3 Kenyataan, Asrama, dan Samuel Lamka.

"Aku Asher Ezkiel Kirizaki dan adikku Asher Bedelia Kirizaki sebenarnya masih ada satu kata nama kami yang ayah saya larang keras untuk di sebutkan ke siapapun . Ada satu hal lagi yang harus ku katakam, Lia punya 20 lebih kepribadian," seketika Lia langsung pingsan dan aku kemudian memposisikan nya di pangkuanku pak gremory hanya melotot terkejut melihat Lia pingsan "Tak usah khawatir dia hanya pingsan sidah biasa. Tolong maklumi kembaranku jika sifatnya aneh dan tidak merespon ketika di panggil dan juga Pak saya menyarankan bapak hati hati dengan salah satu kepribadian karena dia pernah menyiksa orang hingga hampir mati karena masalah sepele. Hanya segitu saja informasinya," jelasku.

"Jadi kalian keturunan terakhir keluarga Kirizaki dan tolong sebutkan nama orang tua kalian," ucap Pak Gremory.

"Ayahku Keyvaro dan ibuku Yukina Kirizaki," jelasku. Mendengar itu dia hanya tersenyum.

"Banyak hal yang kau tidak tau nak," ucap Pak Gremory dan kemudian tersenyum masam.

"Pikir amat" ucapku kesal. kemudian berusaha untuk membaca pikiran Pak Gremory.

'Ternyata kau adalah keponakanku yah, sial bagaimana Keyvaros bisa menyembunyikannya akan ku hukum ketika dia kembali,' aku tak percaya mendengar isi hati dan pikiran Gremory.

"Aku adalah keponakanmu?" ucapku tidak percaya.

"Hah bagaimana bisa kau tahu," tak percaya dengan ucapanku.

"Aku bisa membaca pikiran Pak Tua," ucapku.

"Ah aku baru ingat bahwa klan Kirizaki punya kekuatan membaca pikiran," ucap Gremory.

"Ohh, Jadi namamu adalah Gracious bukan Gremory"ucapku setelah membaca pikiran Gremory.

"Gremory itu namaku dan Gracious adalah nama margaku jadi nama asliku Gremory Gracious. Leviathan," ucap Paman dengan wajah kesal.

"Ah.. aku sudah paham dan sekarang aku sangat lelah tolong cepatlah," keluhku. Tiba-tiba pintu terbuka Paman hanya menatap marah orang yang masuk ke ruangnya sedangkan aku hanya diam tak peduli dengan itu. Stevany yang datang langsung menuju ke meja ayahnya dan mengambil formulir milik kami berdua dan tersenyum ke arahku.

"Wah.. keturunan terakhir klan terkuat pantas saja," ucap Vany kemudian mengangguk angguk.

"Huh kau ini Vany sangat tidak sopan, jika mau di hukuman bilang saja pada ayah, dan pasti akan langsung datang hukuman untukmu," ucap tegas paman.

"Ah maaf aku hanya sangat penasaran dengan dua orang ini ayah karena aku sangat tidak nyaman akibat energi yang sangat besar dari dua orang ini , eh ternyata keturunan terakhir klan terkuat di bumi yah," ucap Vany tersenyum ke arahku dan kemudian terkejut melihat Lia yang pingsan dipangkuan Kiel.

"Tidak usah seperti itu mereka ini sepupu kamu, soal Lia abaikan saja dia baik-baik saja," jelas Paman.

"Hah? Dia sepupuku dari mana?" Tanya Vany.

"Dia adalah anak dari pamanmu Keyvaros" jelas Paman. Aku yang mendengar nama Ayah langsung memasang wajah sedih.

"Pantas saja mata mereka bereaksi dengan kekuatan mata kita. Keturunan dua keluarga mantan no 1 di dunia. Tunggu dulu...," ucap Vany kemudian berpikir.

"Oh jadi benar keluarga kita adalah keluarga yang pernah menjadi yang terkuat," ucapku ingat sebuah penjelasan yang di jelaskan oleh seorang guru di sebuah kelas ketika membobol server Academy.

"..."

"Aku mau tanya kenapa mata ayahku merah bukan hijau" tanyaku.

"Ngga mata paman dari dulu itu hijau cerah kok," sangkal Vany.

"Hah bagaimana bisa, mungkin dia bukan ayahku dan aku bukan keluargamu," ucapku dengan memasang wajah datar.

"Mungkin kita akan introgasi dia tapi nanti sore, dia sedang menjalankan misi membunuh anak buah raja iblis Lucifer yang menyerang sebuah desa," jelas Paman. "Vany antar mereka ke ruang asrama barumu."

"Ah. Menyebalkan" dengus Vany.

"Kalau ngga mau ya sudah ngga usah,"ketusku.

"Ah engga, ayo ikut aku, dari pada nanti aku kena hukuman darinya," dengus kesal Vany.

Aku membopong Lia dan Vany langsung membukakan pintu mempersilahkan aku keluar lebih dulu. Ketika aku keluar aku terkejut melihat koridor yang begitu mewah dengan pot bunga yang tersusun rapi di sepanjang koridor dan dindingnya terpasang puluhan foto yang tersusun secara rapi dan terlihat berbeda dengan koridor yang biasa dilihatku ketika meretas server academy ini.

"Kok beda ya, sama yang biasa ku lihat dari cctv," ucap ku bingung.

"Di sini ngga ada cctv jadi kamu ngga bisa liat," ucap Vany.

"Hah pantas saja tidak ada ruangan selain ruangan Paman di sini;" ucapku dan membuat air dari udara di sekitarku. Membuatnya menjadi papan air, aku menaruh Lia di atas papan yang mengapung di udara yang mengikutiku itu.

"Kau bilang ngga bisa pake sihir lah ini apa,"tanya lia menyentuh papan es yang di buatku.

"Aku ngga pake mana buat ngelakuin ini, kan ini bawaan lahir," ucapku. Vany hanya ber oh ria mendengarnya.

" Ayo cepat, aku ada kelas sebelum sistem sekolah menghukumku," ucap Vany menarik tanganku ke lift dan dia langsung menekan tombol denagn angka 48.

"Para murid masih di kelasnya jadi asrama sepi, satu ruang asrama terdapat 13 ruangan 5 kamar tidur 5 kamar mandi 1 dapur 1 ruang diskusi 1 ruang keluarga. 1 lantai gedung sekolah ini berisi 100 asrama," jelas Vany.

Kemudian lift berhenti dan pintupun terbuka aku berjalan keluar diikuti oleh Vany dan Lia yang masih terbaring diatas papan es yang ku buat. Aku tertegun tak percaya dengan sesosok laki laki berambut hitam bermata hijau cerah yang terlihat familiar yang mematung menatap ku dan lia.

"Ki-Kiel??" Ucapnya terbata.

"Ayah itukah kau?" Tanyaku datar.

"Iya ini Ayah el,"ucapnya dan aku langsung memeluknya.

"Ayah kemana aja, kenapa ayah ngga ngasih kabar, ngga bilang kalau mau pergi" tanyaku.

"Maafin Ayah sebenarnya ayah ingin nyembunyiin kalian sampai selesai SMA tapi malah udah ketahuan dulu ya, dan lagi pamanmu itu sangat cerewet yang buat aku ngga bisa pergi dari academy untungnya aku masih bisa mengirim uang ke kamu jadi sekarang tolong maafin Ayah ya," jelasnya.

"Aku sudah maafin ayah dari dulu kok Aku tau itu semua demi kebaikan kami," ucapku dengan wajah yang masih datar.

"Hahaha kamu masih saja dingin seperti dulu pantes masih jomblo," ucap Ayah dan tertawa.

"Yah, kok mata ayah hijau" tanyaku.

"Ayah sebenarnya hanya pakai soft lens ketika bersama kalian untuk menyamakan dengan kalian dan ibumu, " tersenyum dan mengeluarkan kotak berisi sepasang soft lens berwarna merah.

'Untung tadi pagi jam tanganku ketinggalan' ucapku dalam hati.

"Ayah sebenarnya kenapa denganku yang berbeda dengan ayah dan Lia" tanyaku.

"Belum saatnya aku menceritakan perihal yang terjadi pada kalian berdua 14 tahun yang lalu" ucapnya.

"Paman sudah dulu reuninya aku ada kelas nih nanti aku kena hukuman," ucap kesal Vany.

"Kamu sekarang istirahatlah ingat jangan lepas gelangmu jika tidak diperlukan, dan jaga Lia baik baik ya, Aku mau ke ruangan Kakakku, pasti dia marah besar," ucap Ayah dan tersenyum ke Aku.

"Souka(baiklah)," ucapku.

"Ayo cepat sebelum aku di hukum," ucap Vany sambil menarikku menuju asrama.

@@@

Akhirnya sampai di Asrama. Aku terkejut melihat nama nama yang terpajang di pintu asrama kami yang bertuliskan

Asher Ezkiel.

Asher Bedelia.

Samuel Lamka.Mammon

Stefania Stina

"Hah??? Sam pernah membunuh Mammon Raja Iblis peringkat 10 itu," ucapku tak percaya melihat nama Raja Iblis Mammon terselip di nama Sam.

"Aku juga masih tidak percaya tapi kata ayah dia pernah membunuh mammon bersama ketiga temannya dan hanya dia yang selamat," jelas Vany.

"Bayaran yang setimpal dengan membunuh salah satu Raja Iblis. Tapi aku mau tanya apa Mammon telah bangkit seperti Leviathan" tanyaku.

"Belum sepertinya masih membutuhkan beberapa bulan lagi untuk kebangkitannya entah bagaimana para iblis itu bisa terus bangkit setelah mati, aku dengar dari ayah hancurnya keluarga kita adalah gara gara 12 raja iblis menyerang kita dan membunuh anggota keluarga hingga hanya tersisa ayahku, ayahmu, dan ibumu," jelas Vany

"Ayo masuk dah cape,"ucapku membuka pintu dengan kunci yang di berikan Paman.

Terlihat ruang yang luasnya selapangan futsal dengan meja bundar ditengahnya dan terlihat empat pintu dengan papan nama di pintuu itu yang menandakan nama pemilik kamar dan satu pintu dengan tulisan dapur dan satu kamar dengan tulisan kamar cadangan dan pintu yang bertuliskan ruang keluarga.

Kiel POV End

Author POV

Kiel masuk ke kamar Lia dan melihat ruangan bercat putih yang cukup luas dengan sebuah tempat tidir king size, lemari besar, sebuah pintu yang bertulis kamar mandi, rak buku yang masih kosong, sebuah sofa dan tv ,dan satu meja belajar berwarna biru. Dia langsung meletakan Lia di tempat tidur. Kemudian dia duduk sambil mengelus kepala Lia. Pintu terbuka dan terlihat Vany membawa buku di tangannya.

"Aku pergi dulu, sebentar lagi sam akan datang jangan pergi pergi, nanti setelah satu jam mungkin aku kembali dan kita pergi berkeliling sekolahan bagaimana?" Tanya Vany.

"Souka," ucap kiel dengan wajah datar.

"Apa itu??" Tak paham apa yang dikatakan Kiel.

"Baiklah,"ucap Kiel.

"Kalau begitu aku pergi dulu ya," ucap Vany sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis sekali, dan dibalas lambaian tangan oleh Kiel. Vany menutup pintu dan langsung berjalan keluar asrama. Ketika dia keluar terlihat Sam sudah berada berdiri di depan pintu.

"Oh kau sudah sampai langsung masuk saja di dalam sudah ada Kiel dan Lia" ucap Vany.

"Kiel dan Lia maksudmu yang dulu menolongku apa??" Tanya Sam.

"Iya dan aku mungkin yang ngikutin dia dan adiknya" ucap Vany.

"Ngga nyangka dua anak itu bisa dibawa kesini," ucap Sam.

"Hehe sebenarnya ayahku yang urus itu jadi pasti bisa" ucap Vany sombong.

"Hei katanya suruh rahasiain jati dirimu yang sebenarnya" ucap Sam.

"Kan kamu dah tahu lagi pula masih ngga ada orang lain kan. Aku mau ke kelas dulu kamu masuk ke kekamar yang ada namamu," ucap Vany.

"Hati-hati" ucap Sam sambil tersenyum ke Vany dan kemudian masuk ke ruangan dan melihat lihat isi ruangan dan berjalan menuju sebuah pintu yang jelas sekali tertulis namanya. Sebelum dia masuk tiba tiba salah satu pintu kamar terbuka dan terlihat Kiel yang baru saja keluar dengan wajah yang masih saja datar tak menunjukan emosi apapun.

"Oh Kiel apa kabar,"sapa Sam sambil tersenyum ke Kiel.

"..." tidak ada balasan dari Kiel dia kemudian duduk di salah satu kursi yang terdapat di sekeliling meja bundar di tengah ruang asrama dan duduk sambil menekan nekan jam tangannya dan berkata 'active' seketika sebuah hologram terbentuk berisi tombol tombol seperti di keyboard. Kiel mulai mengetik dengan sangat capat beberapa saat kemudian muncul berpuluh puluh layar hologram yang menayangkan segala aktivitas yang di lakukan di academy Kiel hanya tersenyum melihat itu sedangkan Sam bengong sambil berusaha mencarna apa yang terjadi.

"Jangan bilang kalau kau baru meretas server GA(Gremory Academy)"ucap tidak percaya Sam.

"Kalau memang begitu bagaimana?" ucap datar Kiel dengan tatapan yang begitu dingin.

"Ah pusing, aku cape ngadepin Pak Tua itu tidur lah" ucap Sam langsung masuk ke kamarnya.

Kiel tak peduli dengan apa yang di ucapan Sam karena sedang fokus ke sebuah layar belajar yang menayangkan kegiatan belajar mengajar yang sedang menjelaskan tentang sejarah tentang tokoh tokoh yang berhubungan dengan pembasmian. Kiel mendengarkan dengan seksama apa yang sedang di bicarakan. Tiba tiba 'brak' terdengar suara pintu di banting. Kiel langsung melihat ke arah pintu yang di banting dibarengi dengan Sam yang keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Dan terlihat Lia yang baru sadar dari pingsannya.

"Ayah!! Dimana Ayah, Kiel??" Teriak Lia.

"Kau ini mengagetkanku saja," ucap Kiel dengan kesal bercampur senang. Sedangkan Sam bengong tak paham apa yang terjadi.

"Ah Kiel dimana Ayah tadi aku dengar kau bicara dengan Ayah," teriak Lia.

"Kau ini Lia baru sadar loh apa mau ku buat kau pingsan lagi," ancam Kiel.

"Maaf lah el," ucap Lia merasa bersalah.

"Hai Lia apa kabar," sapa Sam ke Lia.

"Sebentar" berfikir sebentar"oh aku ingat yang waktu itu kami tolong yah," ucap Lia kemudian tersenyum ke Sam.

Kiel menatap Sam yang memandang lia sambil membalas senyumnya. Merasa ada yang aneh dengan Sam. Kiel mengaktifkan kekuatan pembaca pikirannya 'Waw,imut banget, pengin banget cubit tu pipi tembemnya,' ucap Sam dalam hati yang bisa di dengar oleh Kiel.

"Jangan, nanti sakit aku lagi ngga mau ngerasa sakit" ketus Kiel.

"Hah," Sam tak paham dengan ucapan Kiel.

"Jangan di cubit pipi kembaranku nanti aku ikut sakit" jelas Kiel.

"Oh... ya juga yah," ucap Sam kemudian tertawa puas paham dengan ucapan Kiel.

"Kalau kau bisa membatuku kau boleh mencubit pipi Lia," ucap Kiel.

"Apa kau merahasiakan sesuatu,"tanya Sam.

"Sangat banyak yang ku sembunyikan darimu," jawab Kiel dan menatap sinis ke Sam yang sendari tadi memikirkan banyak hal tentang Kiel.

"Udah ngga usah mikirin aku melulu," ketus kiel.

"El gimana kalau kita keliling sekolah," ajak Sam.

"Iya ayolah el kita jalan-jalan sambil ngapalin tata letak sekolah," ucap Lia membujuk Kiel.

"Nanti sama tu perempuan bodoh aja, lagi pula kayaknya kita bakal di panggil ke ruang kepala sekolah kita," jelas Kiel. Selesai Kiel bicara suara bel tanda jam sekolah berbunyi. Dan pintu ruangan mereka tiba-tiba terbuka dan terlihat Vany masuk dan mendekati ke tiga orang itu.

"Baru di bilangin dah dateng ni orang," ucap kiel dengan wajah datar.

"Oh hai Lia kau sudah bangun, kalau begitu ayo keliling Academy," ajak Vany.

"Sebentar situ siapa yah," ucap Lia. "Ah... aku ingat si penguntit bodoh," ucap Lia dengan polosnya sedangkan Vany menatap tajam ke arah Lia.

"Jangan ungkit masa lalu," ucapnya memasang wajah malu-malu.

***

avataravatar
Next chapter