5 Anak Laki-lakiku ( Part 2 )

Semenjak kejadian di tokoku, hari-hariku di penuhi dengan kejadian-kejadian ganjil yang sangat tak masuk akal apalagi kini Timmy selalu bertanya siapa itu Alex, aku sendiri tidak tau siapa anak itu dan bagaimana bisa dia mengganggu ku dan Timmy. Aku sangat ingin mengabaikan semua keanehan yang terjadi, tetapi aku tidak bisa melakukan itu. Setiap aku berfikir untuk berhenti menghiraukan gangguan-gangguan yang ada, hantu itu selalu saja mencoba mencelakaiku atau anakku Timmy.

Seperti saat itu, saat dimana Timmy bermain sendiri di ruang tamu dan aku duduk di sofa yang tak jauh dari Timmy, sejenak aku merasa seperti ada seseorang yang sedang memperhatikan kami berdua. Tetapi aku tetap berfikir positif dan tidak menghiraukan nya, semakin lama aku melihat satu bayangan yang mendekat ke arah anakku. Saat aku menoleh, aku melihat makhluk kecil dengan badan yang tak utuh, berjalan merangkak dengan cepat ke arah Timmy. Sontak aku berlari dan menarik pergelangan tangan Timmy dan membawanya lari ke dalam kamar.

Saat itu jelas sekali aku melihat wajah Timmy yang sudah sangat ketakutan, karna ternyata diapun melihat hal yang sama tetapi dia tidak bisa bergerak.

"Ayah... yang tadi itu apa? Aku takut ayah."

Ucap Timmy kepadaku dengan suara yang gemetar.

"Bukan apa-apa sayang, kamu tunggu di sini ya. Ayah ambilkan minum untukmu, juga untuk memastikan apa makhluk itu masih disana"

Kataku menenangkan Timmy seraya mebalikan badanku ke arah pintu keluar.

"A..ayah... a..apa itu yang berada di punggungmu.?"

Suara Timmy terdengar sedikit samar, tetapi aku yakin bukan hal yang baik. Sontak aku memulul-mukul punggungku, memastikan tidak ada sesuatu yang menempel pada punggungku.

Di sela-sela kesibukanku mengusir makhluk mengerikan itu, aku mendengar Timmy berbicara pada seseorang yang entah itu dimana.

"Hey...aku tau kamu yang melakukan ini, jangan begitu pada ayah Alex. Kita kan keluarga"

Saat Timmy bari saja menyelesaikan kalimatnya, mendadak makhluk di punggungku pun menghilang tanpa bekas.

"Maafkan Alex ya ayah.. dia hanya ingin bermain denganmu, karna dia bilang dia juga ingin bermain dengan ayah"

Ucapan Timmy membuatku bergidik dan seketika pula aku melihat sekelebat bayangan di belakang anakku. Dia tersenyum...

Ya...tersenyum dengan senyuman yang mengerikan persis seperti saat pertama dia memperlihatkan wujudnya padaku.

Dengan ucapan yang sama.

"Bunuh dia...aku yang akan membunuhnya"

Segera aku memangku Timmy dan membawanya ke rumah bibi Merry.

Karena aku berfikir bibi Merry sangat relijius, tidak mungkin ada setan yang mau datang dengan suka rela ke rumah bibi Merry.. aku melajukan mobil secepat mungkin, tetapi rasanya perjalanan berjalan sangat lambat. Sampai-sampai aku berfikir, apakah mungkin hantu itu mengikutiku sampai keluar rumah, dan meperlambat laju kendaraanku.

Aku mengemudi dalam keadaan sangat tidak tenang, dan nyaris menabrak pejalan kaki atau bahkan tong sampah di pinggir jalan sebelum akhirnya sampai di rumah bibi Merry.

••••

Sesampainya di sana aku langsung menuju rumah bibi Merry yang berada dekat dengan tokoku.

Akupun masuk ke rumahnya dan menceritakan semua kejadian yang sudah aku alami bersama Timmy, dibandingkan dengan mendengar ceritaku, nampaknya dia lebih terkejut saat aku mengatakan bahwa nama hantu anak kecil yang mengganggu kami adalah Alex. Tetapi ketika aku tanyakan mengapa dia nampak begitu terkejut saat mendengar nama itu, dia tidak menjawab apa-apa dan malah memilih pergi begitu saja, meninggalkan mami berdua di ruangan keluarga.

Banyak sekali pertanyaan di dalam otakku kala itu, siapa Alex, mengapa dia menghantui keluargaku, mengapa bibi merry terkejut dan hal lainnya. Tanpa aku sadari timmy sudah tertidur di pangkuan ku, dan aku bisa melihat gurat ketakutan di wajah anak semata wayangku ini.

"aku akan melindungi mu nak, apapun yang terjadi. apapun itu"

Tak terasa air mataku pun mengalir.

"Andai kau ada di sini Kyle, mungkin keadaan kita akan berbeda. Mungkin Timmy akan lebih bahagia"

Aku menangis sesenggukan tanpa sadar. Mengenang mendiang istriku adalah hal yang selalu membuat hatiku sakit, sampai ingin rasanya aku ikut mati bersamanya.

Aku selalu menyalahkan diriku, karna merasa gagal melindungi keluarga kecilku ini.

"kau lemah...kau sakit...kau tidak pantas untuk hidup...hihihi"

Aku mendengar bisikan aneh di telingaku, sampai aku terperanjat kaget dan membangunkan Timmy yang sedang tertidur pulas.

"ada apa ayah?" tanya Timmy yang kebingungan melihatku seperti orang yang tidak waras.

"ti..tidak nak. ayah hanya bermimpi." jelasku pada Timmy yang sepertinya masih mengantuk.

Akupun menbawa Timmy ke kamar yang sudah di siapkan oleh bibi Merry, dan saat aku hendak masuk kekamar, kami berpapasan di pintu masuk.

ya.. aku dan bibi Merry berpapasan dan dia mengatakan sesuatu sambil tersenyum seperti orang yang kesurupan, yang membuatku terkejut setengah mati adalah kalimat yang di ucapkan nya.

.

.

.

.

.

.

"dia akan selalu bersamamu, selama kau belum membunuhnya..hihihi"

□ Bersambung...

avataravatar
Next chapter