9 Putus Persahabatan

Mentari pagi, mulai menyinari memasuki celah-celah jendela kamar Juju, dan dia pun langsung terbangun.

Terdengar ada suara berisik di luar rumahnya.

Tentu hal itu membuat Juju merasa sangat penasaran. Akhirnya Juju pun mengintip  keluar untuk melihatnya.

 

Dan betapa terkejutnya Juju, saat melihat, ternyata di luar rumahnya sudah ada Marpuah dan Patria yang sedang asyik berpacaran.

Jam menujukan pukul 06:00 dan Marpuah sudah menghampiri Patria, yang kebetulan rumahnya berdekatan dengannya.

Juju dan Patria memang selain bersahabat juga bertetangga dekat, saking dekatnya, mereka juga sering saling pinjam uang, saling pinjam handuk, dan kadang-kadang juga saling pinjam underware.

Berbeda dengan sahabat mereka yang bernama Prof. Wans, rumah Prof. Wans letaknya agak sedikit jauh dengan rumah mereka berdua.

Prof. Wans tinggal di sebuah rumah yang sedikit terpencil dan terletak dia atas bukit dan hanya memiliki satu orang tetangga saja, yang bernama Bambang.

 

Juju masih mengintip kemesraan Marpuah alias Queen Salsa dari balik jendela.

Tentu saja dengan perasaan yang tak karuan. Rasanya otaknya mau meledak  dan tubuhnya memanas, melihat seorang sahabat sekaligus belahan jiwa, malah menikung salah satu gebetannya.

Dan tepat saat itu juga, dia teringat dengan jimat yang kemarin dia dapatkan dari Mbah Tresno si dukun pelet sakti.

Perlahan Juju merogoh jimat itu dari saku sweater yang tergantung di atas pintu.

"Aha! Dengan ini, Ayang Salsa, bakal kelepek-kelepek sama gue, dan si Patria bakal nangis gulung-gulung, ngadu sama Uminya, haha!" ucapnya penuh bangga.

Juju sangat percaya diri bahwa hari ini Salsa alias Marpuah akan tergila-gila kepadanya.

Hanya saja keyakinan itu harus dia bayar dengan sedikit perjuangan yang lumayan rumit.

 

Juju menatap buntelan jimat itu dengan pandangan ragu-ragu dan wajah ketakutan. Sekilas dalam otaknya teringat kata Mbah Tresno.

'Cara menggunakan jimat itu, adalah dengan membuka buntelan jimat, lalu ambil satu colekkan saja dan di tempelkan di kening, dengan formasi jajaran genjang. Ingat harus jajaran genjang, gak boleh kubus, gak boleh kerucut, apalagi lingkaran' ucap Mbah Tresno kemrin.

Juju kembali mengernyitkan dahinya dengan ekspresi muka yang luar biasa tidak enak di lihat.

"Masa gue harus nemplokin pup tokek albino campur pup ayam cemani ini di kening gue?"  ucapnya dengan penuh keberatan.

Dan akhirnya dengan terpaksa dan memantapkan seluruh jiwa dan raga, Juju meraih dan mencolek benda itu dan menempelkan di keningnya.

"Demi, Ayang Salsa, aku rela hik, bau .... "

 

Juju pun keluar dari dalam rumahnya dengan sudah menggunakan jimat itu.

Dan Marpuah yang sedang asyik bermesraan dengan Patria sambil bermain congklak itu pun langsung terpesona saat melihat Juju.

Wajah Juju seketika bercahaya, di mata Marpuah Juju terlihat sangat tampan dari sebelumnya, bahkan berkali-kali lipat ketampanannya. Sampai Marpuah pun menjadi silau melihatnya.

"Juju, kamu ganteng banget," ucap Marpuah yang secara spontan dan tak sadar hidungnya sampai mimisan.

 

'Asyik berhasil nih, ternyata jimat dari Mbah Tresno, ampuh juga ya,' batin Juju.

Sambil tersenyum sombong, Juju melirik ke arah Patria yang sedikit kecewa bercampur heran, karna melihat Marpuah yang malah terpesona melihat Juju dan nyaris tak berkedip sambil melongo.

 

'Haha, kalah ganteng kan ama gue,'  batin Juju lagi penuh bangga.

 

"Salsa, yuk kita jalan bareng," ajak Juju sambil menggandeng tangan Marpuah.

"Ayuuuu ...." Jawab Marpuah dengan senyuman dan mata yang masih tak berkedip.

Juju melirik lagi ke arah Patria, dengan senyuman yang tidak berakhlak.

Patria tentu tak terima melihatnya, dia langsung menarik tangan Marpuah.

"Neng, jangan tinggalin Aa' dong, kan dari tadi, Neng Salsa, sudah sama Aa' masa sekarang mau pergi gitu aja? Paling enggak cipika-cipiki dulu dong," ucap Patria dengan wajah memelas.

Tapi Marpuah tidak lagi menghiraukan Patria, dan pandangannya masih terfokus dengan kegantengan Juju yang sudah tidak terhitung lagi seberapa besar kapasitasnya.

Bahkan Zayn Malik dan Justin Bieber pun tidak ada apa-apanya di banding Juju.

"Juju, kita mau pergi kemana?" tanya Marpuah.

"Terserah, Salsa aja, mau pergi ke akhirat, Juju juga siap kok,"

"Aduh metong dong? Jangan ke akhirat ah, kita pergi ke alam baka aja yuk, "

"Yah, sama aja dong, Salsa, metong-metong juga,"

"Gak, papa metong ama Juju mah, Pu'ah rela kok,"

"Hah?! Pu'ah siapa?!"

Seketika Marpuah pun menutup mulutnya yang keceplosan itu.

"Eh, Salsa maksudnya, hehe," tertawa tak berdosa.

 

"Woy, Juju! Lu kurang ajar banget, ngerebut pacar orang! Gu e sama Salsa kan baru aja jadian!" bentak Patria yang kalap.

"Aa' Patria, jadiannya di cancel aja ya, Salsa mau sama Juju aja, soalnya, Juju lebih ganteng," ucap Marpuah yang tiada akhlak.

"Apa?!" Patria sampai melotot dan biji matanya nyaris keluar.

 

"Woy, sabar, Bro, 'kan Salsa udah milih gue jadi elu harus terima kenyataan, cinta itu tidak bisa di paksakan," tukas Juju yang sok bijak.

"Enak aja, kan Salsa udah jadian ama gue, terus lu datang main ambil-ambil aja!"

"Tapi, kan Salsa-nya yang mau sendiri,"

"Tapi Salsa pacar gue! Lagian pacar lu kan banyak, Ju! Dari bocah SMP ampek Nenek-nenek 90 tahun ada, terus kenapa lu ambil Neng Salsa yang cuman satu-satunya pacar gue!?"

Mendengar ucapan Patria itu membuat hati Juju sedikit terenyuh, karna wajah Patria terlihat ngenes dan memprihatinkan, baru pertama kalinya Patria berpacaran, dan sekarang pacarnya malah dia rebut.

Tapi mau bagaimana lagi, Juju juga sudah terlanjur jatuh cinta dengan Marpuah alias Salsa, si Cewek jadi-jadian hasil dari eksperimen Rudolf. Dia bahkan rela pensiun jadi palyboy demi Salsa.

"Maaf ya, Patria my Brother, tapi gue udah terlanjur cinta mati sama Salsa, Salsa buat gue ya, dan elu boleh ambil pacar gue yang mana aja tinggal pilih, gue iklas lahir batin kok," ucap Juju dengan wajah penuh penyesalan. Juju sangat berharap Patria mau menerima tawarannya itu.

 

Namun sayangnya Patria malah semakin murka, dia sama sekali tidak tertarik dengan pacar-pacar Juju  karna Patria adalah tipe cowok yang setia dengan satu perempuan.

Lalu tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara sapaan yang tak asing di telinga mereka.

"Eh, Patria! Hari ini ganteng banget!" sapa Ce Mimin yang kebetulan lewat di depan rumah mereka.

"Eh, Ce Mimin! Mau kemana hari ini cantik banget," sahut Patria dengan sorot mata kehijauan.

"Biasa, mau selfie di kali," jawab Ce Mimin.

"Owh, jangan lupa tag ke IG saya ya, Ce!"

"Beres!"

 

Juju pun langsung tersenyum, karna Patria kelihatan, tertarik dengan Ce Mimin, meski dia sok teguh dengan pendiriannya yaitu, menjadi cowok setia, tapi kenyataannya melihat yang bening sedikit saja, pendiriannya pun mulai goyah.

"Patria, my Brother! Lu sama Ce Mimin aja ya, nanti gue bantu deh, janji," formasi dua jari.

Patria langsung melotot ke arah Juju, "GAK MAU!"

"Kenapa? Kan Ce Mimin juga cantik, demplon, imut, seksi, putih lagi, dan yang pasti juga gak panuan, hehe,"

"Enggak mau cinta gue cuman buat Salsa seorang!" sambil menunjuk ke arah Salsa, tapi Salsa alias Marpuah malah semakin nempel memeluk Juju, mirip anak Kukang.

"Tapi, Sal—"

"Gak mau tahu, pokoknya mulai sekarang, persahabatan kita putus sampai di sini! Jangan panggil-panggil gua buat ajak main game bareng lagi! Jangan ketok-ketok rumah gue, kalau kopi lu lagi abis! Dan jangan sembunyi di kamar gue kalau Emak lu lagi ngamuk! Fiks! Persahabatan kita udah end!"

Setelah mengoceh panjang kali lebar, Patria pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Juju gigit jari, merasa bersedih, tapi dia juga merasa bahagia, karna Salsa alias Marpuah kini menjadi miliknya sepenuhnya.

"Yey, Salsa jadi pacar gue haha! Haha! Haha!" tertawa girang.

"Haha! Haha! Haha! uhuk uhuk uhuk ...!" batuk karna azab.

 

 

 

To be continued

avataravatar
Next chapter