2 Problem

Darren kebingungan sekarang, bagaimana tidak ? Ia tentu tidak mungkin mengantar Crystal ke rumah pada pukul 03.20 dini hari. Yang ada ia akan mendapat kesan buruk dari kedua orang tua Crystal.

"Arghhhh kenapa gadis ini menyusahkan sekali sih"

Darren memukul stir mobil nya, ia berbalik arah dan memantapkan niat. Ia akan membawa Crystal ke penthousenya. Ya, hanya itu yang terfikir saat ini. Ia tidak yakin jika meninggalkan Crystal di hotel sendirian jadi ia dengan terpaksa menampung gadis nakal ini.

Mereka sampai di sebuah Penthouse mewah, Darren keluar dari mobil dan memapah Crystal. Namun semua itu semakin menyusahkan ketika gadis itu justru tidak sama sekali bergerak. Akhir nya dengan gemas Darren menggendong Crystal.

Layaknya bocah, kedua tangan Crystal tanpa sadar terkalung di leher Darren dengan kedua kaki mengapit pinggang. Nafas nya berderu teratur di leher pria tampan itu.

Jacob mengikuti majikannya, memencetkan tombol lift, bahkan membukakan pintu kamar. Setelah itu ia pamit untuk kebawah mengurusi barang bawaan Darren dan juga kedua mobil mereka.

Darren membaringkan Crystal ke ranjang. Gadis itu melenguh pelan ketika perasaan nyaman menghinggapi dirinya. Darren membuka jas nya dan melemparnya asal. Tanpa sadar ia memandangi wajah gadis itu.

"Crystal Salvatore, ah bisa gila jika aku benar - benar menikah denganmu"

Dia memang sangat cantik, tubuhnya terlalu indah untuk ukuran gadis SMU. Tentunya semua itu berkat keturunan. Ayah Crystal murni berasal dari Perancis. Dan sang ibu yang berdarah Indo - Belanda, membuat Crystal tampil lebih menarik dengan paras ayu dan body goals bak model.

Tidak ada aksen Indo yang menonjol pada gadis itu. Ia terlihat lebih seperti bule pada umumnya.

Menjelang matahari terbit Darren sama sekali belum memejamkan mata. Sebenarnya ia lelah dan ingin berbaring, hanya saja ia tidak mau tidur di kamar tamu. Dan kamar nya saat ini dipakai Crystal. Selain itu ia juga sudah tidur di pesawat dan itu sudah lebih dari cukup.

Pukul 05.37 Darren sibuk membuat secangkir kopi di dapur. Lamat - lamat ia mendengar teriakan seorang gadis. Siapa lagi kalau bukan Crystal ? Sontak saja Darren langsung berlari ke kamar dan mendapati Crystal yang terkejut menatapnya dengan bola mata yang hampir keluar.

"A-anda siapa, jangan - jangan semalam anda memperkosa saya ya huahhh momy !!"

Darren spontan mendekati gadis itu dan membekap mulut nya, "Kau gila !! Bahkan aku yang menolong mu dini hari tadi. Kalau kau tidak bertemu dengan ku, sudah kupastikan kau habis diranjang bersama pria hidung belang dengan pakaian mu yang kurang bahan seperti ini"

"Trus kenapa om tidak mengantarkanku pulang !! Kenapa om membawaku kesini"

Darren hanpir gila sekarang, setua itukah dia hingga gadis ini memanggilnya om ?

"Berhenti memanggilku om bocah, aku tidak setua itu"

"Tapi om sudah besar"

"Kau juga besar. Tapi kenapa kau masih SMU ? Kau mabuk kan semalam ? Dasar bocah nakal"

Crystal menganga. Bagaimana bisa pria asing itu tau dia masih SMU ?

"Yak !! Om stalker ya ? Kenapa tau kalau aku masih SMU ?"

"Daripada kau banyak bicara, sebaiknya kau pulang dan bersiap ke sekolah"

Crystal melihat jam yang melingkar di tangannya, gadis itu terkejut mendapati jam pukul 06.12,

"Mampus gue telat !!"

Tanpa aba-aba gadis cantik itu bangkit, menenteng sepatu nya dan pergi begitu saja tanpa mengucap sepatah katapun. Sudut bibir Darren terangkat, gadis itu menggemaskan dan seksi dalam waktu bersamaan. Meski begitu ia tetap tidak akan goyah. Perlu kalian ketahui, Darren mempunyai seorang kekasih.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk"

"Tuan, tadi nona yang semalam kita tolong pergi. Dia meminta kunci mobil nya pada saya"

"Biarkan, oh iya siapkan mobilku aku harus ke sekolah hari ini"

"Baik tuan"

Darren bersiap, ia sudah rapi dengan setelan formal yang membungkus indah tubuh nya. Ditambah tatanan rambut yang klimis membuat kesan maskulin menguar. Siapapun tidak akan menampik pesona seorang Darren Maurelino.

Pria tampan itu meraih kunci mobil dan ponsel miliknya, hari pertama ia tidak ingin diribetkan dengan segala tetek bengek yang menyusahkan nya. Ia hanya perlu kesana dan mengawasi Crystal setelah itu tugasnya selesai.

Darren memacu mobilnya, membelah jalanan kota Jakarta. Sedikit macet dan itu membuat Darren kesal. Tidak biasanya ia terjebak macet meski hanya setengah jam. Bagi nya waktu sangatlah penting.

Sampai di sekolah, waktu sudah menunjukkan pukul 08.10. Darren segera mencari ruang kepala sekolah. Ketika ia masuk ke ruang kepala sekolah, beliau dan para guru tampak menyambut Darren dengan antusias. Bahkan banyak guru wanita yang memandang kagum sampai berdiri di dekat Darren dan dengan tingkah nya mengulurkan tangan lebih dulu.

Darren menanggapi mereka dengan ramah. Mereka sudah tau tujuan kedatangan Darren. Dan mereka tidak bisa memberi penolakan karena yang meminta adalah Mr. Salvatore sendiri, selaku pemilik dan ketua yayasan Sekolah tersebut. Selain itu siapa yang berani menolak jika Mr. Salvatore sudah memerintah ?

"Mari saya antarkan ke kelas 3 Mr. Maurelino"

"Sebelumnya panggil Darren saja" ucap pria tampan itu dengan ramah. Para guru masih stay, terkesima dengan pemandangan indah yang tercipata dari senyuman Darren.

Darren mengikuti kepala sekolah, begitu masuk dia bisa melihat riuh nya kelas Crystal. Ia mencari keberadaan gadis nya. Iya, gadisnya. Karena seberapa kuatpun Darren menolak. Ia tetap berakhir dengan Crystal.

Pria tampan itu mengedarkan pandangannya. Dan ya, dia menemukannya. Gadis itu tertidur, membenamkan kepala nya diantara lengan diatas meja.

Seolah teriakan teman - temannya bukan apa - apa gadis itu masih asyik dengan dunia nya sendiri.

"Perkenalkan dia Mr. Darren, beliau akan mengajar semua mata pelajaran di kelas ini, jadi setiap hari kalian hanya akan bertemu dengannya. Hanya sampai beberapa minggu kedepan setelah Ujian kelulusan kalian"

Sorak sorai memenuhi ruang kelas, siswi wanita yang antusias sedangkan siswa pria yang mengeluh karena ketampanan mereka kalah telak oleh Darren.

"Sudah cukup, jaga sikap kalian. Saya permisi, dan Mr. Darren, jika siswa siswi disini berulah anda bebas menghukum nya"

Darren tersenyum tipis. Kepala sekolah itu keluar meninggalkan Darren yang kembali menjadi pusat perhatian.

"Sebelumnya terimakasih atas sambutan antusias kalian, tapi saya minta untuk menjaga sikap kalian. Saya tidak mentoleransi penampilan mencolok, berbicara sendiri di kelas, tidak memperhatikan ketika saya bicara, dan terakhir saya benci jika ada yang tidur ketika saya mengajar"

Seluruh siswa dikelas membeku. Reflek pandangan mereka jatuh pada Crystal dan kemudian menatap Darren bergantian. Darren tidak berkata apa - apa ia hanya berjalan santai dengan kedu tangan berada di saku celana.

Raut wajah dingin dan tegas menguar begitu saja ketika sang pria tampan berjalan. Kelas menjadi hening. Udara kian panas ketika Darren meminta teman sebangku Crystal untuk berdiri.

Suasana semakin tegang ketika Darren duduk disamping Crystal. Gadis cantik itu belum terusik. Masih asyik dengan mimpi indahnya, hingga sebuah suara membuyarkan tidur nyenyaknya.

"Mau bangun sendiri atau kubangunkan nona"

Sontak Crystal terperanjat. Suara itu mendesis tepat di sebelah telinga nya. Bahkan Crystal bisa merasakan sapuan nafas yang membuat bulu kuduk nya meremang. Sial Crystal ingin memaki siapapun yang mengganggu tidur nya.

"Brengsek siapa yang- KAU !!!!!!"

avataravatar
Next chapter