10 My Son's Timmy ( The Lost Spirit ) Ch. 3

Saat Timmy mulai menggowes sepedanya menuju ke sekolah, dia merasa seolah-olah sesuatu yang buruk akan terjadi. Hatinya di penuhi perasaan was-was dan tidak tenang.

"Hmmm ... kenapa ini, rasanya ada yang tidak beres. Rasanya badanku letih sekali dan jantungku sakit." Gumam Timmy di dalam hati.

"Timmm~~~Timmyy..."

Tiba-tiba sayup terdengar di telinga Timmy suara-suara yang memanggilnya. Semakin banyak suara yang dia dengar, semakin cepat pula dia menggowes sepedanya menuju sekolah.

"Ya Tuhan ... apalagi ini, kenapa semakin parah saja instingku ini."

Dia berbicara sendiri dan sesekali menoleh ke belakang, untuk memastikan tidak ada makhluk aneh yang mengikutinya.

Akhirnya gerbang sekolahnya pun terlihat, seperti angin segar untuk Timmy karena tak lama lagi dia akan berada di tengah keramaian.

Saat dia memasuki gerbang sekolah, barulah dia menyadari ada sesuatu yang janggal sedari ia berangkat dari rumah menuju sekolah. Dia sama sekali tidak bertemu dengan orang-orang yang seharusnya berlalu lalang di sekitar jalur menuju sekolah.

"Sial ... sepertinya ada yang sedang ingin bermain denganku."

Ucap Timmy yang mulai merasa ketakutan.

"Fuuhhh ... siapapun itu dan apapun kamu, ayo keluar. Aku tidak suka dipermainkan seperti ini, aku hanya ingin bersekolah seperti biasanya."

Timmy berbicara sangat lantang, hingga terdengar gema di seluruh bangunan sekolah.

Timmy menyadari bahwa dia sedang tidak berada di dunianya, lebih tepatnya roh Timmy sedang di bawa oleh makhluk yang entah dimana keberadaannya. Saat tubuh Timmy mulai merasa lemas, dia melihat gadis kecil berlari kesana kemari di dalam lorong sekolah. Dengan sisa tenaga yang dia punya, Timmy mencoba berjalan menghampiri gadis kecil tersebut dan memanggilnya.

"Heeyyy ... sedang apa kau disini? Hey.!! Tunggu."

Sejenak dia lupa bahwa dirinya berada di alam lain, tetapi saat dia tersadar semuanya sudah terlambat.

Gadis kecil itu tiba-tiba saja berhenti dan menoleh menatap Timmy dengan tatapan mengerikan, dia berlari atau lebih tepatnya dia melayang sangat cepat ke arah Timmy sambil membuka mulutnya. Saat gadis kecil itu membuka mulutnya lebar-lebar, seketika terdengar banyak sekali teriakan dan rintihan yang menyeramkan, seolah-olah seperti Timmy berada di tengah kerumunan korban kecelakaan.

Badan Timmy kaku tak dapat bergerak, keadaan menyeramkan yang begitu mendadak membuatnya terpaku. Suaranya tercekat di tenggorokannya. Hanya air mata yang keluar dari sudut matanya yang sudah memerah, tanda-tanda jika Timmy sudah mulai kehilangan tenaganya. Nafasnya sesak, dia terengah-engah seperti ikan yang keluar dari dalam air dan akhirnya kesadaran Timmy pun hilang.

▪︎▪︎▪︎

Suara riuh murid-murid sekolah, dan beberapa orang tua murid sayup-sayup terdengar di telinga Timmy dan membuatnya sadarkan diri.

"Kau siapa?"

Ucap Timmy pada salah satu orang tua murid yang sedang memangku badannya yang lemas ke arah ruang kesehatan sekolah.

"Oh ... kau sudah bangun nak? Syukurlah kau sudah sadar."

Timmy yang masih tidak bisa bergerak, mencoba menatap sekelilingnya. Dia melihat murid-murid sekolahnya sedang memandanginya dengan tatapan yang beragam, mulai dari tatapan takut sampai dengan tatapan sedih.

"Aku ayahnya Ben, anakku satu kelas denganmu. Kami menemukan mu sudah tergeletak tak sadarkan diri tepat di depan gerbang sekolah. Saat kami menemukanmu, kau sedang di kelilingi oleh murid-murid yang hendak bersekolah dan mereka meminta bantuanku agar aku memindahkanmu ke ruang kesehatan. Semoga saja suster sekolah segera datang, berhubung hari masih pagi."

Jelas ayah Ben yang panjang lebar membuyarkan lamunan Timmy yang masih terkulai lemas.

"Terima kasih paman." Ucap Timmy.

"Sama-sama nak." Jawab ayah Ben kepada Timmy.

Sesampainya di ruangan kesehatan, dibaringkanlah Timmy di atas kasur agar dia bisa beristirahat.

"Kau beristirahatlah di sini, paman akan mencoba menghubungi guru dan suster kesehatan sekolah."

Ucap ayah Ben kepada Timmy seraya berjalan keluar untuk mencari guru dan suster, Timmy hanya mengangguk pertanda dia mendengarkan apa yang ayah Ben ycapkan padanya.

Suasana hening ruang kesehatan sedikit membuat pikiran Timmy tenang dan mulai mengingat-ingat kejadian yang menimpanya tadi.

"Kenapa gadis kecil itu melakukan hal mengerikan seperti tadi, dan kenapa pula aku tidak merasakan aura jahat dari gadis itu. Apa mungkin karena aku sedang berada di dunia nya."

Timmy bergumam sendirian di ruangan tersebut, tanpa dia sadari ada sepasang mata yang mengintip dari celah yang ada di langit-langit ruang kesehatan.

"Hihihihihi~~~"

Timmy tertegun dan terkejut mendengar suara tertawa seorang gadis kecil yang entah darimana asalnya. Dia memandang seluruh sudut ruangan sejengkal demi sejengkal, untuk memastikan jika dia tidak melewatkan apapun di hadapannya.

"Kau dimana? Apa maumu?"

Timmy berusaha berkomunikasi dengan makhluk tak kasat itu.

"Hihi~~ aku tahu kamu bisa melihatku kan. Coba lihat di atas, aku sedang apa."

Seketika itu pula Timmy memalingkan pandangannya ke arah plafon dan langsung disuguhi pemandangan yang mengerikan. Dia melihat gadis kecil dengan keadaan badannya yang tidak utuh, gadis tersebut mulai menampakan dirinya dan mendekati Timmy.

Pemandangan mengerikan sekali untuk Timmy melihat bagian dalam tubuh gadis itu terburai, dan daging wajahnya yang berjatuhan sedikit demi sedikit, belatung yang menari-nari di atas hidungnya yang sudah bolong. Timmy mencoba bersikap tenang dan tidak memperlihatkan rasa takutnya.

"Mengapa kau membawaku ke alammu?"

Tanya Timmy pada makhluk tersebut dengan suara yang bergetar.

"Apa? Aku? Hihihihi~~ bukan.!! Bukan aku yang membawamu, tetapi dia yang melakukannya." Jelas makhluk itu pada Timmy.

"Dia siapa?" Tanya Timmy lagi.

"Hihihiihihihiii~~~ semoga harimu menyenangkan."

Ucap gadis itu dengan suara yang berubah seperti suara monster besar dan menghilang meninggalkan Timmy dengan banyak kebingungan.

Suara pintu yang tiba-tiba saja terbuka membuat Timmy terperanjat, dia melihat siluet 2 orang perempuan di depan pintu ruang kesehata.

"Timm!! Apakah kamu baik-baik saja? Bibi khawatir karena mendapat kabar jika kamu pingsan tadi pagi."

Ternyata itu adalah bibi Merry dan suster sekolah.

Badan Timmy mulai tenang dan hangat melihat bibi Merry datang dan menghampirinya.

"Akhirnya bibi datang. Tadi aku sangat takut bi."

Ucap Timmy kepada bibi Merry yang langsung memeluknya dengat erat.

"Jangan takut nak .. ada bibi sekarang. Kau tak usah khawatir lagi." Ucapan bibi Merry membuat Timmy semakin tenang dan membuatnya mulai bisa mengontrol emosinya.

"Ayo nak ... kita pulang, bibi akan merawatmu di rumah."

Ajak bibi Merry kepada Timmy sambil membereskan perlengkapan Timmy untuk dibawa pulang.

Selepas berbenah, Timmy dan bibi Merry berpamitan kepada suster sekolah dan mulai beranjak pergi meninggalkan ruangan kesehatan. Tetapi betapa terkejutnya Timmy, begitu dia keluar dari ruangan kesehatan. Di luar sudah banyak sekali makhluk mengerikan yang menunggunya dan menatapnya dengan tatapan seram seperti binatang buas.

Tubuh Timmy bergetar hebat, entah karena ketakutan atau terkejut, yang pasti makhluk itu mulai mendekati Timmy satu persatu dan mulai membisikan kalimat-kalimat yang tak jelas.

Saat itu bibi Merry menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan Timmy.

"Tutup matamu Tim ... kemarilah biar bibi gendong kamu sampai kamu merasa aman."

Timmy menolak tawaran bibi merry dan menjelaskan bahwa dia baik-baik saja, dan meminta bibi Merry untuk tidak khawatir. Walaupun sebenarnya dia sangat ketakutan dan ingin berteriak.

"Tim ... aku di sini, jangan takut."

Suara seorang laki-laki terdengar sayup di telinganya.

"Roh putih, aku tahu itu kau. Tolong aku."

Bisik Timmy sangat pelan agar bibi Merry tidak mendengar apa yang dia katakan.

Tiba-tiba dia melihat setitik cahaya kecil yang berkilau mendekatinya, dan masuk ke dalam dada Timmy. Seketika makhluk-makhluk menyeramkan itu satu per satu menghilang kecuali gadis kecil dan satu bayangan hitam bermulut besar yang ada di sebelahnya. Bayangan itu sangat besar sampai-sampai auranya menghalangi satu lorong penuh. Hantu Gadis kecil dan bayangan besar itu menatap Timmy dari kejauhan. Sekilas Timmy melihat seringaian jahat bayangan besar itu, dan melihat mulut seperti mengucapkan sesuatu. Timmy memperhatikan makhluk itu dengan serius, mencoba mengerti apa yang di sampaikan oleh makhluk itu.

Betapa terkejutnya Timmy, mengetahui ucapan bayangan hitam itu.

▪︎

"AKU AKAN MENDAPATKANMU LAIN HARI"

▪︎

Timmy bergidik ketakutan memeluk bibi Merry sambil berjalan menjauh dari sekolah itu.

▪︎

▪︎

▪︎

( BERSAMBUNG )

avataravatar
Next chapter