14 eps 14

Semalam penuh kakak sibuk di labnya, aku membaca buku-buku yang ada di rak. Setelah kakak mengatakan hampir semuanya wajahnya terlihat khawatir ia juga langsung ke labnya entah apa yang dilakukannya, aku tak berani mengganggunya. Pikiranku juga ikut tak tenang setelah mendengar cerita kakak, ia menyuruhku tidur tapi bagaimana aku bisa tidur setelah mendengar sesuatu mengerikan seperti itu.

Kakak yakin ini adalah perbuatan seseorang yang sangat tergila-gila dengan mata manusia. Sebenarnya aku masih bingung bagaimana maksudnya, pelaku mengincar mata orang-orang yang tak memiliki nama keluarga, tapi saat perkenalan di kelas harusnya sudah tau namanya, apa efek hipnotis jadi lupa jadi tak ada yang sadar? tapi..duh aku bingung. Kakak sepertinya mengetahui sesuatu, tapi ia tak mengatakannya padaku, dia terlihat sangat khawatir padaku, padahal aku bukan adik kandungnya, apa dia merasa bertanggung jawab karena aku di sini menjadi adiknya tapi aku jadi merasa tak enak menjadi beban untuknya.

"Ochi, bangunlah"

"Hah?! Aku ketiduran! aku minta maaf kak" aku tersadar saat mendengar suara kakak memanggilku.

"Kenapa minta maaf? badanmu lelah dan kau butuh tidur juga. Nah sekarang bersiaplah ke sekolah. Mandi dan sarapan di sini saja agar tak kejauhan, tapi hanya ada roti tadi malam untuk sarapan"ucap kakak yang sudah rapi memakai seragam.

"Baik" aku selesai melipat selimut yang kupakai, pasti tadi malam aku juga tak sadar kakak memberiku selimut ini.

Untuk mandi harus kembali ke ruang pribadi atas-karena ini ruangan lebih pribadi dan tersembunyi milik kakak- karena di ruang bawah tanah ini tak ada kamar mandi. Infusku sudah dilepas, aku juga tak sadar kapan dilepasnya, pasti saat aku tidur, tadi malam aku tidur seperti apa ya, malu juga jika sadar senior itu bukan kakak kandungku. Aneh juga untuk orang yang sulit bergaul sepertiku kenapa bisa sangat percaya pada laki-laki yang mengajakku bersembunyi seperti itu, dan lagi ia melihatku tidur dengan posisi yang pastinya memalukan. Apa karena kondisinya yang tengah seperti ini atau mungkin aku yang benar-benar menganggapnya kakakku, ah entahlah, aku hanya merasa yakin ia tak akan melukaiku.

Selesai sarapan di ruang bawah tanah kami kembali ke atas. Aku langsung ke kelas tanpa harus membawa buku karena buku banyak disimpan dalam locker, locker di sini cukup besar dan berada di dalam kelas, dan semua buku-buku para murid banyak yang disimpan di situ, hampir semua murid tak pernah membawa tas dari asrama ke sekolah karena jadwal yang padat dan tak menentu, mungkin efek hipnotis itu jadi semua orang hanya mengikuti alur saja tanpa perlu persiapan seperti menyiapkan jadwal.

Kukira akan ada teman di kelas yang menanyakan keadaanku, tapi ternyata tak ada, semuanya normal seperti biasa, apa tadi malam juga terjadi hipnotis, yah mungkin saja, bagus juga karena aku sudah sempat bingung bagaimana cara menjelaskannya pada orang lain tentang kondisiku kemarin.

---

Orang luar, sebut saja begitu karena memang bukan orang asli tempat ini, orang luar sepertiku sudah sering masuk ke tempat ini, dan mereka juga tak akan pernah bertahan lama karena pasti tewas diburu matanya, jika beruntung pasti bisa bertahan sekitar sebulan dan orang itu pasti memakai nama keluarga. Jadi intinya sekarang hidupku sedang diujung kematian. Pelaku itu pasti curiga dengan adanya murid baru. Sebulan lumayan lama juga, mungkin karena sekolah ini luas jadi pasti akan sedikit sulit mencari kelas mana yang terdapat murid baru. Tapi untuk orang yang diujung kematian sepertiku waktu sebulan itu cepat.

Aku ingin menyelidiki ruangan yang di area perpustakaan, karena saat aku menanyakannya pada kakak, ia bilang bisa jadi ruangan itu ada hubungannya dengan pelaku, tapi kakak melarangku menyelidikinya, misalkan itu benar berhubungan dengan pelaku bukankah sama saja aku masuk ke liang lahatku sendiri? begitu kata kakak.

"Kak, nama kakak siapa?"

Aku menginap di ruang bawah tanah kakak lagi karena Ra bilang ia ada kelas malam, entah selesai jam berapa aku juga tak tau, aku sudah bilang padanya tak akan tidur di kamar.

"Benar juga, banyak yang kau lupakan. Ini, minumlah" kakak memberiku air berwarna aneh dalam gelas.

"Ini apa?" baunya juga aneh.

"Itu ramuan pengingat. Kau bilang kau lupa semua tentangmu sebelum datang ke sini, sepertinya kau hanya mengingat namamu, nama aslimu dan nama gamermu(itu termasuk nama). Aku sedih kau bahkan tak ingat padaku"

Memangnya kakak siapa? aku mengenalnya sebelum ke sini?

Aku meminumnya tanpa bernafas. Semoga aku ingat.

"Bagaimana? kau ingat sesuatu? kau ingat padaku?"

Hm..ah! aku ingat! suara kakak, suara yang memanggilku Ochi saat aku berada di sekolahku sebelumnya, benar, suara yang kuikuti sampai kebun sekolah lalu..lalu ada ular yang menggigit kakiku. Kenapa orang ini membawaku ke tempat aneh ini? ke tempat yang nantinya aku akan terbunuh? atau.. jangan bilang orang di depanku ini adalah pelakunya!? tidak! bagaimana ini? jadi selama ini aku sedang dijebak olehnya? bagaimana bisa aku tak sadar akan hal ini?

"Hm? ada apa Ochi?"

Dia masih santai memanggilku Ochi? orang ini stalker psikopat!!!

avataravatar
Next chapter