12 Tragedi Kolam Lele

Suasana pagi menjelang siang, matahari sudah mulai meninggi, hampir di atas kepala.

Masih tampak dua pria tengah berkutat di dalam sebuah kolam lele.

Sementara si pemilik kolam masih berada di atas kolam sambil bertolak pinggang dengan wajah kesalnya.

 

"Mau sampai kapan kalian berada di dalam kolam gua?!" tanya Kong Oesman kepada Wans dan juga Juju.

"Kalian sudah bosan hidup ya?!" Kong Oesman mulai mengeluarkan golok sakral dari rangkanya. (Sarung golok)

 

"Wadidaw! Jangan atu, Kong! Ampun ...." tukas Prof. Wans yang ketakutan.

"Apaan sih lu, sama Aki-aki aja takut, kayak gue dong ama siapa aja gak takut, jangankan diacungi golok, diacungi duit juga gue jabanin!" ujar Juju dengan sombong.

"Ye, itu sih mau elo! Dasar, Tn. Krabs!" Wans menoyor kepala Juju, "duit mulu di otak lo!" cerca Wans.

"Ye, dari pada elo, rumus kimia mulu di otak! Makanya jomblo mulu! Kayak gue dong realistis, duit, cewek, nah itu ciri-ciri orang sukses!" tutur Juju penuh bangga.

Kembali Prof. Wans menoyor kepala Juju, "Dasar gak nyambung!" cerca Wans,

"Elo tu yang gak nyambung, mukanya cabul, profesi Professor, gak singkron tau!" hina Juju. "Mending lu berendem di lubang spiteng biar muka lu lebih mentrelet, kaya emas!" imbuh Juju lagi.

"Eh, maksudnya apa?!" Wans mulai menggulung lengan bajunya, "berani lu ama gua?!" tantang Wans.

"Ya, beranilah! Sini biar gue tancepin muka lu di tengah kolam! Biar sekalian buat umpan lele!"

"Sialan, lu!"

Akhirnya mereka berdua bergulat di dalam kolam lele, sementara Kong Oesman yang sudah menyiapkan goloknya dengan penuh percaya diri malah di abaikan.

"Wah, benar-benar nyebelin nih Dua Biawak! Gue malah dicuekin, suwek!"  umpat Kong Oesman.

Akhirnya Kong Oesman memasang kuda-kuda seolah-olah akan mengeluarkan jurus atau kekuatan dari dalam tubuhnya.

"Kong, lagi apa?" tanya Patria yang tiba-tiba muncul di belakangnya dan menepuk pundak Kong Orsman.

Seketika Kong Oesman menjadi Kaget, "Eh, ngapain nepuk-nepuk pundak gue? Sok akrab lu!" bentak Kong Oesman.

Patria langsung memandang kearah tubuh Kong Oesman yang masih dengan formasi kuda-kudanya, dan sesaat dia melihat ke arah kolam yang ada Juju dan Wans sedang bergulat dengan tubuh yang penuh lumpur.

 

Akhirnya melihat semua itu, Patria menyimpulkan bahwa Kong Oesman hendak mengeluarkan kekuatan supernya, untuk melerai mereka.

Dan Patria pun menjauh.

"Yasudah lanjutkan, Kong," ucap Patria mempersilahkan.

"Yasudah apa?" tanya Kong Oesman masih dengan kuda-kudanya.

"Engkong, mau ngeluarin jurus, 'kan?" tanya Patria.

Kong Oesman menggelengkan kepalanya, "Enggak tuh," jawabnya santai.

"La terus ngapain, pakek pasang kuda-kuda segala?"

"Ya, biar gaya aja," Kong Oesman menoleh sinis kearah Patria, "masalah buat loh?!"

Heuhhhn... Patria mendengus kesal dan segera menjauh dari Kong Oesman, "Dasar, Aki-aki nyebelin!" gumamnya.

"Ape lu?!" bentak Kong Osman sambil melotot.

Tapi Patria mengabaikan ucapan Kong Oesman dan pura-pura tak mendengarnya.

Patria malas meladeni Aki-aki tengil seperti Kong Oesman.

Baginya hal itu hanya buang-buang energi, tenaga dan menambah dosa.

Padahal, kalau dia mau meladeninya, hanya satu kali pukulan saja, sudah pasti Kong Oesman akan di umumkan di masjid terdekat.

 

 

Patria berjalan mendekat ke arah Wans dan Juju, dia ingin melihat siapa yang tengah bergulat itu, karna wajah mereka sama sekali tidak dapat di identifikasi.

"Woy, sialan lu, kalau gak mikir lu temen gue udah gue keluarain jurus karate gue!" teriak Juju.

"Kalau lu juga bukan temen gue, pasti gue udah siram muka lu pakek Asam Klorida!" ancam balik Wans.

"Siram aja, emang gue takut!" tantang Juju.

"Gua lagi gak bawa! Puas!"

"Makanya jangan sok-sokan! Gue pelintir juga tu kumis!"

"Sini kalau berani!"

"Ayo! Sini, siapa takut!"

Buak!

Buuk!

Grubyak!

 

Patria hanya menatap kedua sahabatnya itu, dengan bingung. Tapi mendengar suara mereka berdua, membuat Patria menjadi yakin kalau mereka adalah Wans dan Juju.

"Woy! Para Penghianat! Kalian ngapain berantem di situ!?" teriak Patria.

"Ah, berisik!" teriak Juju.

"Enggak, bingit, deh, masa berantem campur lele, baik-baik tuh aset, bisa kepatil lo!" cerca Patria.

Dan seketika mereka berdua pun langsung menarik Patria masuk ke dalam kolam itu.

Glebyuur!

"Mampus, lo! Emang enak, makanya jangan banyak gaya, lu!" tukas Juju.

"Sini kita bergulat bertiga!" timpal Wans.

Sementara Kong Oesman masih di pinggir kolam lele masih konsisten dengan kuda-kudanya, dan sekarang malah terdengar suara aneh dari mulutnya.

Rupanya saking fokusnya, Kong Oesman sampai tertidur.

Grooook grokkk....

 

Dan dari kejauhan samar-samar terdengar suara tangisan, dan orang yang sedang meminta tolong.

Seketika 3 pria yang tengah berkelahi itu langsung menghentikan perkelahiannya.

"Kayak ada yang minta tolong ya?" tanya Juju.

"Iya, suaranya kayak gak asing," sahut Wans.

"Itu kayak suara  Salsa, deh!" tegas Patria.

Lalu mata mereka langsung mengitari keadaan sekitar.

Dan mereka melihat ada sepasang kaki yang tengah meronta-ronta di atas tong besar, dan separuh badanya masuk kedalam lubang tong.

 

"Kalau, dilihat dari pakaiannya, gadis itu mirip Salsa ya?" ucap Patria dengan santai.

"Eh, itu emang beneran Salsa woy!" Juju langsung keluar dari kolam lele dan berlari untuk menolong Salsa.

Wans Dan Patria juga mengikuti Juju dari belakang.

 

 

"Salsa kamu gak apa-apa, kan?" tanya Juju.

"Aduh, Juju, Salsa gak bisa keluar nih, engap banget, di dalam baunya aneh!" teriak Salsa alias Marpuah dari dalam tong besar. (padahal bau nafas sendiri)

"Ya, ampun Salsa! Kok bisa nyangkut di sini sih?" ucap Wans.

"Apa ini, yang namanya azab." Patria mulai bertopang dagu, lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Makanya, kalau udah punya pacar ganteng begini, jangan malah mendua dengan makhluk astral macam mereka dong," tutur Patria sok bijak. Dan merasa bahwa dirinya adalah pemeran utama film azab, dan Salsa adalah istri dzolimnya.

"WOY BACOT!" teriak kompak Wans dan Juju.

"Udah, dari pada dengerin dia ceramah, mending kita tolongin Ayang Salsa!" ujar Juju mengajak Wans.

"Iya, benar!" sahut Wans.

Dan mereka berdua pun menarik tubuh Marpuah agar bisa keluar dari dalam tong itu.

Juju, mulai memberi aba-aba kepada Wans, "Udah siap, 'kan? Gue hitung sampai tiga abis itu tarik ya!"

"Ok!" Wans mengangguk.

"SATU! DUA! TI... GA!"

 Jeng...!

Tubuh Salsa pun berhasil keluar dari dalam tong, tapi, wajahnya yang cantik kini sudah kembali ke wujud aslinya.

 

Cling....

Marpuah pun tersesenyum lebar hingga giginya yang putih dan bersinar pun terlihat menyilaukan.

Seketika mereka pun kaget melihat penampakan wajah asli Marpuah.

"Se-se-se," Juju sampai gagab.

Duak!

Patria memukul pundak Juju, hingga Juju pun berhasil berbicara dengan benar.

"SETAN!" teriak Juju.

Dan mereka bertiga pun langsung berlari menjauh, mereka memang paling takut dengan setan.

Kalau di suruh memilih harus berkelahi dengan preman atau setan, makan mereka bertiga akan kompak menjawabnya  'Preman'

 

Kegaduhan itu membuat Kong Oesman menjadi terbangun, sambil berjalan mengangkang karena terlalu lama memasang kuda-kuda, dia pun mencegat mereka bertiga yang tengah berlari.

"Heh! Kalian mau kemana?!" tanya Kong Oesman sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ada Setan kong!" jawab Juju yang ketakutan.

"Setan?" Kong Osman langsung menengok ke arah Marpuah.

"Oh, iya!"  tukas Kong Oesman sambil manggut-manggut.

"Kong Oesman mau ikut lari juga?" tanya Patria dengan polos.

"Ya enggak lah!" jawab Santai Kong Oesman.

"Terus ...?" tanya Wans dengan polos.

"Ya, tunggu apa lagi! Ayo kita lempar jumroh!" ajak Kong Oesman sambil meraih kerikil.

Lalu mereka berempat kompak melempari Marpuah dengan  kerikil, botol plastik, kayu, hingga ee' ayam.

 

 

 

To be continued

avataravatar
Next chapter