3 Hate

"Kenapa kau disini !!!" teriak Crystal. Darren hanya menyunggikan smirk miliknya lalu berbisik lirih.

"Jangan tidur saat calon suami mu sedang mengajar"

Bagai di sambar petir, Crystal melotot tajam bersiap mencaci maki Darren. Namun dia urungkan ketika merasa Darren kembali membisikkan sesuatu.

"Dengarkan aku Nyonya. Maurelino. Jangan membuatku melakukan hal-hal yang tak kau sukai. Jadi sekarang, bangun dan simak pelajaran yang akan kuberikan baik-baik"

Buku diatas meja miliknya reflek ia ambil dan ia pukulkan ke kepala Darren dengan keras. Sontak seluruh teman-temannya membelalakkan mata terkejut.

"PRIA GILAAAAAAAAA !!!"

Brak..

Crystal menggebrak meja dan berlari keluar kelas. Sudut bibir Darren terangkat melihat tingkah Crystal yang marah-marah namun jatuhnya malah menggemaskan.

Darren berdehem pelan, menormalkan ekspresinya lalu memberi pengumuman kepada seluruh siswanya.

"Hari ini saya digantikan dulu oleh Mr. Gilbert. Saya ada urusan mendadak"

Tanpa menunggu jawaban, Darren pergi begitu saja. Meninggalkan seluruh siswanya yang melongo terkejut melihat interaksi dua makhluk itu. Mereka mengira Darren adalah om Crystal. Bukan calon suaminya.

Darren melenggang keluar hendak menyusul Crystal. Ia tidak akan mau berdiam diri di sekolah jika orang yang menjadi tujuan nya datang tidak ada. Darren celingukan mencari keberadaan gadis kecil itu namun nihil. Crystal tak terlihat batang hidungnya.

Ia meraih ponsel di saku celananya dan mendapat pesan dari Jacob.

[Jacob : Nona pulang ke mansion tuan]

Dan ia melihat satu pesan lagi yang membuat senyumnya semakin melebar. Dari calon ibu mertuanya. Ya kedengaran klise dan gila karena entah mengapa menggoda Crystal dan mengingat gadis kecil itu akan menjadi istrinya. Membuat sesuatu dalam dirinya berkedut geli.

[Mom Elena : Jangan lupa mampir, kurasa kau berhutang penjelasan pada mommy]

Ia melangkahkan kakinya menuju parkiran. Menaiki mobil dan melajukannya menuju mansion keluarga Salvatore. Tak butuh waktu lama, 35 menit Darren sampai. Ia disambut baik oleh para penjaga dan maid disana.

"Lewat sini tuan"

Darren tersenyum tipis dan mengikuti sang pelayan. Ia sampai di ruang tamu megah dan mendapati Elena tengah membaca koran dengan santainya.

"Mom" sapa Darren.

"Hey Darren, kau datang"

Mereka berpelukan layaknya ibu dan anak. Oh ayolah, mereka sudah sering bertemu sejak Darren kecil. Tentu saja tanpa Crystal, karena daripada berpindah-pindah negara hanya untuk mengikuti kedua orang tuanya mengurus perusahaan. Ia akan lebih memilih tinggal di mansion mewahnya sendiri, bersama para maid dan bebas melakukan segala hal yang ia sukai.

Oleh karena itu, keduanya benar-benar canggunf dan tidak menyukai perjodohan gila ini.

"Apa dia sudah pulang ?" tanya Darren.

"Sudah, dia mencak-mencak tak jelas dan masuk kamar begitu saja. Kurasa kau harus menemuinya dan mulai melakukan pendekatan" ucap Elena lemas.

"Tenanglah mom, aku akan berusaha untuk ehm. Kau tau maksudku ?"

"Maafkan mom Darren, sudah merusak kebahagiaanmu. Mom sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Ini semua karena mendiang kakek mu juga kakek Crystal"

"It's okay mom, aku akan menemui Crystal"

Elena mengangguk dan memanggil maidnya. Maid itu terlihat datang memawa nampan yang berisi satu buah kunci.

"Ini, langsung masuk saja. Karena dia tidak akan mau membuka pintu untuk siapapun kecuali daddy nya jika sedang marah"

Darren terkekeh kecil, "Dia memang bocah mom"

"Hust, hahahaha"

Darren mengambil nafas lalu masuk kedalam lift, ia turun dilantai 4 dan mulai mencari kamar mewah berwarna pink dengan ukiran berlian bertulisakan "CrystalSlv" di pintunya. Begitu menemukannya ia segera memasukkan kunci dan membukanya. Ia melihat Crystal berguling-guling tak jelas di ranjang dan membekap wajahnya dengan bantal.

Darren tak henti-hentinya tersenyum. Kenapa bocah itu lucu sekali. Ia mendekati Crystal dan berucap tenang.

"Kekanakan sekali"

Sontak Crystal menengok dan membulatkan matanya, "Yak !! Apa yang kau lakukan !! Kenapa kau masuk ke kamarku ?!!" sentaknya.

"Jika bocah nakal seperti mu tidak main keluar ketika pelajaran berlangsung aku tidak akan disini" desisnya tajam.

Tatapan Darren yang sebelumnya melembut kini berubah tajam. Sebenarnya hanya ingin berakting agar Crystal menurut namun dugaannya salah.

"Jika om gila tidak mengaku-ngaku calon suamiku, aku tidak akan kabur om bodoh"

Mata Darren membola, "Oh come on gadis kecil, kau sungguh tak sopan mengatakan aku bodoh. Pria bodoh ini adalah seorang CEO sekaligus pewaris tunggal MR'Group"

"Cih sombong sekali, kau tau aku sangat membencimu. Jadi jangan harap aku menerima perjodohan gila itu"

"Kau sama sekali tidak sopan bocah. Dan perlu kau tau, kau bukan satu-satunya gadis yang ingin ku kencani. Pacarku bahkan lebih baik darimu"

"YASUDAH PERGI SANA !!!!"

Darren menutup kedua telinganya, kenapa bocah ini brutal sekali ? Pikirnya. Baru kali ini ada seseorang yang menolak pesona seorang Darren Maurelino. Ingatkan Darren untuk yang satu ini.

"Are you kidding me ? Diluar sana banyak yang menantikanku, mengharapkanku, bahkan jika sekedar menjadi jal- ah lupakan. Kau benar-benar gad-

"Dan sayangnya aku tidak sama dengan semua jalangmu jadi KELUAR !!! GET AWAY FROM ME!!! I HATE YOU !!!"

Okay Darren pening sekarang, gadis itu benar-benar membuat ia gila setengah mati. Darren bukan tipe pria yang mau di perintah seenaknya. Karena baginya menjadi Dominant adalah hal yang menarik.

Pria tampan itu menggertakkan giginya gemas. Ia melangkah mendekati Crystal yang semakin memundurkan badannya hingga punggung gadis itu menyentuh kepala ranjang.

"Hey !! Sialan ap-apa yang kau lak-lakukan" Tentu saja hal itu membuat Crystal gugup, wajah Darren begitu dekat dengan wajahnya.

Crystal mencoba menampar Darren dan see, tangan gadis itu justru terperangkap, dan di cengkram kuat oleh Darren.

"Kau tahu ? Aku sudah berusaha menjadi pria baik untukmu. Dan kau yang memaksaku melakukan ini little bitch !" Crystal terkejut dengan ucapan Darren. Ia hendak kembali melayangkan makian nya namun

Chu~

"Mpphhhh,,

Darren membungkam bibir Crystal dengan bibirnya. Tidak, ia tidak melumat, menghisap, atau bahkan menggigitnya. Darren hanya menempelkan bibirnya saja. Namun setetes cairan bening merembes ke pipinya hingga membuat Darren menghentikan kecupannya.

"Ka-kau menangis ?"

"AKU MEMBENCIMU DARREN BASTARD MAURELINO, YOU ARE SO FUCKING !!! ASSHOLE !!"

avataravatar
Next chapter