuri sampai ke kamar laki-laki?! lalu bagaimana dia bisa tau itu ramuan untuk kembali?"

"Aku tak tau bagaimana ia bisa sampai ke kamarku, sepertinya ia mendengar kabar dari orang-orang bahwa aku sering membuat benda-benda aneh jadi dia menyelinap ke kamarku dan mengambil salah satu ramuan yang kusimpan, sepertinya ia sendiri tak tau ramuan itu untuk apa, tapi menurutku ia memilih ramuan yang warna dan baunya paling aneh, dan karena hidupnya tengah di ambang kematian jadi sepertinya dia berpikir lebih baik bunuh diri dari pada harus dicungkil matanya"

"Kenapa saat itu kakak tak langsung meminumnya?"

"Belum bisa, saat itu bahannya kurang memadai dan belum kupastikan sekali lagi jadi aku berniat menunggu sampai pulang sekolah. Tapi ternyata aku sibuk jadi aku pulang telat, tapi saat aku pulang ramuannya hilang"

"Teman sekamar kakak?"

"Aku sendiri, teman sekamarku sudah menjadi korban. Si pelaku salah mengira temanku itu aku"

"Kenapa tak membuatnya lagi? lalu apa?pelaku sudah tau kakak? tapi sekarang kakak?"

"Pertanyaanmu menumpuk ya. Aku belum bisa membuatnya lagi karena bahannya terdapat akar seluess, dan itu langka, sangat sulit didapat karena harus menunggu bunga seluess mekar dulu, aku berharap waktu dekat ini bisa mengambilnya agar aku bisa membuat ramuan untuk kita berdua. Benar, dia sudah tau aku tapi karena segelku ini dia jadi tak menyadari keberadaanku"

avataravatar
Next chapter