9 Annoying

"Loh, Loh, Loh. Itu anak kenapa ?"

Elena bingung melihat kedatangan Crystal yang memanyunkan bibirnya dan melenggang begitu saja menaiki lift. Gadis itu sama sekali tidak menggubris ucapan momy nya. Tak lama setelah itu.

"Mom"

Darren terlihat menunjukkan senyum lebarnya begitu tau ibu mertuanya tengah duduk di ruang tamu sambil memegang sebuah majalah.

"Ada apa lagi dengan bocah itu ?" tanya Elena.

"Crystal marah mom, eum aku.. Ah tidak jadi"

Elena meletakkan majalahnya antusias dan beralih menatap Darren penuh harap. "Apa semalam berhasil ? Kau melakukannya kan Darren ? Ah mom tidak sabar untuk segera menimang cucu"

Darren menghela nafas, tadi pagi-pagi sekali mamanya juga sudah menelfon dan menanyakan hal yang sama.

"Jangankan melakukan itu mom, baru saja kucium. Crystal sudah mencak-mencak tidak jelas. Dia bahkan mendiamkan ku semalaman dan sekarang malah merajuk pulang kesini"

Tawa Elena pecah. Pernikahan ini memang sangat lucu baginya. Crystal yang pecicilan dan tidak bisa diatur. Disandingkan dengan Darren yang keras kepala dan arogan. Benar-benar dua pribadi yang sulit untuk menjalin hubungan serius.

"Bwahahahahahahhaha ka-kau hahahahha astaga Darren, mom ingin menangis rasanya"

"Aissh mom, pokoknya lusa aku akan membawanya pulang ke LA. Perusahaanku membutuhkanku mom"

"Hahaha iya iya, momy akan bicara pada Crystal"

"thanks mom"

Elena tertawa kecil, "Sudah sana, bicara dengan daddy. Dia ada di taman belakang. Kau belum bertemu dengannya kan sejak pulang dari rumah sakit kemarin ?"

"Ah iya mom, aku duluan"

Elena tersenyum lalu melangkahkan kakinya memasuki lift. Tujuannya tentu saja kamar anak gadis nya yang sangat manja dan tidak tahu aturan itu.

Begitu sampai di depan kamar Crystal. Kamar itu justru tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda Crystal ketika Elena masuk dan menyusuri ruangan besar nan mewah itu. Hingga sebuah tempat terlintas di fikirannya.

Ia kembali membawa langkah kakinya keluar. Menelusuri lobby lantai 4. Ia mendengar samar-samar suara film dari bioskop dirumahnya. Dan tak salah lagi. Bocah itu berada di dalam.

Duduk di salah satu bangku sendirian, ditemani pop corn, susu, coklat, keripik dan buah-buahan yang entah kapan pelayan mengambilkannya. Gadis itu sesekali tertawa kencang dan terkekeh geli. Spons kuning dan bintang merah muda itu terlihat lebih menarik perhatiannya daripada harus bersama dengan Darren di apartemen yang membuatnya bosan.

"Bagus ya, pulang-pulang manyun. Suami ditinggalin begitu saja. Malah asyik sendiri nonton si bintang merah muda"

"Sssttt mom, dengarkan setelah ini spongebob pasti bernyanyi hahaha"

Tiba-tiba layar bioskop itu padam. Lampu ruangan itu menyala terang dan menampilkan persepsi Elena yang menatap tajam putrinya dengan kedua tangan berkacak pinggang.

Yang di tatap hanya menunjukkan cengir kuda nya lalu.

"ASTAGA CRYSTAL !! KEMARI KAU BOCAH NAKAL !!"

Crystal berlari sekuat tenaga keluar menghindari momynya. Ia masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. Melepas seluruh pakaiannya hingga hanya tersisa bra dan celana dalam. Gadis itu berlari menaiki tangga yang ada di dalam kamarnya.

Ia menceburkan diri di kolam pribadi miliknya. Hari ini Crystal hanya ingin bersantai dan sedang tidak ingin diganggu siapapun termasuk momynya apalagi Darren.

"Hah segarnya"

Brakkk !!

"ASTAGA BOCAH INI !! KENAPA SELALU BIKIN DARAH TINGGI MOMY NAIK !!"

"Aishh mom, bisa tidak. Jangan berteriak seperti itu. Aku ingin menyegarkan otakku. Tinggal dengan Darren membuat otak ku panas"

"Dia itu suamimu Crystal. Kau harus belajar belajar menuruti keinginannya. Bagaimanapun kamu menolak kenyataannya dia tetap suamimu"

"Crystal tau, hanya saja Crystal tidak siap menerima Darren mom. Dia itu pendatang di hidup Crystal, dia tidak mencintai Crystal, begitu juga sebaliknya. Pernikahan ini adalah pernikahan terkonyol yang pernah Crystal tau"

"CRYSTAL JAGA UCAPAN MU"

Crystal tidak menjawab, gadis itu bangkit lalu mengambil bathrobe miliknya. Ia melenggang keluar.

"Lusa, Darren mengajakmu pulang ke LA. Kau harus mengikutinya"

Crystal menghela nafas, ia menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan menatap tajam momy nya.

"Sudah Crystal bilang berapa kali mom ? Crystal tidak mau !!"

"Kenapa kau begitu keras kepala ? Kau mau momy gila lalu bunuh diri menghadapimu ? Kau ini anak momy satu-satunya. Kenapa tidak bisa menurut sekali saja ?!"

"Lalu selama ini apa mom ?! Apa selama ini aku tidak pernah menuruti momy ? Pindah ke sini, sekolah disini, adaptasi dengan negara baru, meninggalkan seluruh temanku. Memintaku ujian lebih dulu, menjodohkanku lalu menikahkanku dengan paksa. Apa itu tidak cukup membuat Momy bahagia ? Apa aku memang tidak pernah membahagiakan momy ?!"

"Terserah ! Mom angkat tangan bicara denganmu"

Elena pergi begitu saja meninggalkan Crystal yang menahan amarah nya. Ia benar-benar tak habis fikir dengan momy nya.

"ARGHHHHHH !!! Pria tua itu benar-benar menyebalkan. Awas saja, aku akan memberinya sianida jika sampai dia membawaku ke LA"

➖➖➖➖

"Bagaimana ?" tanya Mr. Salvatore. Melihat sang istri menghampirinya dengan wajah ditekuk, sudah dapat ia pastikan bahwa gadis kecil nya kembali berulah.

"Kau pasti sudah tau jawabannya Will, astaga dimana kau menemukan bocah itu. Dia sangat egois dan keras kepala"

"Hahahaha aku menemukannya di perut mu sayang, dan lagi jangan lupakan kenyataan. Dia mewarisi sikap nya darimu"

"WILL !!!!"

"Okay, aku akan bicara astaga"

Darren hanya terkekeh geli melihat interaksi dua paru baya itu. Baginya mereka terlihat lucu, sama persis dengan kedua orang tuanya. Andai saja pernikahannya bisa seperti mereka. Tapi entah mengapa Darren sama sekali belum merasa adanya rasa cinta dalam dirinya.

Semua seolah sama saja, dan semakin hari dia justru semakin merindukan Allison. Mengingat gadis itu membuat ia kembali berfikir keras. Bagaimana ia bisa memutuskan hubungan rumit ini dengan Crystal lalu kembali pada Allison. Dia benar-benar lelah harus menahan diri dan berjauhan dengan Allison.

"No Dad !!! Crystal tidak mau !!"

Teriakan Crystal membuyarkan lamunan Darren. Pria tampan itu bangkit dan melangkahkan kakinya mengikuti asal suara. Lebih tepatnya ke kamar Crystal. Dan setelah sampai, ia begitu terkejut melihat Elena dan William yang menggedor-gedor pintu kamar itu dengan keras. Crystal berada di dalam Kamar dan mengunci pintunya.

Jadi sedari tadi ? William dan Elena membujuk Crystal dari luar ? Saling berteriak tidak jelas, karena bocah itu kembali mengaktifkan sistem keamanan di kamarnya. Dan parahnya lagi hanya dia yang bisa membukanya.

William mulai menyesal karena memasang sistem keamanan level A dikamar putri nakalnya itu.

"Jika kamu tidak ikut suamimu, Daddy akan mencabut seluruh fasilitasmu. Tidak ada kartu kredit, tidak ada mobil, tidak ada apartemen, tidak ada penthouse, tidak ad-

Cklek..

"Fine !!! We going now before I change of mind"

William tersenyum penuh kemenangan begitu juga Darren.

"Good girl sweety" ucap Darren.

"Asshole "

avataravatar
Next chapter