4 Choice

Pria tampan itu mengulas senyum tatkala melihat gadis cantik yang menyandang sebagai kekasihnya. Tidur terlelap di pelukannya. Dia adalah kekasih Darren. Allison Argent.

Darren begitu mencintai dan menyayangi Allison. Selain gadis itu cantik dan sukses diusia muda, ia juga memiliki tubuh sempurna dan paras yang terbilang seperti bidadari. Meski gadis itu tak sekaya dirinya namun ia cukup bangga mengetahui kekasihnya adalah seorang model terkenal. Dan itu semakin membuat Darren jatuh kedalam pesona Allison.

Sebenarnya hari ini ia harus menemani Crystal, calon istri kecilnya itu. Namun entah tiba-tiba saja Allison datang berkunjung dan inilah akhirnya. Mereka bergulat di ranjang selama 4 jam penuh tanpa memikirkan hal lain.

Flashback*

Ting.. Ting.. Ting..

Suara bel penthouse nya berdenting. Pria tampan itu tak ambil pusing karena saat ini ia sedang bertukar pesan dengan calon ibu mertuanya, yang tiba-tiba menyuruhnya datang untuk menemani Crystal agar gadis kecil itu tidak pergi kemanapun.

"Sayang"

Mendengar suara itu membuat Darren terkejut, dia menolehkan kepalanya dan blam.

Diambang pintu kamarnya, berdiri seorang gadis cantik tengah tersenyum manis ke arahnya. Dia adalah kekasih Darren. Allison Argent.

Gadis cantik berdarah Perancis itu tiba-tiba datang tanpa memberitahu Darren. Sudah pasti ia dalam masalah sekarang.

"Al-Allison kau disini ?" tanya Darren gugup.

"Kenapa ? Kau terlihat tidak senang aku kemari ?" gadis cantik itu mengerucutkan bibirnya.

"No, tentu saja aku senang. Sangat senang. Tapi sayang, aku disini bekerja. Kau tidak boleh kesini semaumu, aku sangat sibuk sekarang. Bahkan sebentar lagi aku harus meeting dengan klien ku"

Gadis itu berjalan mendekat. Mendudukkan diri di pangkuan Darren, dan mengelus rahang pria itu. Memberi kecupan kecil di pipi Darren, hingga membuat pria tampan itu tak kuasa menahan senyumnya. Allison terlalu manis, beda jauh dengan Crystal yang sangat pecicilan dan tak tau sopan santun.

"Kalau begitu, aku ikut meeting denganmu. Atau aku bisa menunggumu disini" pintanya.

Darren cukup terkejut, namun ia tak menunjukkan ekspresi nya kepada Allison. Ia hanya tersenyum dan berucap tenang agar kekasihnya tak lagi mencurigainya.

"Berapa lama kau disini sayang ? Bagaimana dengan pekerjaan mu ?"

"1 Hari, besok aku harus ke Hongkong. Aku hanya mampir sebentar, waktuku denganmu hanya sampai nanti malam. Karena jam 10 aku sudah hrus prepare. Aku bahkan menyempatkan berkunjung untuk menemuimu, dan kau mengusirku ?"

Dalam hati Darren benar-benar melonjak bahagia. Dia akan mengirim pesan untuk Elena, dan berkata bahwa ia ada urusan mendadak untuk sehari ini.

Saat Allison bergegas ke kamar mandi, Darren segera menghubungi Elena. Dan ya, rencananya berhasil.

[ Mom Elena : I'm sorry mom, sepertinya aku tidak bisa menemani Crystal hari ini. Sahabatku dari Perancis baru saja datang. Aku tak enak hati untuk meninggalkannya ]

Selang beberapa saat ponselnya berbunyi, satu pesan masuk dari Elena.

[ Mom Elena : it's okay. Have fun calon mantu ]

[ Mom Elena : thanks mom ]

Pria tampan itu menghela nafas kasar dan segera menghapus seluruh pesan di ponselnya yang berkaitan dengan keluarga Salvatore apalagi Crystal. Hari ini ia akan menghabiskan waktunya dengan Allison. Di ranjang tentunya.

Flashbackoff•

"Eunghh" gadis itu melenguh, menggeliat pelan dan membuka mata cantiknya. Ia mengerjap dan mendapati Darren tengah menatapnya dengan tatapan penuh cinta.

"Sudah bangun ?" tanya Darren lalu membubuhkan kecupan kecil di seluruh wajah gadisnya.

"Kau membuatku pegal Darren, kenapa kau kuat sekali sih" gerutunya, Darren terkekeh geli.

"Salah sendiri kau seksi sekali, lagipula aku sudah 3 bulan tidak menyentuhmu sayang. So ? mau bangun dan jalan-jalan atau mau lagi ?" tanya Darren dengan seringai nakalnya.

Gadis itu memukul bahu Darren, ia bangkit dan melilitkan selimut ketubuhnya tanpa memperdulikan Darren yang telentang diatas ranjang hanya dengan boxer tanpa dalaman.

"Hanya dengan melihatmu seperti ini saja membuat Darren junior bangun sayang"

"Darren mesummmmmm !!" teriak Allison dari balik kamar mandi.

"Hahahahahha-

"Darren !!!!!!!! Sial keluar kau om om pedofil"

Darren terkejut mendengar teriakan dilantai bawah. Ia tau persis suara siapa itu. Siapa lagi kalau bukan Crystal ? Bocah cilik yang tiba-tiba dijodohkan olehnya. Ia segera mengambil kemeja nya, belum sempat ia memakainya tiba-tiba

Brak !

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok cantik yang terlihat siap menelan Darren hidup-hidup. Belum sempat Crystal berucap tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka lebar, dan keluarlah Allison hanya dengan berbalut handuk dengan rambut yang masih basah.

"Siapa sayang ?" suara lembut Allison membuat Darren menegang.

"Eh ? Anda yang siapa ? Kenapa bisa dikamar Darren ?" sahut Crystal.

Tentu saja, Crystal datang karena momy nya yang menyuruhnya datang ke rumah Darren, dengan alasan agar lebih akrab dan cepat beradaptasi.

Dan jika Crystal tidak datang ia akan dipindah sekolah ke Los Angeles tanpa pengawasan dan tanpa fasilitas mewah. Tentu saja Crystal menolak keras. Dan dengan berat hati ia menerimanya. Namun begitu sampai dan melihat pemandangan yang bagi Crystal menjijikkan, gadis itu menunjukkan seringainya dan siap beraksi.

"Maaf tapi saya kekasih Darren, kamu yang siapa ? Kenapa tiba-tiba berteriak dan masuk kamar kekasihku dengan lancang" Allison menatap Crystal tajam.

Crystal berjalan pelan menghampiri Allison, dia memegang bahu Allison dan berucap lirih.

"Say good bye to your bastard boyfriend, because now. He's my future husband"

Allison melotot terkejut, ia menatap Darren nanar meminta penjelasan. Namun yang ia lihat Darren menatapnya pasrah seolah mengatakan jika yang dibilang bocah ingusan di depannya adalah fakta.

"See ? You can go away now" ucap Crystal lagi.

"Darren ? You kidding me ? Tell me it's not true ? Darren !!!!!!!" teriak Allison.

"It's not true, All jangan dengarkan bocah ini. Dia gila sayang" elak Darren, namun bukan Crystal rasanya jika mau dipermalukan.

"Okay, ini permintaanmu Darren, so can I call my mother now and say if we are over ?"

"Brengsek, fine !!"

Darren berjalan mendekati Allison, merengkuh gadis itu dan mengecup bibirnya sekilas. Jika kalian kira Crystal akan cemburu kalian salah, ia justru tersenyum meremehkan.

"Silahkan berdrama karena bagaimanapun hubungan kalian pasti berakhir dan pada akhirnya Darren brengsek itu tetap menjadi suamiku" batin Crystal.

Ia melengos pergi meninggalkan Darren, dan Allison yang tengah menangis sesenggukkan di dada bidang kekasihnya.

"Kenapa kau lakukan ini Darren ? Disaat aku bahkan memilih kesini disela-sela jadwal padatku dan kau memberiku kejutan semenyenangkan ini ? Selamat, aku benar-benar menyukainya hingga rasanya aku ingin mati saja" ucap Allison disela isak tangisnya.

"Sstt.. Sayang dengarkan aku, ini tidak akan lama. Aku berjanji setelah aku menikah dengannya dalam waktu 3 bulan, setelahnya aku akan menceraikannya dan kita akan bersama"

Allison menatap Darren sayu, "Benarkah ? Kau benar-benar tak mencintainya kan Darren ?"

Darren menggeleng tegas, "Aku tidak akan mencintai gadis 17 tahun All, dia masih bocah"

Allison tersenyum senang. "Tapi aku punya syarat untukmu"

Darren mengecup bibir Allison, "Katakan"

"Kau tidak boleh melakukan kontak fisik dengan bocah ingusan itu"

"Tentu saja aku tidak akan melakukannya"

avataravatar
Next chapter