2 Kecantikan Marpuah

Dalam suasana yang sangat canggung karna kehadiran Marpuah, diantara mereka bertiga.

Rudolf tetap fokus di meja eksperimennya.

Dia mencampurkan beberapa bahan kimia seperti Mercury, kolagen, vitamin C hingga soda api dan beberapa bahan yang lainnya.

Setelah beberapa menit berlalu dan suasana tampak hening tanpa sepatah kata pun, Rudolf menggebrak meja eksperimennya.

 

Brek!

 

"Woy, kenapa pada diam!?" tanya Rudolf.

Qimons pun langsung angkat bicara mewakili Didi Blue dan Marpuah yang tercengang karna melihat kelihaian tangan Rudolf yang sangat keren dalam campur-mencampur.

"Anu, Kakak Rudolf, Kita terlalu terpesona," kata Qimons.

"Bagus, memang harusnya begitu! Saya memang keren," ucap Rudolf dengan bangga.

"Tapi otaknya cabul." Celetuk Didi Blue yang keceplosan.

Lalu Rudolf yang mendengarnya langsung marah, "Apa kamu bilang?!" bentak Rudolf sambil memandang ke arah Didi Blue, dan Didi Blue segera menutup mumutnya, "Upss keceplosan," ucapnya.

Rudolf pun yang kesal kembali menggebrak mejanya lagi.

Brak!

.

.

Klunting ...!

Sebuah cup kecil berisi bahan kimia jenis etanol tumpah di atas meja.

"Ah, sial tumpah!" ucap Rudolf, "ah, bodo amat," katanya lagi, dan dia langsung berjalan menghampiri Marpuah dan memberikan ramuan buatannya kepadanya.

"Ini untuk mu!" kata Rudolf.

"Ini apa, Prof?" tanya Marpuah.

"Ayo, minum saja biar wajahmu yang semerawut ini, berubah!" tegas Rudolf.

"Sekarang minumnya?" tanya Marpuah.

"Entar nunggu Tujuh Belasan!" kata Rudolf dengan nada tinggi.

"Ow, gitu ya," tukas Marpuah dengan  polos sambil menaruh botol ramuan itu kedalam saku.

"Hey, kenapa malah di masukin kantong?" tanya Rudolf.

"Lah, katanya minumnya tahun depan!" jawab Marpuah, tanpa rasa bersalah.

"Diminum sekarang, Pu'ah!" bentak Rudolf.

"Ow, gitu ya, i-i-iya deh!" Marpuah segera meneguknya.

Dan tepat saat itu juga tiba-tiba listrik pun padam.

"Yah mati lampu," keluh Didi Blue.

"Tenang Kaka-kaka!" kata Qimons sambil membawa lilin, "ada lilin nih," ucapnya.

"Hufft, berasa lagi ngepet nih," celetuk Didi Blue lagi.

Dan Qimons hendak menaruh lilin itu di atas meja eksperimen yang tadi sempat ketumpahan etanol.

Tapi belum sempat menaruhnya tiba-tiba ada cicak jatuh tepat di rambut Qimons yang belah tengah. Dan seketika Qimon yang kaget melepas lilin itu hingga jatuh tepat di meja yang ketumpahan etanol tadi.

 

Lup ....

Sebagian taplak meja pun langsung terbakar, Didi Blue yang reflect langsung menarik ujung taplak meja yang belum terkena api dan di kibaskannya taplak meja itu, lalu tak sengaja malah mengenai rambut Rudolf yang keriting dan gondrong itu hingga terbakar.

Rudolf pun langsung heboh karna di atas kepalanya ada api.

"Tolong woy! Tolong rambut indah gue!" teriak Rudolf.

Rudolf langsung berlari dan mengangkat galon dari atas dispenser lalu menyiram kepalanya sendiri dengan air galon itu, sementara Qimons dan Didi Blue sibuk mematikan api di atas meja.

Beberapa menit kemudian api berhasil di padamkan, lalu listrik pun kembali menyala.

Cring....

 

Ruangan pun kembali terang benderang, dan mulai terlihat meja eksperimen yang berantakan karna habis terbakar. Dan tak hanya meja saja yang berantakan, wajah Rudolf pun juga tak kalah berantakan, dengan rambut kribo yang botak sebelah karna terbakar, di tambah bau sangit yang mulai mengganggu pernafasan.

 

Tapi di balik kekacauan itu tiba-tiba mata mereka bertiga langsung terbelalak dengan adanya seorang wanita cantik, dengan alis mata bak bulan sabit, hidung mancung bibir mungil merah merona dan kulit putih bersih yang mempesona.

Lalu wanita itu berjalan mendekat penuh percaya diri, melenggang dengan pinggul indah beserta tubuh seksinya.

 "Kalian tidak apa-apa?" tanya Wanita itu.

Seketika hidung Rudolf langsung mimisan karna tak tahan melihat kecantikan wanita itu.

Dengan serempak Rudolf, Didi dan Qimons bertanya, "Kamu siapa?!"

Wanita itu tampak kebingungan, "Kalian gak kenal aku?" tukasnya yang bingung.

Lalu ketiga pria absurd itu pun menggelengkan kepalanya dengan serempak.

"Aku ini, Marpuah! Masa kalian gak kenal!?"

 

"Hah! Marpuah?!" ucap mereka bertiga dengan  kompak.

Marpuah pun menganggukkan kepalanya, "Ho'oh!" ucapnya.

"Bukan main, Kak Rudolf emang keren!" kata Qimons.

"Emangnya kenapa sih?" tanya Marpuah yang bingung.

Dan Didi Blue langsung mengambilkan cermin untuk Marpuah.

Setelah itu Marpuah langsung kaget dan berteriak histeris karna melihat cermin.

"AAHHHH!" teriak Marpuah, "TOMPELKU HILANG TIDAK ...!"

Bukanya bahagia karna wajahnya berubah menjadi cantik, tapi Marpuah malah bersedih karna tompel keberuntungannya yang menghilang.

"Tenang, Pu'ah! Efek ramuan itu hanya bertahan 12 jam artinya, jika efek ramuan itu habis maka kamu kembali ke wajah burikmu dan tompel keberuntunganmu juga akan kembali lagi," tutur Rudolf.

 

Dan setelah itu, Marpuah berganti nama menjadi Queen Salsa sebagai wanita yang di tugaskan untuk menggoda para membeber Cute Alligators.

Selain wajahnya cantik dan bodinya yang aduhai, Marpuah juga merubah gaya fashionnya.

 

Marpuah yang kemana-mana hobi memakai daster dan sendal jepit merek Walet, kini sudah mulai memakai mini dress yang di padu dengan sepatu heels dan di tambah tas branded merek Kendi brand asal Paris yang sangat terkenal itu.

Penampilan Marpuah kian fashionable, berkelas dan membuat semua pria yang melihatnya menjadi dag-dig-dug-ser dan langsung jatuh hati.

 

***

 

 

Sementara itu para member Cute Alligators yaitu Juju, Patria dan Prof. Wans sedang asyik nongkrong di warung ketoprak Ce Mimin.

"Abang-abang ganteng, ketopraknya mau tambah lagi enggak ni?" tanya Ce Mimin sambil mengedipkan mata sebelah kirinya dengan manja.

"Ma-mau, saya satu porsi lagi ya!" jawab Juju yang bersemangat.

Patria pun langsung menyikut perut Juju, "Kamu, 'kan sudah habis 3 porsi?" kata Patria.

"Gak papa, demi Ce Mimin apa sih yang enggak," ucap Juju dengan tatapan yang masih terfokus ke arah Mimin yang bahenol.

Sementara Prof. Wans masih asyik dengan laptopnya untuk mencari resep ramuan terbaru di internet.

 

Dan saat itu juga muncullah Marpuah yang sudah berubah menjadi Queen Salsa.

 

"Selamat siang," sapa Marpuah dengan manja.

Seketika ketiga jagoan itu langsung menatap Marpuah dengan mata melotot dan hidung mimisan.

"Ka-mu siapa?" tanya Juju yang terpesona.

Dan Marpuah mengulurkan tangannya ke arah Juju, "Nama saya, Mar—" Marpuah hampir keceplosan dan langsung menutup mulutnya, 'Upsss keceplosan,' batin Pu'ah.

 

"Mar, siapa? Maria Ozawa ya?" tanya Juju yang masih dengan senyuman terperangai.

Dan tepat saat itu juga Patria menyerobot tangan Marpuah, "Kenalkan saya, Patria! Cowok paling ganteng, jago berantem, soleh dan baik hati," kata Patria mempromosikan dirinya sendiri.

"Aduh keren banget, kenalkan aku Queen Salsa," sahut Marpuah dengan manja dan sok cantik.

Tangan Patria dan Marpuah masih saling berjabatan dan Prof. Wans yang melihatnya pun tak mau kalah dia langsung menyerobotnya.

"Eh, kenalan sama aku juga dong, kenalkan nama saya Prof. Wans, yang paling ganteng dan jenius diantara dua teman saya yang burik ini," jelas Prof. Wans sambil memegang tangan Marpuah.

Sementara Juju dan  Patria pun merasa geram melihat tingkah Prof. Wans yang sok ganteng dan mengatai mereka burik.

 

Sementara itu Marpuah merasa sangat bahagia dan  bangga karna misi pertamanya berhasil.

'Duh senangnya jadi cewek cantik yang di kerubutin 3 cowok sekaligus, lihat saja habis ini gue gragot satu-satu, hihi,' batin Marpuah.

 

 

 

To be continued

avataravatar
Next chapter