2 Pagi Yang Aneh

Alexa terbangun dengan bercucuran keringat,

"Ahhh! ha...ha...ha" Alexa bernafas tak terkendali. Alexa terbangun seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dia kebingungan karena mimpi yang ia lihat, terasa sangat nyata. "Tadi itu cuma mimpi?" tanyanya pada diri sendiri. "Lexa!! Lexaa.... ayo bangun cepet nanti telat loh!" panggil seseorang menyadarkan lexa bahwa yang ia lihat memang hanya mimpi.

"Tante, semalem Lexa kok bisa pulang? ada yang ngeterin ya?" tanya Alexa ke tantenya, "Entah, Tante juga nggat tau tuh, pas Tante bangun kamu udah tidur pules di kasur" jawab tante Alexa yang membangunkannya tadi. Alexa semakin bingung, dia tidak ingat bagaimana dia bisa pulang dan kenapa mimpi yang ia lihat sangat aneh.

Crylic yang masih tidak habis fikir mulai memikirkan sebuah rencana, dia ingin mencari tau tentang kehidupan Alexa dan alasan Alexa bisa melihat Bangsa Malaikat.

"Hai! Siang, saya boleh ketemu pimpinan sekarang? ada urusan penting" tanya Crylic di bagian resepsionis Kantor Pusat Bangsa Malaikat, dia berencana melapor dan mencari tau sendiri tentang Alexa, "Naiklah, 1 jam lagi sekarang pimpinan sedang ada tamu" jawab resepsionis, "Kalo boleh tau siapa ya tamunya?" tanya Crylic.

Crylic bergegas naik ke lantai 1000 untuk menemui Pimpinan Malaikat, disana Crylic melihat ketua departemen perasaan dimana departemen tersebut merupakan tempat Crylic bekerja. "Ketua? Maaf ketua saya tidak punya pilihan lain, ada hal yang harus saya beritahu kepada pimpinan!" Crylic sedikit ketakutan karena belum pernah sama sekali melihat wujud dari pimpinan malaikat.

Pimpinan malaikat yang duduk di kursi pun perlahan berdiri dan menampakkan wujudnya yang sebenarnya. "Pimpinan Malaikat itu, seorang cewek? kok... bisa" Crylic sedikit terkejut karena tidak pernah tau ada seorang malaikat yang berwujud wanita, dia tidak pernah melihat satu pun malaikat berwujud wanita, semua malaikat yang ia temui selama ini berwujud laki-laki.

"Hai, kamu masih muda rupanya, ada apa mencari saya?" tanya pimpinan kepada Crylic,

Crylic menceritakan semua hal yang ia ketahui tentang manusia yang bisa melihat bangsa malaikat. "Saya merasa ada yang aneh dengan manusia itu, dia bisa mendengar bahkan melihat saya, dia juga bukan roh yang mencuri raga manusia, saya sedikit curiga tentang jiwa manusia itu!" tegas Crylic.

"Apa boleh, saya yang mencari tau tentang manusia itu sendiri?" pinta Crylic pada pimpinan, pimpinan tampak sedikit terkejut, karena jika dia yang ingin mencari tau sendiri mungkin dia akan mendapatkan suatu hal yang tidak ingin dia dapatkan. "Boleh, asal kamu mau menerima apapun yang terjadi dan tidak akan menyesalinya" Jelas pimpinan. Crylic menyetujui semua syarat dan konsekuensi yang akan dia terima.

Crylic mulai mempersiapkan diri untuk pergi ke dunia manusia, dia mulai menyusun rencana untuk menyelidiki diri Alexa.

"Serius mimpi gue bener-bener nyata tau!" tegas Alexa, "Tapi kan mimpi cuma mimpi Lex!" jawab Mila teman dekat Alexa, Alexa masih mempertanyakan tentang mimpi nya yang aneh, dia mengingat kembali pertemuan pertama dengan orang tuanya di mimpi dan merindukan kedua orang tuanya.

"Gue... kangen mama sama papa Mil" kata Alexa menahan tangis, Mila pun bingung karena selama hampir 9 tahun berteman dengan Alexa ini pertama kalinya Alexa mengucapkan kata itu.

"Lo... kangen sama mereka?" memeluk Alexa yang hampir menjatuhkan air mata. Alexa mulai menangis dan mempertanyakan bagaimana wajah orang tuanya, dia ingin bertemu orang tuanya satu kali lagi.

"Please!! bantu gue kak! sekali ini aja, gue janji kalo masalah ini selesai gue nggak akan ganggu lo lagi, serius deh" rengek Crylic ke Malaikat Maut, "Semua di dunia ini ada batasannya, nggak semua yang lo mau harus lo miliki dan nggak semua hal yang lo lakuin memerlukan bantuan orang lain, terkadang lo nggak menyadari seberapa hebat diri lo yang sebenarnya", Crylic bingung dengan perkataan malaikat maut, dia sendiri bingung bagaimana cara menyelidiki Alexa seorang diri, bahkan semua data tentang kelahiran Alexa tidak ada di daftar kelahiran manusia. Crylic mencurigai bahwa Alexa bukan manusia...

Bersambung

...

avataravatar
Next chapter