3 #3

rana oryza natans seorang gadis yang hidup dengan kakek dan neneknya sejak kecil. kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat saat umurnya 5 tahun.

hidup tanpa kedua orang tua membuatnya menjadi seorang anak yang sangat sulit diatur dan sering membuat onar.

" Rana! makan dulu sayang, nenek udah masak makanan kesukaan kamu."ucap neneknya. Rana hanya diam tak menjawab.

bukan karna ia membenci neneknya tapi rasanya dunia tidak adil padanya karena telah merenggut kebahagiaan nya mamah dan papahnya.

"Rana gak laper, rana langsung berangkat."ucapnya kemudian pergi begitu saja hingga membuat neneknya hanya mampu memandang sendu dirinya yang menghilang

Rana mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, hal yang paling ia sukai selain tawuran dan bertengkar adalah balapan.ia suka ketika menyalip beberapa kendaraan di jalan.

SMA antartika sekolah yang telah ia singgahi 2tahun lamanya.

Rana berjalan melewati koridor yang sudah dipenuhi beberapa murid. tatapan-tatapan sinis serta membunuh ditunjukan padanya.

Rana tidak pernah merasa sedih j

ketika semua orang menjauhinya, lagi pun ia merasa tidak perlu teman di sekolahnya ini.

karna, tidak akan ada yang bisa membantunya untuk mengembalikan dua kebahagiaan nya.

ia memasuki ruang kelasnya, duduk di bangku paling belakan dan bangku sebelahnya memang kosong sejak awal ia masuk menduduki kelas 12.

suara notifikasi masuk pun berbunyi dengan nyaring. kemudian ia membukanya, itu pesan khusus dari mortem sekelompok geng mafia yang sangat terkenal di jakarta. dan rana bekerja di bawah naungannya.didirikan oleh Reza.

'hancurkan dia kalau perlu bunuh dia. dan hilangkan jasad nya.'

Rana melempar dengan keras ponselnya ke atas meja membuat beberapa tatapan aneh dari teman-temanya, rana berdecih. bahkan rana tak sudi menganggap mereka semua temannya.

Alendrik, nama cowok itu terus berputar di ingatannya, seperti sebuah memori rusak. ia begitu kesal, untuk menangkap penjahat kelas kakap pun ia dengan mudah mendapatkan nya.

tapi, hanya ketua kelompok seorang gangster pun rasanya seperti menangkap jarum dalam jerami.

___

alen berjalan dengan sesekali menyibakkan rambutnya yang basah akibat pelajaran olahraga. membuat beberapa kaum hawa yang berada di koridor pun menatapnya dengan memuja.

"giliran alen nyibak rambut, klepek-klepek kayak ikan koi kehabisan air. giliran gue pada geli."ucap Bakri protes.

alen kemudian tertawa terbahak,

"mangkanya tiap malem jum'at mandi kembang tujuh rupa."balas alen.

kemudian Bakri menatapnya dengan serius.

"jadi itu rahasia lo?" tanya Bakri yang diangguki alen dengan serius.

"heran gue punya temen bego sama gila."ucap farid kepada alen dan Bakri

alen kemudian tertawa, tujuan mereka berenam saat ini adalah warmang jam istirahat tidak pernah ia lewatkan untuk menuju warkop tersebut.

letaknya berada di dekat sekolah. bahkan untuk menuju kesana dari sekolah pun hanya dilalui berjalan kaki.

"gue beli rokok dulu, diwarung mang ucup." ucap alen berpamitan.

"len! nitip kratingdang"teriak karim.

"LE GW NITIP BASRENG." sahut pasha.

alen kemudian mengacungkan jempolnya ke udara ia berjalan dengan cepat menuju warung kecil yang tak jauh dari sana.

"mang rokok biasa 1 bungkus, sama basrengnya 10, kratingdang nya 6."ucap alen kepada mang ucup.

kemudian mang ucup segera mengambilakan pesanannya

setelah mendapatkan rokoknya, alen menyalakan dengan pematik yang tergantung disana lalu menghempaskan asapnya ke udara.

"makasih mang, kembaliannya ambil.aja."ucapnya ketika membayar pesanannya.

bugh

tubuhnya menabrak seseorang dengan cukup keras, saat ia lihat orang itu seorang gadis, berbaju SMA sama sepertinya dari tanda pengenal di sakunya, alen dapat mengenal asal sekolah gadis tersebut, SMA Antartika.

"sory."ucap alen namun gadis itu hanya berlalu pergi meninggalkanya begitu saja.

"aneh." gumamanya dengan pelan sambila menatap kepergian gadis itu dengan acuh.

___

avataravatar
Next chapter