1 Asher Bersaudara, Penguntit

Burung-burung bernyanyi, angin berhembus pelan, bangunan tinggi menjulang. Kendaraan berlalu-lalang melitasi jalan. Matahari masih berada di ambang langit, dengan sebagian bagian yang belum muncul ke pemukaan biru. Suara dunia memulai hari terdengar bising.

Pagi ini aku masih tidur dan tiba-tiba.

"KIEL...., BANGUN! UDAH SIANG NANTI TELAT!" teriakan seorang gadis dengan suara yang menusuk dan memecahkan gendang telinga membangunkanku. Aku mengangkat tubuhku dan mengambil posisi duduk di ranjang tempat tidurku.

Ngomong-ngomong aku belum perkenalan ya... ok jadi....

Perkenalkan namaku Asher Ezkiel, aku biasa dipanggil Kiel. Umurku 15 tahun. Asher berarti diberkati dan Ezkiel berarti kekuatan Tuhan yang jika digabung berarti diberkati kekuatan Tuhan. Sebenarnya, masih ada kata yang seharusnya mengisi namaku yang merupakan nama keluargaku. Akan tetapi, Ayahku melarang untuk memberi tahukannya ke orang lain. Seluruh anggota keluargaku punya kekuatan. Tapi kenapa hanya aku yang memiliki darah yang bisa melukai orang walaupun hanya terkena ribuan sel saja (note : sel darah merah di tubuh ada triliunan loh). Aku tidak tahu itu kenapa, tapi ada kemungkinan kekuatan dari darahku yang secara bertahap menyerang sel-sel lain yang berada di dalam tubuhku. Entah diriku ini diberkati atau dikutuk, di sisi ini aku dijauhi orang di sisi lain aku bisa dibilang abadi dengan regenerasi tubuh yang sangat tinggi. Tapi itu menyiksa kau tau.

Aku tinggal hanya dengan Asher Bedelia, dia adalah saudara kembarku. Kami tinggal di suatu kota besar di Indonesia. Ayahku orang Inggris dan ibuku orang Jepang, karena pekerjaan ayah, kami sering berpindah negara dan sebelum dia menghilang kami pindah ke Indonesia. Walaupun setiap bulan dia mengirimi kami uang sejumlah 100 juta tiap bulan untuk memenuhi kebutuhan kami setiap hari, tapi dia tak pernah memberi kami kabar tentangnya. Untungnya kami sudah dilatih hidup mandiri sejak kelas 1 sd. Dan kenyataan dunia dari sudut pandang kami berbeda dari sudut pandang orang lain.

Aku dan Lia memiliki kekuatan yang hampir sama, yaitu memanipulasi semua yang berhubungan dengan zat cair seperti menggerakkan mengubah jadi uap mengembalikan jadi cair, mendinginkan memanaskan dan lain sebagainya, bedanya antara aku dan dia yaitu dia tidak bisa menggerakan darah dan mengeluarkan darahnya dari tubuhnya, sedangkan aku bisa, dia bisa menggerakkan zat cair bahkan jika ada di dimensi lain sedangkan aku sedikit kesulitan dalam mengendalikan air dalam jarak lebih dari 3km. Dan inilah kelebihan kami, kekuatan tubuh kami bekali-kali lipat dari orang biasa.

Rambutku berwarna merah dan rambut adikku berwarna putih seputih salju. Iris mata kami berdua berwarna merah menyala. Ya penampilan kami mungkin sedikit menakutkan tapi bagi para manusia biasa kami ini tanpan dan cantik.

Aku memang terkenal tapi aku tak bisa berhubungan dengan orang lain karena sesuatu yang ku keluarkan yaitu aura yang membuat orang biasa ketakutan atau membuat semua orang berpikiran buruk tentangku. Ya mau gimana lagi? Penampilanku memang idaman bagi semua perempuan. Tapi bagaimana pun juga mereka akan gemetar ketakutan melihatku. Yang ku tahu hanya ada 2 orang di sekolahku yang tidak terpengaruh dengan aura itu, dan lagi yang ku pahami dari mereka adalah hati mereka. Hati mereka benar benar bersih. Mereka hampir tidak pernah memiliki pikiran buruk kepada orang lain.

Ok, cukup perkenalannya dan aku masih ngantuk, ngapain sih si nenek ini bangunin aku. Lagi enak-enak tidur juga.

"SALAH SENDIRI TIDUR KEPAGIEN, NGGA USAH BENGONG, CEPET MANDI SANA," teriak Lia yang dapat memecahkan gendang telinga menyadarakanku dari alam bawah sadarku. Telingaku sakit...

"Ngga usah teriak-teriak sakit telingaku," ucapku dengan nada malas.

"Habis kamu ngga mau bangun kalo aku ngga teriak," ucap Lia kesal dengan menatap tajam ke arahku.

"Ya udahlah ngga usah marah lah," ucapku dengan acuh tak acuh.

"Dasar pemalas," ucap Lia dengan nada mengejek.

"Begini begini juga Kakakmu."

"Hahaha... Kakak dari mana lahirnya kan bereng."

"Eits aku kan lebih tua 15 menit dari kamu ya, hahaha."

"Cepet sana mandi udah jam setengah 7 loh, kalo ngga cepet nanti kena marah Bu Novi. Nanti aku ikut kena masalah," ucap Lia dengan kesal.

"APAAA.... kenapa ngga bangunin dari tadi," teriakku langsung masuk ke kamar mandi.

"Aku berangkat dulu ya," ucap Lia sambil menutup pintu kamarku.

"Ya hati-hati di jalan," teriakku dari dalam kamar mandi.

Setelah mandi dan makan, aku melihat jam yang sudah menunjuk pukul 06.40. Aku langsung menuju ke sekolah dengan santai. Sekolahku memang dekat dengan rumahku jadi aku bisa berangkat sekolah hanya dengan berjalan kaki.

Di perjalanan ke sekolah, aku merasa seperti ada yang mengikutiku. Aku melihat ke belakang dan melihat ada sosok yang memakai hodie hitam dan memakai masker yang jelas sekali sedang mengikutiku. Aku melihat jam dan terlihat jam sudah menunjukan pukul 06:56 "Pagi-pagi dah ikutin maunya apaan sih ni orang," dengusku sambil mulai berlari dengan pelan menuju ke sekolah dan mengabaikan orang itu.

Author : pelan bagi lo el bagi orang biasa ya ngga mungkinlah.

@@@=Time Skip

Author's PoV

Jam menunjukan pukul 06:59 dan Kiel sudah sampai di sekolah, seperti biasa dia menjadi pusat perhatian ya memang karena dia terkenal sesekolahan. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal itu, pertama penampilan fisiknya yang terlampau tinggi melewati kata normal, ada juga aura mengerikan darinya, yang pasti kecerdasannya, dan yang terakhir jelas sifatnya yang dingin. Memasuki ruang kelasnya dia menoleh kesana kemari. Tanpa di sadarinya tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang

"Apa ini, " menunjukan wajah kaget Kiel menoleh kebelakang.

"Selamat pagi kakak, " Ucap orang itu dengan suara yang Kiel kenal. Spontan Kiel membalikan tubuhnya.

"Pagi, dasar kamu ini Lia," ucap Kiel melihat Lia ada di belakangnya. Apa kalian bingung apa yang terjadi dengan Lia.

Lia mempunyai kelainan jiwa dia punya 20 lebih kerpibadian yang berganti di saat-saat tertentu. Dan ini adalah kepribadian dia semasa masih tinggal di Jepang dan muncul kembali ketika dia ada di sekolah(pengaruh terlalu sering berpindah negara kepribadian Lia jadi semakin banyak). Sifat antara kepribadian satu dengan lainnya berbeda walau ada sisi samanya.

"Pagi el" ucap seorang laki laki berambut hitam bengan mata coklat. memakai seragam yang sama dengan Kiel dengan name tag Gavin Arfan Alhusayn. Dia hanya mau bicara sama Kiel hanya jika Kiel bersama dengan Lia pengaruh Kiel akan bertingkah dingin ketika ngga bersama dengan kembarannya.

"..." Kiel hanya menatap dengan wajah datar.

"Kenapa dengan Lia," tanyanya.

"Ya kenapa dengannya,dari pagi sifatnya aneh," ucap seorang perempuan berambut hitam kemerah merahan dengan name tag di baju bertulis Arda Lamia Calluella.

Mereka adalah dua orang yang masih mau bersama Kiel, orang yang masih mau berbicara dengan Kiel, yang menganggap diri Kiel seperti biasa. Sejak kecil Kiel di jauhi oleh semua anak seusianya. Karena sesuatu yang ke luar dari Kiel. Sesuatu itu adalah aura menakutkan yang membuat orang ketakutan ketika bersama Kiel.

"Pikir aja sendiri, seharusnya kalian tahu," ucap Kiel dengan nada datar.

"Ehehe kami lupa lah jangan marah," Kata Gavin sambil terkekeh melihat reaksi Kiel.

Padahal Kiel wajahnya datar tapi gimana mereka tau saat ini Kiel sedang marah yah. Yang jelas karena aura yang keluar darinya yang biasanya ngga terasa oleh Gavin dan Arda menjadi terasa dan lagi sifatnya bakal dingin walau bersama Lia.

"Heh, terserah kalian," ketus Kiel.

"Maaflah namanya juga lupa,"ucap Arda.

"Iya El maaf lah, kita kan manusia emang dewa penghafal kaya kamu yang hafal seluruh isi buku di perpustakaan," ucap Gavin kemudian tertawa yang terkesan di paksakan.

"Bentar dulu Vin, sebentar ya jangan kabur. Lia, kamu bisa lepas pelukanmu tidak," ucap Kiel sambil menunjuk ke arah teman temannya (selain Gavin dan Arda) yang sendari tadi hanya bengong tak percaya, seorang Lia mau memeluk Kiel.

Karena sebelumnya kepribadian yang muncul adalah kepribadian yang bahkan setiap harinya bertangkar dengan Kiel. Ya mau gimana lagi itulah reaksi yang wajar. Dalam hati Kiel sebenarnya bersyukur karena kepribadian yang sudah lama Kiel tunggu akhirnya muncul juga.

"Ok kak," sambil melepas pelukannya dengan sedikit kecewa.

"Kamu ini sangat menyusahkan," ucap Kiel sambil menarik sebelah pipi Lia ke atas dan ke bawah.

"Ouch...sakit kak," ucap Lia.

"Dasar," ucap Kiel gemas dan semakin keras nencubit pipi Lia sampai sampai pipinya juga merasa sakit.

"Rasain sakit sendiri kan," ucap Lia karena rasa sakitnya hilang.

"Ngga papalah, dari pada kamu yang ngerasa sakit," melepas cubitannya sambil menatap datar ke Lia.

"Maksud kalian apa sih aku ngga paham loh dari tadi ndengerin omongan kalian," ucap Gavin kebingungan karena tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan mereka.

"Udah lupakan, sekarang waktunya hukum kamu dulu," Kiel dan menyeringai.

"...,"belum sempat Gavin bicara "tet... tet... tet...," bel berbunyi.

Gavin langsung saja bersujud sukur mendengar bel tersebut. Bukan karena apa, tapi karena Kiel begitu mengerikan ketika mengghukum orang lain. Begitu pula dengan Lia tapi jangan samakan Lia dengan Kiel kemarahan Lia 10 kali lebih nakutin dari pada kemarahan Kiel. Alasannya karena sebenarnya Kiel jarang merasakan yang namanya marah maupun senang yang ada Kiel hanya berakting di depan teman-temannya agar tidak di cap sebagai anak aneh. Tapi ya tidak mungkin sih Kiel di cap anak aneh. Ya karena penampilannya yang melebihi semua anak seusianya dan dia sendiri kan memang aneh.

"Oke nanti pulang sekolah hukumanmu ku tambah untung sudah bel kalo kagak menderita kamu Vin," ucap Kiel kembali tersenyum tipis. Gavin hanya bergidik ngeri melihat senyuman Kiel.

Tak berapa lama kemudian datang seorang guru perempuan dengan membawa buku sejarah dengan name tag Widiyawati Kusumaningrum.

"Hah males banget dengerin ini orang, tinggal tidur aja dah," gumam kesal Kiel dan menaruh kepalanya di meja.

"Kiel, angkat kepalamu, masih pagi sudah tidur!" bentak Bu Widi melihat Kiel menaruh kepalanya di meja.

" ..." Kiel langsung duduk dengan tegap dengan memasang wajah datarnya.

Bu Diya pun mulai mengajar di kelas.

@@@

Beberapa menit setelah bel.

'Bosen banget, mau tidur dibangunin terus, mau dengerin udah apal apa yang mau di pelajarin, keluar kelas dululah cari udara segar sambil nunggu pelajaran selesai,' pikir Kiel.

"Bu saya minta izin mau ke toilet," ucap Kiel sambil berjalan ke arah pintu.

"Ngga boleh nanti kamu bolos lagi kaya kemaren," ucap Bu Diya kesal mengingat kemaren izin ke kamar mandi tapi tidak kembali ke kelas sampai bel tanda selesai pelajaran berbunyi.

"Ngga lah bu, dah bosen saya bolos terus," ucap Kiel dengan wajah datar.

"Ya udah sanah, tapi awas kalau sampai bolos lagi kaya kemaren nilai kamu saya kurangin ditambah minggu depan kamu maju ke depan saya pajang di depan kelas sampai pelajaran selesai,"ancam Bu Diya disertai senyuman dari para perempuan yang menatap Kiel.

"Jangan bolos lagi ya nanti aku ikut susah nyari Kakak," ucap Lia dengan marah yang telihat sangat imut dan membuat Kiel tak tahan melihatnya.

Sedangkan "Setuju Bu!!" Ucap kompak teman perempuan di kelasnya. 'Asik bisa liat cowo ganteng besok,' batin para perempuan yang bisa di dengar Kiel. Dia memang punya kekuatan membaca pikiran dan akan autoaktif jika ada yang memikirkannya.

"Ya ngga bolos dah bawel," ucap Kiel geram mendengar batin para perempuan.

"Huh ni anak satu," Bu Diya kesal.

Kiel langsung keluar kelas dan berjalan di koridor sambil mengamati sekitarnya. Berhenti di dekat jendela dia menatap ke halaman. Pandangannya terhenti ke sebuah pohon di pinggir halaman yang di pucuknya terdapat seseorang yang sedang berdiri di atasnya. Membuang pandang dia menatap sekeliling.

Setelah melihat beberapa saat dia tersadar bahwa orang itu adalah orang yang tadi pagi mengikutinya. Dia terus menatap halaman sembari sesekali melirik ke orang itu. Dia begitu santainya sambil memakan roti lapis karena telah membuat pelindung yang bisa membuatnya tidak terlihat tapi ternyata Kiel masih bisa melihatnya.

"Huh tu orang kagak ada capenya, ngawasin aku terus, apa ngga bosen, dan masa buat pelindung lemah banget sampai bisa dilihat orang yang sedang diawasin. Eh? Apa akunya aja yang terlalu kuat yah," batin Kiel melihat orang itu.

Tanpa Kiel sadari dia sudah berada di situ selama setengah jam.

"Sudah setengah jam balik kelas apa bolos aja tapi kalo bolos aku di pajang besok, balik aja lah," pikir Kiel dan berjalan ke kelas.

Belum sampai ke kelasnya tiba tiba "Boomm..." suara ledakan terdengar dari arah halaman. Kiel bejalan mendekati jendela dan melihatnya. Dan yang terlihat seekor Iblis musang berekor dua yang baru saja terlontar ke halaman sekolahnya. Tidak butuh beberapa tarikan nafas, Lia yang tadi berada di dalam ruang kelas sudah berada di luar dan menemui Kiel.

"Suara apa itu Kak," tanya Lia, mendengar itu Kiel hanya diam sambil menunjuk ke arah iblis tadi.

"Memang apa yang sedang terjadi? kamu buat masalah yah, dasar Kiel, kamu ini bisanya nyusahin aku aja," ucap kesal Lia.

"Hah..kamu ini gonta ganti mulu ngga cape apa?" batin Kiel kesal. "Lihat ada yang datang. Dan... lihat juga yang ada di pucuk pohon itu," ucap Kiel nenunjuk ke halaman.

"Di atas pohon mana aku ngga liat loh," tanya Lia bingung karena hanya melihat orang berambut putih dengan pakaian yang sudah rusak yang datang di liat dari kondisi si Iblis dan orang itu, bias diketahui kalau laki-laki itu yang telah melawan banyak iblis.

Kiel menghela nafas mengankat tangannya dan keluarlah satu tetes darah dari pergelangan tangannya yang memakai gelang perak. Darahnya di segel menggunakan gelang perak itu. Agar ketika dia terluka tidak sampai terpercik dan membahayakan orang lain.

Menelungkupkan tangannya dia mengubah darahnya menjadi kristal dan mengerakkannya dengan cepat ke arah pelindung yang di buat orang yang mengawasinya, seketika orang itu kembali terlihat seperti biasa.

"Ooh, aku dah bisa liat,"ucap Lia.

"Dasar kamu ini terlalu lemah."

"Itukan pelindung tingkat tinggi mana bisa aku lihat," ucap Lia.

"Kamu aja yang lemah,"ucapku.

"KAMU AJA YANG TERLALU KUAT, DASAR KIEL BODOH...," teriak Lia dan mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha...,"Kiel hanya tertawa melihat wajah Lia yang begitu lucu.

"Kiel, apa perlu aku beri pelajaran dia, dah gatel nih,"ucap Lia dengan menyeringai dan menyatukan tangannya, tanda ingin bertarung.

"Lihat pertarungan tu Si Rambut Putih selesai, tapi kalo mau kalah kita bantuin tu orang buat pengalih perhatian terus langsung tangkep aja tu tudung item ,hehehe... rencana yang baguskan," ucap Kiel melihat pertarungan antara iblis dan orang itu.

"Kelamaaan males nunggunya."

"Bentar lagi paling kalah."

"Ya aku, tahu mana di tubuhnya sudah hampir habis, tapi kelamaan," menatap kesal ke Kiel.

Kalian tahu kan apa itu mana. Di sini mana itu seperti sebuah energi yang membuat tubuh bisa dilihat, disadari, dan dirasakan oleh orang lain. Ada juga kegunaan lain yaitu untuk menggunakan sihir. Kandungan mana dalam tubuh itu bisa menentukan hawa keberadaan seseorang. Ya untuk alasan itu orang berkekuatan memiliki hawa keberadaan yang sangat kuat yang membuat mereka sangat menonjol.

"Susah kalau punya adik kaya kamu Lia,"ucap Kiel kesal.

"Panggil aku Deli,"ucap kesal Lia.

'ouh kenapa harus kepribadian menyabalkan nan sadis ini,' gumam Kiel kesal dalam hati. Pengaruh Lia pernah membuat tubuh Kiel jadi hampir hancur karena tak sengaja masuk ke kamar Lia ketika dia sedang ganti baju.

Dan kemudian mereka melihat pertarungannya.

Orang itu terus menghindar dari serangan iblis. Mencari kesempatan ketika iblis itu menyeruduk maju orang itu memanfaatkan kepala iblis sebagai pijakan dan melompat kebelangang iblis itu sebelum memotong salah satu ekor iblis dengan pedang yang dari tadi di pegangnya. Iblis itu meraung marah dan menyerang orang itu. Terus menghindar orang itu mulai kelelahan. Gerakannya mlambat. Sang iblis yang melihat keadaan lawannya yang sudah lemas menyerang dengan sekuat tenaga, dan mengenai kaki orang itu yang membuatnya tersungkur. Si iblis mendekati orang itu.

"Ayo," teriak kiel. "tep, tep, tep tep" mereka bergerak sangat cepat ke arah orang itu. Berlari di liring koridor dan melompat di dinding mempercepat gerakan. Hanya hitungan detik, Kiel dan Lia sudah sampai di dekat mereka.

"Deli hadang serangan iblis itu dan cepat bawa dia menjauhinya tapi jangan kelamaan nahannya," teriak Kiel. 'Aku akan memindai seluruh wilayah untuk mencari penguntit lain, kamu serang saja dia,' telepati Kiel ke Lia.

"Ya," Lia membalas dengan semangat dan tersenyum. Tanpa menunggu lama Lia langsung bergerak cepat dan menerjang serangan iblis yang mengarah ke pria berambut putih dengan kedua tangannya.

"Ugh..."erang Kiel ketika tangan kanannya patah dan tangan kirinya putus. Dengan kesal dia terduduk. Lia mundur berapa langkah sambil terus menyerang iblis itu dengan air yang di buatnya menjadi Kristal. Dengan lincah iblis itu mengindarinya. Pria tadi sudah menjauh.

"Kiel aku tak bisa menyerangnya dia terlalu lincah," teriak Lia sambil bertahan dari serangan iblis itu dengan air yang di buatnya menjadi dinding krisal.

"Dasar bodoh serang menggunakan ototmu saja kalau tidak bisa menyerangnya menggunakan air," teriak Kiel dengan kesal. Dengan tenang dia menunggu tubuhnya selesai meregenerasi," "ssssttttt...." dengan lumayan cepat luka Kiel mulai tertutup dan darahnya sudah masuk kembali ke dalam tubuhnya.

Melangkah maju Lia memukul kepala iblis itu. Tak lama tangan Kiel sudah meregenerasi. Lia yang sedang bertarung langsung melawan iblis itu tersenyum. Dia tanpa menahan diri lagi memukul kepala si iblis dengan kencang. Sebelum sulur air muncul dari tanah dan mengikat sang iblis.

Kiel berdiri dan megangkat tangannya seketika air menyembur dari tanah dan melayang di udara, kemudian dia mengepalkan tangannya air itu berubah menjadi kristal tajam berjumlah sangat banyak yang mengarah ke iblis itu.

"Matilah," ucap Kiel menyeringai sambil menarik kedua tangannya menyilang ke bewah dan kristal kristal itu seketika menembus tubuh iblis itu dari segala arah dan akhirnya mati. Sedangkan orang rambut putih itu hanya bengong bingung melihat apa yang terjadi padanya.

"Hei kau baik baik saja," tanya Kiel ke orang rambut putih itu.

"Siapa sebenarnya kalian,bagaimana bisa kalian dengan mudah mengalahkan iblis tingkat S+"tanyanya.

"Tunggu sebentar ya, itu tidak penting untuk sekarang, Lia ayo kita tangkap dia," ucap Kiel dan bergerak ke atas pohon secepat cahaya tidak tau pakai jurus apa. Dengan kuat menendang orang berbaju hitam itu ke bawah.

"Ouh sial bagaimana bisa," pikir orang itu saat terpental ke bawah di sana sudah ada Lia yang sudah siap dengan airnya dan menangkap nya.

"Hei mati saja sana masih pagi dah ngikutin orang?" Bentak Lia ke orang itu.

"Sepertinya aku terlalu meremehkan kalian," ucapnya dengan nada kesal dan mencoba lepas dari air yang menjeratnya.

"Percuma saja kau takan bisa lepas dan menggunakan sihirmu dalam air itu. El apa perlu aku siksa dan paksa dia mengatakan semuanya," ucap Lia dan menyeringai ke arah orang itu.

"Ngga usah, kasihan,"ucap Kiel kemudian melepas masker dan membuka tudung hodie, Kiel tersenyum nakal melihat rambut hitam panjang yang tergerai,

"Aku ngga tega kalau gadis ini disiksanya sama kamu lebih bagus kalau aku aja," ucap Kiel dengan tersenyum.

"DASAR HENTAI!!!!(mesum)," teriak Lia memukul Kiel yang membuat Kiel terpental dan menghantam dinding sekolah. Darah keluar dari mulutnya tapi dia masih bisa berdiri dan berjalan mendekati mereka. Mengelap darah di dagunya Kiel tersenyum.

"Itu sakit tau, dikit-dikit di bilang hentai," ucap Kiel dengan memegang pipinya yang lebam walau cuma beberapa detik.

Di sela-sela pembicaran dengan gadis itu, orang dengan rambut putih mendekati kami.

"Hei kalian sangat kuat bisa kita berkenalan, oh ya terima kasih sudah menolongku, perkenalkan namaku Samuel Lamka panggil saja Sam. Aku boleh bertanya ngga?" Tersenyum dan menyodorkan tangan .

"Ya, sama-sama. Makasih juga kalau bukan karena kamu, mungkin aku tidak bisa menangkap itu orang, karena aku tau dia bisa pakai sihir teleport, Namaku Asher Azkiel panggil aja Kiel dan ini kembaranku Asher Bedelia panggil aja Lia,"ucapku menatap datar dan menjabat tangannya.

"Deli bukan Lia," tanpa melihat wajah Sam.

"Dia punya kepribadian ganda maklumi saja," Kiel bertelepati ke Sam. Sam hanya tersenyum masam mendengarnya.

'Anak muda jaman ini hebat juga. Tunggu dulu dia bisa bertelepati mata merah rambut putih mungkinkah...' batin Sam dalam hati.

"Biasa aja itu cuma bakat dari lahir," ucap Kiel.

"Wah... kalian masih punya nama keluarga kan dan lagi Kiel tadi tanganmu kenapa?" tanya Sam.

"Keluargaku telah hancur, hanya kami yang tersisa jadi kami ngga mau nyebut dua nama keluargaku dan lagi Tubuh ku dan Lia itu terhubung oleh kutukan sehingga semua luka dan rasa sakit dalam kadar tertentu yang diterima ayah dan Lia akan langsung berpindah ke tubuhku,ya seperti yang terjadi tadi ketika Lia menghadang serangan iblis itu tapi untungnya aku punya kekuatan regenerasi yang tinggi," jelas Kiel.

"Tumben kau banyak bicara," ketus Lia.

"Lagi pengin aja," ucap Kiel dengan wajah datar.

"Bagaimana dengan kakimu," tanya Lia.

"Ya udah ngga sakit tadi aku pake sihir penyembuhan," ucap Sam.

"Apa ngga papa, itu kan nguras banyak mana" tanya Lia.

"Yang harusnya bilang kaya gitu itu aku, bukanya kalian habis pake sihir tingkat tinggi memanipulasi air?" Ucap Sam.

"Sihir?? Hahahaha, kami ngga pake sihir tuh, emang kami bagian dari kalian," tawa Lia terbahak bahak."Itu bakat alami kami, hahaha.." ucap Lia terus tertawa.

"Wah ternyata aku bertemu dua orang yang sangat menarik yah" batin Sam.

"Udah dulu kasihan tuh dia nanti kedinginan," ucap Lia menunjuk gadis tadi.

"Ya aku juga harus melakukan sesuatu, makasih ya,"ucap Sam kemudian meninggalkan mereka.

Kiel dan Lia berdiri di depan perempuan Itu dan mulai mengajukan pertanyaan.

"Jangan macam-macam jawab Siapa namamu?" tanya Kiel.

"Kami tak akan membunuhmu kok, paling kamu mati kalau ngga nurutin kami dan nyerang Kiel, kalau kamu mau nyerang aku percuma aku kebal selama Kiel hidup atau tubuhnya ngga hancur sih," jelas Lia.

"Maksudmu semua lukamu akan pindah ke Kiel kan," ucapnya sinis.

avataravatar
Next chapter