5 Isi Hati

Matahari mulai terbenam, menunjukkan bahwa waktu sudah hampir malam. Clara masih dalam perjalanan menuju tempat pertemuan nya bersama Gio. Karena pemakaman ayah nya begitu jauh Clara membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di tujuan nya. Clara hanya bisa terdiam dan termenung didalam bus sambil menatap jendela bus. Clara terus menerus mengingat perkataan mendiang ayah nya saat mereka bertengkar hebat. Clara masih tidak menyangka bahwa ayah nya telah tiada.

Sesampai nya di halte Clara terus berjalan dengan tatapan nya yg kosong sampai - sampai dia melewati tempat yang mau dituju nya. Seketika ada yang menarik tangan Clara sehingga Clara tersentak kaget dan berteriak.

" Kyaaaaaaa.... " teriak clara

" Husshh... ini aku Gio. Kamu kenapa? ". Tanya Gio sambil dia menutup mulut clara dengan tangan nya

" Huh.. ternyata kamu. aku sudah panik setengah mati ". jawab Clara

" Tunggu! ada apa dengan wajah mu? mengapa bengkak seperti ini? mata mu juga memerah ". tanya gio sambil memegang wajah Clara.

" Ah tidak apa - apa. aku baik - baik saja sekarang. tak perlu khawatir. ayo masuk, aku sudah lapar sekali. " sahut Clara sambil membuka pintu cafe dan mengajak Gio masuk.

Tanpa menjawab Clara, Gio bergegas mengikuti Clara masuk. akhirnya mereka berdua duduk dan saling berhadapan. pramusaji menghampiri mereka berdua untuk melayani pesanan mereka. Suasana nya sedikit menjadi canggung. Clara hanya diam saja sambil memainkan ponsel nya. Gio nampak begitu bingung dengan apa yang Clara alami.

Dalam hatinya Gio berkata :

" Haruskah kutanyakan apa yang sebenarnya terjadi?!? ".

" atau tunggu saja sampai dia memulai membuka pembicaraan saja? "

" ah baiklah aku akan diam saja. "

Gio terus bergumam sendiri sambil memperhatikan Clara yg sedang memainkan ponsel nya.

Tak lama kemudian Pramusaji akhirnya menghampiri mereka lagi dengan membawa pesanan makanan yang hendak mereka makan. Clara terlihat begitu santai dan memakan makanannya dengan lahap. Sementara Gio masih terlihat kebingungan dengan sikap Clara yang nampak tidak seperti biasanya.

" Hey kenapa kamu melamun. makan lah nanti keburu dingin ". Kata Clara kepada Gio

" Hah.. ( dengn nada kaget ). ii. .iya ". Jawab Gio dengan ragu.

Mereka menikmati makanan nya tanpa berbicara satu sama lain. Setelah beberapa saat Clara selesai makan, Clara menaruh alat makan nya dan tiba - tiba Clara menitikkan air matanya sambil menundukkan kepalanya. Gio kaget dengan sikap Clara yang tiba - tiba menangis dan segera mengangkat kepala clara dan menghapus air matanya.

" Clara, apa aku sudah bisa mulai bertanya apa yang terjadi? ". Tanya Gio

Clara hanya menganggukkan kepalanya.

" Baiklah. Jika kamu ingin menangis terlebih dahulu menangis lah. Agar nanti kau bisa melepas kan rasa sesak yang ada didalam dirimu. Aku akan menunggu ". Kata Gio sambil menepuk - nepuk bahu Clara.

Clara mulai menangis sampai sesenggukan. Gio hanya terdiam melihat Clara yang sedang menangis itu.

Situasi cafe saat itu tidak terlalu ramai. Tampak beberapa orang sedang makan dan pramusaji yang sedang standby didekat kasir. kebetulan cafe tersebut memang sudah tidak menerima order lagi dikarenakan sebentar lagi mau tutup.

Semua mata tertuju pada meja yang diduduki oleh Clara dan Gio. Gio mulai merasa tidak nyaman karena terlalu diperhatikan. Akhirnya salah satu pramusaji itu menghampiri Gio dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Kamudian Gio mecoba menenangkan Clara dan Clara terdiam sejenak dan memperhatikan sekitarnya. Clara merasa tidak enak karena membuat kegaduhan. Clara terdiam sejenak. Gio menghampiri pramusaji yang tadi bertanya kepadanya serta menjelaskan situasinya dan meminta maaf . setelah Gio selesai Gio segera menghampiri Clara lagi. kemudian Clara menarik bahu Gio dan berbisik di telinga Gio.

" Gio, bisa kita keluar dari sini? Aku sangat malu sekarang ". Bisik Clara kepada Gio.

" Baiklah. Aku akan pergi membayar. Kamu bisa tunggu diluar ". Jawab Gio

" oke baiklah ". sahut Clara

Mereka memutuskan untuk pergi dari cafe tersebut. Clara pergi keluar terlebih dulu dan menunggu Gio didepan cafe, sedangkan Gio sedang kekasir untuk membayar makanan nya. Gio berinisiatif untuk mengngajak Clar berbincang ditaman dekat cafe tersebut. Kebetulan cafe itu dekat dengan fasilitas umum yaitu halte, taman bermain, bahkan mall pun tidak begitu jauh dari cafe tersebut.

Sesampai nya ditaman, Clara mulai bercerita kepada Gio tanpa ditanya terlebih dahulu oleh Gio. Dia menceritakan semuanya dari awal hingga akhir sampai akhirnya ia mulai menangis kembali karena tidak bisa membendung lagi air matanya itu. Kata demi kata yang dilontarkan Clara membuat Gio sedikit tercengang. Selama ini Gio masih menganggap Clara adalah wanita yang terlalu angkuh, akan tetapi semua itu salah. Ternyata Clara sangat rapuh.

Gio mendengarkan sambil ia memperhatikan Clara dan sesekali mendekap Clara agar Clara merasa lebih baik. Saran demi saran telah diberikan oleh Gio kepada Clara. Gio berharap Clara bisa terhibur oleh nya.

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa mereka sudah berbincang 2 jam lamanya. Clara sudah mulai merasa lebih baik karna sudah meluapkan semua yang ia rasakan dan Gio akhirnya semakin memahami Clara dengan baik. Tak hanya sekedar berbincang Gio akhirnya mengajak Clara pergi untuk karaoke agar Clara bisa lebih merasa baik dan bisa melupakan kenangan - kenangan buruk nya dihari itu.

Hari mulai larut mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Gio mengantar Clara sampai rumah. awalnya Clara menolak akan tetapi Gio memaksa karena hari sudah larut malam dan Gio sangat khawatir.

Percakapan kecil terjadi diantara mereka

" Thank's ya Gi untuk hari ini. " kata Clara sambil memandang Gio

" Sama - sama ra. Jangan sedih lagi ya ra, inget aku selalu disamping kamu. aki akan selalu menghibur kamu. masuk sana, udah malem. " sahut Gio sambil menyuruh clara masuk.

" oke. Kamu hati - hati pulang nya ya. kalau udah gak ada bus, naik taxi aja ya ". Kata Clara

" oke. bye ". Jawab Gio sambil melambaikan tangan nya ke arah Clara

" Bye Gio ". balas Clara sambil melambaikan tangan nya dan bergegas masuk.

Setelah melihat Clara masuk akhirnya Gio bergegas pergi karna ia takut sudah tidak ada bus ke arah rumah nya. Sesampainya dihalte benar saja adanya, ternyata bus terakhir terlewatkan oleh nya. Akhirnya Gio pulang dengan naik taxi. Sepanjang perjalanan Gio terus - menerus memikirkan Clara. Dalam hatinya Gio terus berkata

" Apakah aku menyukai Clara?"

" Jantung ku merasa berdebar di sampingnya. Apakah aku jatuh cinta? "

" Akh mungkin hanya perasaan ku saja karena aku sudah cukup lama berteman dengan nya ".

Gio terus - menerus bergumam sendiri selama perjalanan nya. ia masih menerka - nerka tentang perasaan nya terhadap Clara. Apakah Gio jatuh cinta kepada Clara? Akan kah Gio menyatakan perasaan nya? Hanya Gio yang tahu.

---

avataravatar
Next chapter