7 Hati Mu dan Hati Ku

Pagi itu Clara terbangun, ternyata waktu menunjukkan pukul 5.30 pagi. Karena itu hari libur Clara berencana untuk jogging. Clara membuka pintu kulkas dan mengambil susu kemudian langsung meminum nya. Setelah itu Clara mengganti setelan bajunya dengan baju khusus untuk olahraga. Setelah semuanya siap Clara bergegas pergi dan tak lupa juga ia membawa earphone untuk mendengarkan musik selama ia jogging.

Selama ia berlari, entah sudah ber mill - mill jauh nya ponsel Clara tiba - tiba berdering. Clara langsung mengangkat nya tanpa melihat layar ponsel nya. " Halo. " kata seorang pria dibalik telepon nya.

Clara yang saat itu sedang berlari santai tiba - tiba berhenti. suara yang sudah tidak asing lagi di telinga nya. Ya, itu suara Gio.

" Ha ha halo.. " Jawab Clara dengan nafas tersengal.

" Halo ra, apa kabar? by the way, kenapa suara kamu seperti itu?. " tanya Gio

" Lagi olahraga. aku tutup dulu ya, nanti aku telepon balik. " Jawab Clara sembari menutup telepon nya.

Clara bergegas lari untuk pulang agar bisa segera menghubungi Gio. Tak butuh waktu lama Clara akhirnya sampai dirumah. Dia meneguk segelas air yang ada di meja dan menyeka keringat nya denga handuk. Tanpa mandi Clara langsung menghubungi Gio.

" Halo ra, udah sampai rumah?. " Tanya Gio

" Sudah makanya bisa telepon kan. " Jawab Clara.

" Kamu udah sarapan?. " Tanya Gio lagi

" Sudah minum susu tadi sebelum pergi jogging. " jawab Clara lagi

" Hmm.. maaf ya aku baru kabarin. kemarin sibuk banget karna ada dinas diluar kota. "

Kata Gio mencoba menjelaskan

" Ohh pantes. it's ok. sekarang masih diluar kota?. " Tanya Clara

" Aku udah dirumah kok. " Jawab Gio singkat.

" Ra, ada yang mau aku bicarakan sama kamu. tapi aku gak bisa jelasin lewat telepon, gimana kalau kita ketemu?. " Kata Gio

Dalam hati Clara berkata :

" Duh kok jadi nervous ya. "

" Kira - kira mau ngomong apa ya?. "

" Oh mungkin dia mau cerita soal wanita yang waktu itu. "

" Akh gak tau lah!. "

Clara terus - menerus menggrutu dalam hatinya, bahkan berspekulasi sangat tinggi sampai - sampai dia dilema sendiri.

" Ra!. hoi... kamu masih dengerin aku kan, kok diam?. ". Tanya Gio kepada Clara

" Hmm, Hah.. ii iya denger kok. oke mau ketemu kapan?. " Jawab Clara

" Besok bisa?. " Sahut Gio

" Oke bisa. ditempat biasa ya. " Sambung Clara

" Oke. see you. bye. " Jawab Gio

" Bye. " Sahut Clara kemudian menyudahi pembicaraan.

Tak ada yang mengetahui kejadian malam itu antara Carmen dan Gio dihotel yang ditinggali oleh Gio. Entah apa yang terjadi disana dan apa yang mereka lakukan. Clara belum mengetahui apa pun. Yang Clara tahu hanyalah Gio tidak menghubunginya dalam waktu lama dikarenakan Gio ada tugas dinas diluar kantor. Bahkan Clara tidak mengetahui siapa itu Carmen, wanita yang mengangkat telepon Gio saat Clara menelepon Gio. Saat ini mungkin hanya Carmen dan Gio yang tahu apa yang terjadi dihotel pada malam itu.

Keesokan Paginya Clara bangun dengan penuh semangat. Seolah - olah energinya pagi itu sangat banyak diperoleh dibanding dia harus berolahraga terlebih dahulu. Tidak seperti biasanya Clara pergi bekerja dengan penuh semangat pada hari itu.

Selama dikantor Clara sering sekali memperhatikan jam dinding dikantornya. Clara pun terlihat lebih ceria dari biasanya.

Akhirnya jam pulang kantor tiba. Clara segera membereskan meja kerjanya dan kemudian menghubungi Gio untuk menanyakan perihal pertemuannya. Setelah beberapa kali dihubungi, Gio tak kunjung menjawab nya. Clara mulai merasa khawatir dan juga gugup. Ditempat lain Gio yang sedang duduk di sebuah cafe hanya memandangi ponsel nya bergetar karena ada panggilan masuk dan ternyata itu dari Clara. Gio tidak bisa mengangkat nya karena Gio sedang bersama Carmen. percakapan diantara keduanya pun terjadi.

" Gio ponsel mu terus bergetar. kamu gak mau angkat? barangkali itu penting. " Tanya Carmen dengan suara lembut nya

" Ah tidak apa - apa kok. santai aja. " Jelas Gio

" Are you sure?. " Tanya Carmen lagi

" It's ok. " Sahut Gio

Gio saat itu lupa bahwa dia memiliki janji untuk bertemu dengan Clara. Akan tetapi ternyata dia lupa bahwa ia sudah berjanji bertemu dengan Carmen terlebih dahulu. Terpaksa ia membatalkan janji dengan Clara secara tiba - tiba. Gio akhirnya hanya mengirim pesan singkat kepada Clara bahwa janji temu hari ini di cancel. Clara yang membaca pesan tersebut yang awal nya senang tiba - tiba menjadi unmood.

Sepanjang perjalanan pulang wajah Clara nampak tidak senang dan sedikit cemberut. Setelah sampe halte pemberhentian rumah nya Clara berinisiatif mampir ke cafe yang biasa ia datangi dengan Gio, tempat dimana mereka seharusnya bertemu. Kebetulan Clara juga belum makan malam. Sesampainya di pintu masuk cafe Clara tiba - tiba terdiam karena ia melihat seseorang yang dia kenal Dia adalah Gio, Clara melihat Gio dari kejauhan. Wajah Clara langsung tersenyum lebar dan ingin menghampiri nya. Ketika ingin menghampiri Gio, Clara yang sangat begitu senang sampai - sampai tidak melihat sekitarnya tiba - tiba dia tertabrak salah seorang pelayan yang sedang membawa minuman.

" Aaaww... " Kata Clara dengan kesakitan

" Duuh..maaf mba maaf saya tidak sengaja. mari sini saya bersihkan mba. " kata salah satu pelayan yang menabrak Clara

" Sudah gak apa - apa mba biar saya bersihkan sendiri. " Jawab Clara dengan ramah

" Baiklah kalau begitu. mohon maaf sebelum nya ya mba. " Kata pelayan itu lagi

" Iya gpp mba. " Jawab Clara lagi

Beberapa pasang mata tertuju pada Clara dan pelayan itu. Clara segera meninggal kan pelayan itu dan hendak menghampiri Gio. Setelah Clara menghampiri Gio, Clara tiba - tiba duduk didepan Gio. Gio yang saat itu sedang makan kaget bukan kepalang. Dia menjatuhkan sendok garpu nya tanpa sengaja.

" Hay Gio. " Kata Clara sambil tersenyum.

" CLARA!. " Teriak Gio karena kaget

" Oh kamu mau kasih kejutan ya? hmm tapi kok ada piring bekas disini, kamu lagi sama seseorang?. " Tanya Clara

Tiba - tiba dari kejauhan datang lah seorang wanita dengan tinggi semampai dan sangat cantik. Dia adalah Carmen.

" Excuse me. kamu siapa?. " Tanya Carmen dengan logat barat nya.

" Aah.. aku Clara temen nya Gio hehe. kamu siapa?. " Sahut Clara sambil tersenyum

" Aku pacar Gio. " Jawab Carmen dengan tegas.

" Apa? hah? maksudnya gimana?. " Tanya Clara dengan polosnya

" Iya aku pacar Gio. " Tegas Carmen lagi

" Oh oke paham. maaf ya kalau aku ganggu . Permisi. " Jawab Clara dan segera bangkit dari tempat duduk nya.

" Ra tunggu ra!. " Teriak Gio sambil mengejar Clara.

Carmen pada saat itu hanya terdiam melihat Gio yang berlari mengejar Clara. Gio bergegas mengejar Clara dan akhirnya berhasil memberhentikan Clara.

" Ra aku bisa Jelasin. " Kata Gio sambil memegang tangan Clara.

" Kamu punya pacar?. " Tanya Clara

" Sebenarnya ini yang mau aku jelasin ke kamu. tapi malah begini kejadian nya. " Jelas Gio

" Kenapa gak jujur aja kalau kamu sudah ad janji dengan pacar mu hari ini. kalaupun kamu jelasin by phone.... aku ngerti kok. " Kata Clara dengan nada marah.

" Sorry Ra. " Jawab Gio.

" Udah sekarang kamu masuk. kasihan tuh pacar kamu nunggu didalem. bye. " Kata Clara lagi sambil meninggalkan Gio

Gio hanya bisa menatap kepergian Clara. Gio merasa amat sangat menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan kepada Clara. Sepanjang jalan Clara hanya bisa menangis. Entah apa yang ia tangiskan. karena ia masih bingung dengan perasaan nya terhadap Gio. Akan tetapi lama kelamaan ia pun menyadari kalau dia sangat kehilangan Gio orang yang saat ini sangat dekat dengan nya. Sesampai nya dirumah Clara hanya bisa menangis terus - menerus. Disatu sisi Gio yang saat itu sedang bersama Carmen tidak henti - hentinya memikirkan Clara. Mengingat Kejadian dihotel malam itu dengan Carmen Gio semakin merasa bersalah kepada Clara. Jadi ada sebuah kejadian pada saat Carmen datang menemui Gio di Hotel. Pada saat itu ternyata Carmen menyatakan cinta kepada Gio, Gio yang pada saat itu merasa bahwa Clara hanya menganggap nya teman Gio pun memutuskan untuk mulai berhubungan dengan Carmen. Gio merasa kalau dia menyatakan cinta nya pada Clara ia akan ditolak dan merusak persahabatan diantara keduanya. Saat ini situasinya menjadi sangat kacau balau. Gio tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Gio mencoba menghubungi Clara beberapa kali tapi tidak dijawab oleh Clara.

Sementara itu Carmen yang tak dihiraukan oleh Gio mulai sedikit marah kepada Gio dan meminta Gio mengantarnya pulang. Carmen tidak bertanya lebih lanjut soal Clara kepada Gio. Selama di dalam mobil dalam perjalanan mengantar Carmen, Gio terus menerus menghubungi Clara sedangkan Carmen hanya diam saja sambil memainkan ponsel nya dan sesekali melirik ke arah Gio.

" Stop Gio!. " Kata carmen yang tiba - tiba berteriak.

Gio tersontak kaget dan melihat ke arah Carmen.

" Mau sampai kapan kamu nyetir sambil melihat ponsel mu? apa kamu mau kita kecelakaan??. " Tanya Carmen dengan nada marah

" Ok, maaf. " Sahut Gio sambil ia mematikan ponsel nya dan manaruh nya di atas dashboard mobil nya.

Gio meneruskan perjalanan nya untuk mengantar Carmen pulang kerumahnya. Sesampai nya dirumah Carmen Gio mengantar Carmen sampai didepan pintu rumah nya kemudian langsung pamit pulang dengan alasan sudah larut malam. Gio kemudian pergi setelah melihat Carmen masuk ke dalam rumahnya.

Sepanjang perjalanan pulang Gio tiada hentinya memikirkan perasaan Clara. Dia sangat merasa bersalah kepada Clara karena tidak jujur dari awal kepada Clara. Kemudian Gio membanting stir nya sehingga mobil nya berbelok sangat tajam karena ia hendak mengubah arah tujuan nya yaitu ia akan mengunjungi rumah Clara.

Clara yang sedang dalam kondisi perasaan yang tidak nyaman karena Gio, ia memutuskan pergi ke sebuah Bar ditengah kota, ia pergi menggunakan taxi padahal sebelum nya ia belum pernah pergi ke bar ataupun clubhouse seperti itu. Sesampai nya di bar ia duduk di bar station sendiri dan kemudian memesan satu gelas cocktail dan langsung meminumnya sampai habis. Ternyata satu gelas tidak cukup bagi Clara untuk melupakan rasa sakit hati didalam dirinya. Setelah gelas kelima, Clara mulai merasa pusing dan sempoyongan. Clara memutuskan untuk membayar tagihan nya dan kembali pulang. Clara merasa sedikit mabuk pada malam itu. Ketika ia hendak keluar dari bar, Clara tersandung tangga kecil didekat pintu keluar bar, Clara hampir terjatuh dan seseorang menarik tangan nya sehingga Clara jatuh kepelukan orang tersebut. Clara dan orang itu saling menatap dan terpaku. dalam hati ia berkata,

" Ah apa yang kulakukan? siapa orang ini? sepertinya aku mengenal nya. "

" Kenapa pria ini begitu tampan dan sangat familiar sekali?. "

" Oh no! Clara, wake up!!!!. "

Clara tiba - tiba melepaskan tangan pria tersebut dan sedikit mendorong nya kemudian sambil menunduk meminta maaf kepada pria tersebut.

" Maaf maaf. saya sedikit mabuk. mohon maaf sebelum nya. " Kata Clara sambil menundukkan kepalanya didepan orang asing itu.

" Oh tidak apa - apa. kamu baik - baik saja? mau ku carikan taxi?. " kata pria asing itu.

" Tidak terimakasih. " Sahut Clara dengan tegas sambil berjalan ke arah luar bar.

Clara sudah menunggu sekian lama akan tetapi tak ada satu pun taxi yang lewat pada malam itu. Dia pun mulai menggerutu dan berbicara sendiri.

Duh kenapa gak ada taxi lewat sama sekali sih disini. apakah ini sudah terlalu larut? oh ponsel! dimana ponsel ku?. Clara terus bergumam sendiri sambil mencari ponsel nya di tas.

" Oh tidak! ponselku hilang! dimana ponsel ku?!?. " Kata Clara berbicara sendiri.

Tiba - tiba dari kejauhan Pria tinggi dengan postur badan yang atletis berlari menghampiri Clara. Clara yang samar - samar melihat berusaha untuk mengenali nya dengan mata nya yang tersayup - sayup serta langkah yang perlahan - lahan mulai kembali normal.

" Waah tampan nya, siapa dia? kata Clara dalam hati nya.

Pria tampan itu makin mendekat ke arah Clara.

"Sadar Clara!!! kamu harus pulang!." kata Clara lagi dalam hati nya.

Clara kemudian mengobrak - abrik lagi isi tas nya guna mencari ponsel nya dan Pria tampan itu menghampiri Clara dan menyapa nya.

" Hai, aku Pria tadi yang membantu mu. aku menemukan ponsel mu jatuh tadi di bar. jadi ku susul siapa tau kamu masih ada didepan. ternyata masih disini. " Kata pria tampan itu

" Waah syukurlah ketemu. " sahut Clara sambil memeluk ponsel nya dengan pipi imut nya.

" Apa kamu belum menemukan taxi?. " Kata pria itu bertanya kepada Clara

" Iya belum. sudah hampir 30 menit disini tapi gak ada satupun yang lewat. " Jawab Clara yang mulai semakin sadar dari rasa mabuk nya.

" Kalau boleh, apa kamu mau ku antar?. " tanya pria itu dengan nada bicara yang sangat ramah.

" Tidak!. " Jawab Clara tegas karna mulai tersadar dan sedikit takut.

" Tenang aku bukan orang jahat kok. " Kata Pria itu sambil tersenyum manis

Melihat Pria tersebut tersenyum dengan lebar, Clara sempat terlena sesaat dan sempat tersenyum sendiri.

" Aku Lee dong min. Salam kenal ya. " Kata pria itu sambil mengulurkan tangan nya.

" Hah? A..a..aku Clara. " balas Clara sambil meraih tangan pria itu dan wajahnya memerah.

" Jadi, mau kuantar pulang? tidak baik malam - malam begini kalau kamu pulang sendirian. tenang aku tidak akan menculik mu kok. " Kata pria itu meyakinkan.

Karena Clara sudah mulai sadar dan kebetulan sudah jam 2 pagi dan tidak ada taxi pula Clara terpaksa menerima tawaran Lee untuk mengantar nya pulang.

" Baiklah kalau tidak merepotkan. " kata Clara mengiyakan ajakan Lee

" Ok. kamu tunggu disini aku ke parkiran dulu ambil mobil ya. " Kata Lee sambil bergegas pergi ke arah parkiran mobil.

Oh tidak, kenapa pria itu begitu sempurna, selain itu namanya nya juga seperti nama orang korea, apakah dia orang korea asli? hmm tapi dia sangat fasih berbicara indonesia. haruskahku tanya? ah tidak usah. Gak usah aneh Clara, setidaknya kali ini kau bisa pulang dengan aman. Clara terus menerus berbicara sendiri sampai akhirnya Lee lewat dengan mobilnya dan membunyikan Klakson mobil nya didepan Clara. Clara pun segera naik.

Sepanjang perjalanan Clara hanya terdiam karena ia tidam tahu harus berkata apa. Clara hanya sesekali melirik ke arah Lee yang sedang berkonsentrasi menyetir mobil nya.

Disamping itu, di dekat rumah Clara Gio memarkirkan mobil nya dan sedang menunggu Clara pulang, Gio sangat khawatir karena ia melihat lampu rumah Clara masih mati. Gio sangat tahu apabila Clara tidak dirumah pasti lampu rumah nya masih mati. Gio tidak bisa menghubungi Clara dikarenakan ponsel Clara mati. Gio sudah menunggu kurang lebih 4 jam lamanya. ia merasa sangat khawatir.

Kemana anak ini sebenar nya? Ponsel nya pun mati. Apakah terjadi sesuatu padanya? hufft... apa yang telah aku perbuat??

arrgkkkhh Gio.. gio...

Gio terus saja bergumam dan menyalahkan dirinya sendiri.

Sampai pada akhirnya hampir sudah setengah jalan, Clara memberanikan untuk bicara.

" Lee, terimakasih ya sudah menemukan ponsel ku. " Kata Clara dengan nada lembut

" Ah iya, sama - sama. " Jawab Lee sambil melirik Clara.

" Setelah perempatan jalan didepan, belok kanan trus gak lama belok kiri ya. " Kata Clara mencoba menunjukkan arah rumah nya.

" Ok baiklah. " Sahut Lee

Sesampai nya didepan rumah Clara, Lee bergegas turun dan membukakan pintu mobil untuk Clara, Clara kaget dan tersenyum kecil didepan Lee. Clara berjalan kedepan pagar rumah nya dan melambaikan tangan ke Lee begitu pula sebaliknya Lee melambaikan tangan nya dari dalam mobil nya. Gio yang saat itu melihat dari kejauhan merasa sangat menyesal dan sedikit kecewa. Entah mengapa Gio merasakan perasaan tersebut. Gio ingin sekai menghampiri Clara akan tetapi ia memilih tidak menghampirinya dan hanya melihat Clara masuk kerumah nya dari kejauhan tanpa diketahui Clara.

" Huh.. akhirnya sampai juga dirumah. " Kata Clara berbicara sendiri sambil membaringkan tubuh nya diatas ranjang.

" Oh iya ponsel ku!. " Kata Clara sambil membongkar isi tas nya dan berhamburan diatas tempat tidurnya. Kemudian Clara mengambil pengisi daya ponsel nya dan menyambungkan nya. Tak lama kemudian notifikasi ponsel nya muncul, dan banyak sekali panggilan tak terjawab dari Gio. melihat hal itu, Wajah Clara langsung berubah drastis, ia mulai mengerutkan dahi nya dan mengingat hal yang tidak menyenangkan yang baru saja terjadi. Karena Clara mulai kesal ia hanya mengabaikan nya lalu meletakkan ponsel nya dan pergi tidur.

Tak lama melihat Clara masuk kerumah nya, Gio bergegas menyalakan mesin mobil nya dan kembali pulang. selama perjalanan Gio terus memikirkan Clara dan pria yang mengantarnya. Siapa pria itu? aku baru melihatnya. apakah dia teman Clara yang baru? apakah dia baik atau tidak ya?. Dalam hati nya Gio terus - menerus menggerutu sambil berbicara sendiri.

avataravatar
Next chapter