webnovel

Emera VS Ular Raksasa

"Guh, oke, sekarang hanya ada kau dan aku, Ular Raksasa Sialan. Mari kita selesaikan ini dengan by one." Emera mengarahkan golok miliknya pada ular tersebut dengan ekspresi yang serius.

Beberapa saat yang lalu, akhirnya bantuan ninja dari Konoha muncul untuk mencegat kedatangan ninja Sunagakure. Sekarang, ketika semua ninja Konoha berhadapan dengan ninja Sunagakure, Emera memanfaatkan waktu ini untuk melakukan satu lawan satu melawan ular besar berkepala tiga ini.

Bukan berarti situasi Emera dan Konoha lebih baik. Selama menunggu kedatangan bantuan, Emera terdorong mundur sampai masuk ke dalam komplek perumahan dan sekarang kondisi dalam desa sangat kacau dengan banyaknya ninja penyerang yang membuat kerusuhan. Untung saja semua warga sipil telah dievakuasikan ke rumah sakit, kalau tidak pasti mereka semua menjadi korban dalam peperangan ini.

"Ck!" Ular besar tersebut menjentikkan lidahnya pada ketiga kepalanya secara bersamaan.

*Tap!*

Mengabaikan pertarungan antar ninja di sekitarnya, Emera langsung melompat menuju ke arah ular tersebut bersama goloknya.

*Set!*

Ulat tersebut membuat perlawanan dengan mengayunkan ekornya pada Emera.

*Wush!* *Slash!*

Emera menutupi goloknya menggunakan chakra angin sebelum menebaskannya pada ekor ular.

'Tch, keras! Dia mungkin berada di tahap 3 atau di tahap 4 awal. Aku kurang tahu tentang itu, tapi tubuhnya yang besar sangat menyebalkan!'

Serangan balik Emera tidak banyak memberikan luka. Di tubuh ular tersebut, terdapat luka sayatan golok cukup lebar namun hanya mencipratkan sedikit darah dari sana.

*Blam!* *Bruk!*

Dari sisi berlawanan, ular tersebut menabrakkan salah satu kepalanya pada tubuh Emera. Serangan ini berhasil membuat Emera terhempas keras sampai sebelumnya dia menabrak rumah dan merobohkannya.

*Tap!*

"Merepotkan saja! Kenapa kamu tidak mati saja, sialan!" Emera mengarahkan goloknya dengan kesal setelah dia berhasil keluar dari puing-puing dan berdiri tegak di atas tanah.

*Sruk!*

Ular tersebut mengayunkan ekornya pada Emera, menyeret tanah dan menghancurkan apapun yang dilewatinya.

*Gruk!*

Emera menghentak kaki kanannya di tanah, kemudian dia kemunculan sebuah dinding tanah untuk melindungi dirinya dari ekor ular raksasa.

Kecepatan belajar Emera termasuk sangat cepat dalam menggunakan chakra. Dalam beberapa jam saja, dia telah mempelajari bagaimana menggunakan chakra tanpa membentuk segel tangan karena itu merepotkan. Lagian, dia tidak suka membuang waktunya untuk menghafalkan semua segel tangan yang ada.

'Pokoknya selama kamu memiliki kontrol chakra yang bagus, kamu bisa menggunakan jutsu apapun!'

*Brak!* *Bam!*

Ekor ular tersebut menabrak dinding tanah Emera, menghancurkannya, dan menyapu Emera dalam prosesnya.

Sejak awal ular tersebut memiliki keuntungan dalam hal ukuran dan kekuatan fisik mentah. Beberapa jutsu sederhana tidak akan bisa membuatnya kalah atau melukainya. Bahkan, tebasan menggunakan golok berlapiskan chakra angin masih belum cukup untuk bisa membuat ia menderita luka besar. Hanya beberapa goresan kecil dan sedikit darah.

*Krak!* *Bruk!*

"Akh!" Lagi-lagi, Emera menabrak sebuah rumah penduduk dan menghancurkannya.

Jika dia tidak memiliki tubuh seorang Cursed Children dan menggunakan chakra untuk memperkuat tubuhnya, dia akan hancur dengan organ tubuh berantakan saat ini, sampai-sampai tidak bisa dikenali lagi. Untung saja dia dengan cepat mempelajari chakra yang merupakan hal asing baginya. Ini sangat berguna di dalam misinya kali.

(Dan juga, ini memudahkan author untuk menukus adegan aksi. Soalnya, kalau pertarungan cuma hand to hand dan tidak menggunakan skill sama sekali sangat sulit untuk membuat adegan pertarungan kecuali kamu ikut atau ahli dalam suatu aliran bela diri. Jujur saja, cukup sulit untuk mencari referensi tentang hand to hand combat serta mendeskripsikannya.)

*Kletak!* *Krak!*

Emera menyingkirkan kayu-kayu material bangunan yang menutupi tubuhnya, kemudian dia berdiri lagi dan menatap dengan sinis pada ular tersebut yang telah memberikan pukulan telak sebanyak 2×.

Emera menyentuh pelipis kirinya yang terasa basah, lalu ketika dia melihat pada tangannya, dia menyadari jika terdapat darah yang mengalir dari kepalanya. Dia masih baik-baik saja dan bisa melanjutkannya pertarungan, tapi dia tetap merasa kesal setelah terkena luka dalam.

*Sshh!*

Selain itu, Emera yang merupakan Cursed Children memiliki kemampuan regenerasi. Dalam waktu beberapa detik, asap tipis muncul di lokasi luka Emera dan langsung menutupnya. Yang mana, ini menjadikan keuntungan bagi Emera karena bisa terus-menerus bertarung dalam kondisi primanya.

Dia kemudian menurunkan tangan kirinya yang sebelumnya dipakai untuk memegang pelipisnya dan mengatakan, "Tch! Ular yang sangat menyebalkan! Gastrea yang aku hadapan tidak pernah memiliki kekuatan sebesar itu!"

'Yang aku hadapi dulu memang hanya Gastrea tahap 1, sih, jadi tidak terlalu kuat. Ada juga beberapa yang mencapai tahap 2, tapi mereka semua masih lemah dan bisa kukalahkan dengan mudah.'

'Saat ini, ulat ini berada di kondisi yang berbeda. Kekuatan pertahanan tubuhnya mampu meminimalisir dampak sayatanku dan hanya menyisakan luka kecil. Aku memerlukan jutsu atau serangan kuat untuk bisa memberikan luka fatal.'

*Sis!* *Sis!* *Sis!*

Beberapa shuriken dilemparkan mengarah pada Emera dalam kecepatan tinggi.

*Tank!* *Tank!* *Tank!*

Emera melirik sinis menggunakan mata merahnya pada arah datang shuriken tersebut sebelum akhirnya bunyi nyaring dari logam yang bertabrakan terdengar.

*Sis!*

Salah satu ninja Sunagakure melompat ke atas Emera dan dia siap untuk melemparkan sebuah kunai.

*Bom!*

Emera menyemburkan sebuah bola api kecil dan membakar ninja tersebut sebelum dia sempat beraksi memberikan serangan sepanjang.

Dia sama sekali tidak memiliki rasa bersalah bahkan ketika dirinya membakar hidup-hidup tubuh ninja Sunagakure tersebut. Lagi pula, bukankah sejak awal ini merupakan kesalahan Sunagakure yang merencanakan penyerangan ini? Bukan salah Emera juga karena sekarang mereka berada di tengah-tengah medan perang.

"Huh, kalau itu ninja aku bisa membakarnya dengan mudah menggunakan bola api. Tapi, bola api milikku cukup kecil dan tidak cukup untuk bisa membakar seluruh tubuh dari ular itu. Dan jika pun itu hanya area kecil, kerusakannya hampir tidak berdampak apa-apa padanya." Emera dengan kesal menggembungkan pipinya ketika dia menggerutu.

"Jika saja aku mempelajari Kagebunshin ini akan menjadi lebih mudah. Aku bisa saja meniru segel tangan yang dilakukan Naruto ketika dia membuat Kagebunshin, tapi hasilnya pasti tidak sempurna sebagai percobaan pertama. Aku rasa tidak baik bereksperimen di tengah medan perang."

"Apa aku minta bantuan ke ninja Konoha saja untuk mengalahkan ular ini, ya? Toh, juga, misiku adalah mengalahkan ular ini. Tidak ada ketentuan jika aku harus mengalahkannya seorang diri tanpa meminta bantuan mereka."

Emera mengarahkan perhatiannya pada medan perang di sekitarnya. Di sana dia melihat bahwa, semua ninja Konoha sedang beradu sengit melawan ninja Sunagakure yang merupakan penyerang. Di sisi Konoha, mereka sedikit demi sedikit mulai berhasil memberikan serangan balik dari yang sebelumnya terdorong mundur.

Tidak seperti sebelumnya, satu per satu bala bantuan ninja dari pihak Konoha mulai bermunculan dan menggempur serangan Sunagakure. Mereka akan bisa memenangkan perang jika ini terus berlanjut, asalkan ular ini berhasil dikalahkan.

Next chapter