webnovel

#CuekTapiCemburuan

Part 1

🍂🍂

What!

Menikah?

"Ma, Pa, ini serius? Adel gak salah denger, hah?" Cecar Adel. Ya, Adel sangat terkejut atas apa yang di sebutkan kedua orang tuanya. "Mama sama Papa ngeprank Adel kan"' tanya Adel lagi sambil tertawa renyah.

Ah, mana mungkin usia semuda ini ia akan menikah?

Dengan siapa?

"Adel, Mama sama Papa serius. Kamu bakal nikah minggu depan." Jelas Mama dengan senyuman.

"No ... Ma. Pa, tolong Adel," ucap Adel sambil memegang tangan Papanya. Rano tersenyum sambil mengelus lembut bahu Adel.

"Maaf, Nak. Tapi kamu memang harus menikah."

"Gak, Pa." Tolak Adel sebelum akhirnya semua nya gelap.

***

Pusing teramat yang di rasakan Adel. Perlahan Adel mencoba duduk dari baringnya. Yang ia lihat di sini ada Mama Papa dan ... Siapa dia?

"Alhamdulillah, akhirnya, kamu siuman juga, Nak." Mama mengelus lembut puncak rambut Adel.

"Ma, Adel kenapa?" Tanya Adel.

"Maafin Mama ya, Del. Mama sudah bikin kamu drop."

"Adel, kenalin, ini Rean, calon suamimu." Sambung Papa tanpa basa basi.

DEG!

Bola mata Adel membulat. Calon suami?

Hah, jadi ini nyata no prank?

"Mama, Papa, Adel gak mau." Tolak Adel lagi.

"Sudahlah" sela Papa. "Nak Rean, ini calon istri Nak Rean. Namanya Adel putri tunggal kami." Lanjut Rano tanpa menanggapi perkataan Adel.

Rean menatap lekat gadis di depannya. Ya lumayan cantik juga. Tapi tunggu ... Lihatlah cara berpakaiannya. Norak.

'Ck, kalo bukan karena warisan gue si ogah.'

"Nak Rean," Rano memegang bahu Rean sehingga lamunan Rean membuyar.

"Dasar mata buaya!" Cetus Adel. "Gak bisa liat cewek cantik aja dah ngiler." Lanjut Adel membuat Rani spontan mencubit pinggang Adel.

"Aw, Mama, sakit ih." Kelu Adel meringis.

|||

Gaun cantik berwarna merah maroon terlihat kontras dengan kulit putih Adel membuatnya semangkin cantik. Adel menatap bayangan dirinya sendiri di pantulan cermin dengan mulut terbuka.

"Uwaw." Adel terpukau akan dirinya sendiri. "Kok jadi beda gini sih?" Tanya Adel pada dirinya sendiri.

Ceklek.

"Del, udah siapkan?" Suara Mama mengejutkan Adel. "Wah, cantiknya anak Mama," ucap Rani sama pun dengan Adel. Mereka benar-benar terpukau

"Ma, tapi Adel ...."

"Sudah-sudah. Nak Rean sudah menunggu." Entah sejak kapan Papa muncul. Sehingga ucapan Adel terpotong begitu saja. Wajah Adel kembali masam kecut.

|||

Rean sedikit melirik ke kiri menatap Adel yang membuang muka. Adel lebih suka melihat area pinggiran jalan ketimbang menatap Rean.

"Ehem." Rean berdehem bermaksud agar Adel meliriknya. Namun sia-sia, Adel tak menghiraukan.

Kembali Rean diam.

Adel melirik Rean lalu berkata, "Bisa berhenti bentar?" tanya Adel.

"Buat apa?" Tanya Rean.

"Gue sumpek pengen pulang aja." Sahut Adel. Rean tersenyum simpul lalu menghentikan mobilnya di pinggiran.

Rean turun dari mobil dan membuka pintu untuk Adel. "Silahkan turun."

Hah?

Adel tergangga di buatnya. "Ok." Adel segera turun dengan dagu terangkat. 'Ck, tak berperasaan!' batin Adel.

Adel memasang wajah cemberut. Rean tersenyum lalu berkata, "Jangan jelekin gue di depan orang tua lo. Ok." Rean berlalu pergi dan masuk ke dalam mobilnya lagi.

"Hei, lo seriusan turunin gue?" tanya Adel sambil mengetuk kaca mobil.

Tak di perdulikan. Rean langsung saja melesat pergi. Adel berteriak kesal sambil melemparkan sendalnya.

"Cowok brengsek!" Maki Adel dengan dada naik turun.

|||

Ponsel Adel berdering segera ia angkat. Nomor tak di kenal?

.

"Siapa lagi nih?" Gumam Adel bertanya. Ah, seingatnya, ia tak pernah memberi orang asing nomor ponselnya.

"Hello, dengan siapa?" Tanya Adel.

"Ah, lo formal amat. Dasar lebay!" Cetus suara lelaki. Adel terkejut. Lemes amat nih cowok. Eh, tunggu, suaranya kayak familiar?

"Rean?" Sentak Adel. Entah kenapa ia bisa sekenal itu dengan Rean.

"Yap. Betul." Jawab Rean.

Adel mengepalkan tangannya. Masih terkenang dengan masalah kemarin. "Ngapain lo telpon gue?" Tanya Adel sinis.

"Emang kenapa? Lo kan calon istri gue. Jadi ya, bebaslah." Jawab Rean enteng. Hal itu semangkin membuat Adel jengkel.

"Dasar orang gak penting!" Bentak Adel sambil mematikan sambungan secara sepihak. "Sumpah demi apapun dia bukan suami idaman gue!" Teriak Adel.

Di sisi lain, Rean tak habis-habisnya memaki Adel karena tak sopan mematikan sambungan secara sepihak. "Ck, sok jual mahal padahal Lo naksir. Dasar lebay!" Maki Rean.

Bersambung