6 Terungkap

Hiii...

Happy Reading!

****

Rindu menarik Bunga ke kantin, selain ingin menyelamatkan Bunga dari para buaya, ia lapar karena belum makan dari pagi. "Mau makan apa?" tanya Rindu sambil mengotak-atik hp nya. Bunga berfikir sebentar, "Pengen seblak aja deh, daru dulu gue pengen ngerasain seblak"

Mengangguk faham, Rindu mengangkat tangannya supaya penjaga kantin menyadari kalau dirinya hendak memesan. "Pesan apa, Nak?" tanya wanita yang tak lagi muda.

"Saya Ste--"

Tring!

[ Rin, jangan pesan Steak! Ini masih pagi, pesan bubur aja!]

"Ughhh, saya Bubur ayam sama jus alpukat.. Dia seblak sama jus jeruk" pesan Rindu berat hati, ia menjadi lesu setelah mendapat pesan larangan dari Samudera yang mengerami buku di perpustakaan.

Bunga hanya terdiam, dia masih belum paham kenapa gadis didepannya ini menggerutu sendiri. "Apa.. Lu enggak suka sama gue?" tanya Bunga akhirnya.

Gerutuan Rindu terhenti, ia menatap Bunga yang duduk di hadapannya sambil memiringkan kepalanya bingung. "Lu salah faham kek nya, gue ngomel karena Samu melarang gue makan steak"

Rindu menjelaskan semuanya secara rinci pada Bunga, ia mengangguk ketika memahami penjelasan panjang lebar Rindu. "Kok gue penasaran sama pacar lo," ungkap Bunga penasaran.

Gelengan keras dari Rindu terlihat, tangannya menyilang guna memberi tahu secara keras kalau hal itu tidak boleh dilanjutkan. "Mending lu jangan penasaran sama Samu, dia suka diem di Goa" ujar Rindu mendengus.

"Masa dia engga suka gue genit, tapi dia sendiri gak mau nemenin gue! Kan ngeselin, aku itu perlu dimanjaaa" seru Rindu frustasi.

Bunga menerjab, "Maksud nya lu masih suka ganjen padahal udah punya pacar?! Ya pantes laah!"

Shock. Rindu menatap Bunga tak percaya, kemana perginya gadis kalem tadi? Apa Bunga tengah di rasuki setan?

"Bunga, lu sehat aja kan?" tanya Rindu waspada. Bunga yang tersadar pun berdecak, hilanglah sudah topeng sok kalemnya.

"Hih! Lu mah engga asik! Orang mau sok kalem supaya dapet cogan malah lu bongkar! Huh!" seru Bunga setengah mati.

Tubuh Rindu tersentak kaget, dia mengelus dada nya karena sangat terkejut mendengar suara menggelegar dari Bunga.

"Suara lu kencang juga," puji Rindu. mengingat dirinya belum memperkenalkan diri secara rinci, Rindu berkata. "Kita belom kenalan, nama gue Rindu Senja. Pacar kesayangan Samu, jangan dekatin Samu kalau masih ingin kita berteman"

"Gila panjang bener perkenalannya"

Bunga bergumam pelan setelah mendengar perkenalan dari Rindu, sedangkan Rindu yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.

"Lu harus biasa in diri kalo gitu, gue bakal jadi cerewet kalo soal Samu" ujarnya. Bunga hanya mengangguk maklum, "Mau tau alasan gue jadi pindah dari Kalimantan ke Jakarta?" tanya Bunga sambil menaik-turunkan alisnya.

"Gue pindah karena di D.O setelah ngomong kasar sama kepsek," melihat Rindu mengangguk, Bunga menceritakan alasan sebenarnya ia pindah.

Dengan cekikikan Bunga melanjutkan, "Biaya hidup di Jakarta lebih murah daripada Kalimantan, serta Ayah yang emang pindah karena pekerjaan.."

Mendengar pernyataan Bunga, Rindu hanya bisa meringis. Bagaimana bisa temannya itu mengira kalau tinggal di Jakarta lebih murah dari Kalimantan? Bukannya justru Jakarta memiliki pengeluaran lebih tinggi perbulannya? Ah, jangan bilang Bunga sama sengklek nya dengan teman sekelas Rindu?

"Bentar, kek nya lo salah tempat.. Jakarta itu ibu kota Indonesia--" penjelasan Rindu diputus dengan cepat oleh Bunga, "Iya tau Rin, ish.. Itukan pengetahuan dasar,"

Rindu menendang kaki Bunga yang ada dibawah meja pelan, "Coba jangan potong omongan gue!" tegur Rindu dengan mata memicing kesal.

Kepala Bunga mengangguk faham, ia menutup mulutnya dan menyuruh Rindu melanjutkan ceritanya.

"Harusnya, kalo lu mau hidup dengan pengeluaran per bulan lebih rendah dari Kalimantan. Lu milihnya kudu NTT, Sulawesi Barat, Lampung, Jawa Tengah, dan Sumatra Selatan." ujar Rindu panjang lebar, "Dan kenapa lu malah milih tinggal di Jakarta, yang biaya hidup nya mahal! Astaga Unaa"

Rindu yang menjelaskan spanjang itu malah diabaikan oleh Bunga, gadis itu malah asik dengan seblak yang baru saja datang.

"Huaaa! Pedas! Rindu.. Kok lu engga bilang kalau seblak itu pedes!" pekik Bunga kepedesan sendiri, ia berlari menuju dapur kantin setelah meneguk habis jus jeruknya.

"Well.. Harus nya gue ingetin kalo seblak itu pedes," gumam Rindu menatap seblak Bunga yang tersisa separuh.

****

"Kita ngapain ke ruang olahraga Rin?" heran Bunga saat sampai di ruang olahraga. Rindu yang membuka pintu ruang olahraga menoleh, "Oh, sepertinya lupa bilang.. Gue atlet bulu tangkis," jawab Rindu seadanya.

"Uwaaa! Tapi kok gue gak pernah liat elu?" Bunga menggaruk kepalanya bingung, ini dia yang kudet atau Rindu yang belom pernah ikut lomba?

"Gue enggak suka kalo pertandingan itu disebar luas, makanya kalau mau menontonnya, mereka harus hadir di lapangan" terang Rindu terkekeh.

"Lah? Kenapa gak suka?" tanya Bunga penasaran.

Ceklek!

Setelah berhasil membuka pintu, Rindu berbalik sambil berkacak pinggang. "Samu itu orangnya cemburuan, Dia gak suka kalo Gue ditonton banyak orang"

Tawa renyah dari Bunga terdengar, aah dia semakin penasaran dengan pacar Rindu. Samu yah, dari nama nya bisa ia prediksi kalau pria itu ganteng. haha!

"Mau tanding sama siapa Rin?" tanya Bunga, menatap Rindu yang tengah mengambil raket dan bola bulu tangkis. "Sama Siswi Sma Kejora"

Mengangguk faham ia lakukan, Bunga berjalan menghampiri Rindu dan mengambil bola voli yang ada didekat Rindu. Ia memainkan bola itu pelan.

"Suka voli?" tanya Rindu langsung, Bunga mengangguk tanda mengiyakan. "Kalo gitu, pergi ke lantai 3 gih.. Temen gue ada di sana, lo bisa ikut tim voli" ujar Rindu.

Bunga mengangguk antusias, ia berterima kasih dan lari ke lantai 3 setelah menanyakan siapa nama teman Rindu. Bunga sangat senang karena sudah lama tidak memegang voli.

"Cepet amat tuh anak.." gumam Rindu menerjab.

Sebuah dering notifikasi terdengar, Rindu mengambil ponselnya dan membaca sebuah pesan yang ditujukan pada Rindu.

[ Mau tanding sama Siswi Sma Kejora kan? Semangat,]

Blush!

Walau hanya pesan singkat dari Samudera, itu sudah mampu membuat Rindu tersipu. Pacarnya ini selalu mengejutkannya, ia senang!

"Samuu, gue pasti menang!" pekik Rindu bersungguh-sungguh.

****

Bunga berlari menaiki tangga dengan langkah cepat, sangat bahagia karena sebentar lagi akan masuk club voli. Ia sangat merindukan bermain voli bersama, aah.. Jika diingat kembali, Bunga terakhir kali bermain voli saat kelas 1 Smp.

Brak!

Semua orang yang ada di dalam lapangan voli indoor hampir saja jantungan karena tingkah Bunga, mereka menatap Bunga horor dan bertanya ada apa.

"Perkenalkan! Nama gue Bunga Melati! Gue pengen gabung di Klub voli!" seru Bunga sambil menunduk 45 derajat.

"Tidak bisa!" ujar gadis berambut sebahu menatap Bunga dingin. Bunga sendiri begitu kaget mendengar penolakan dari gadis itu.

"K-kenapa?" tanya Bunga mencicit.

"Apa lo--"

****

Lanjut gak? Lanjut lah, masa gamau liat Samu sama Rindu wkwk

avataravatar
Next chapter