webnovel

Klub Voli

Hiii...

Happy Reading!

****

Bunga berkeringat dingin karena menunggu kelanjutan gadis itu, ia melirik takut-takut dan kembali menunduk saat bertatapan langsung dengan gadis tersebut.

"Apa lo tahu, mereka semua gila!" ungkap gadis itu menunjuk para pria yang tengah berbaring di lantai. "Gieb, lo jahat banget.. Masa kita di katain gila sih?" gerutu pria tampan malas.

Helaan nafas panjang terdengar dari gadis di hadapan Bunga, ia menatapnya Intens dan berkata. "Di sini Gaada cewek selain gue, semua cewe yang ikut klub voli menyerah sehari sesudah bergabung."

Bunga menerjabkan mata hazel-nya, apa gadis di hadapannya ini mencoba menghasut dirinya supaya tidak bergabung? Apa gadis ini mau nge-harem?

"Kalo gitu, gue bakal mengalahkan rekor cewe terakhir yang gabung di klub voli!" ujar Bunga serius.

Gadis itu terlihat sedikit tidak suka, Bunga menyadari hal itu. "Kata Rindu.. Dia punya temen di sini, dia nyuruh temennya supaya biarin gue masuk" ucap Bunga setelah lama terdiam.

Pria yang tadinya asik memainkan voli sontak terhenti, ketika mendengar nama Rindu. Ia segera berdiri dan menghampiri Bunga yang masih ada didepan pintu lapangan voli.

"Lo, temen Rindu?" tanya pria itu memastikan. Bunga mengangguk saja, "Iya, dia yang nyuruh gue ke sini, setelah tau gue suka voli.." terangnya.

"Engga mungkin,"

Gadis di hadapan Bunga bergumam tak jelas, ia terkejut karena Rindu mempunyai teman perempuan. Kenapa Rindu menerima Bunga menjadi temannya, sedangkan pas dia ingin dekat dengan Rindu, gadis itu malah mendapat semprotan pedas dari mulut Rindu?

"Kalo gitu selamat bergabung, kenalin.. Nama gue Galang Dominix, anak kelas 12." ujar pria itu mengangkat tangan kanannya untuk saling berjabat tangan.

Bunga tentu membalas jabat tangan itu, ia tersenyum dan berterima kasih karena sudah di izinkan bergabung.

"Jangan pernah menghiraukan 8 pria dibelakangku, mereka tidak waras!" beber Galang membuat Bunga tertawa lepas.

"Lang! Engga bisa gini dong, pemain kita kan udah pas! Lagian dia cewek!" protes gadis di hadapan Bunga. Galang berdecak sebal, "Denger Giebora Welsico, lo hanya Manager kami, maka diam sajalah!"

Mendengar protesan dari gadis yang akrab di sapa Gieb/Giebo, Galang sontak berkata dengan pedas. Gadis itu menjadi Manager bukan karena pilihan mereka, melainkan kepala sekolah yang memilih Gieb.

"Ayo masuk Bunga," ujar Galang lembut, ia mempersilakan Bunga masuk ke area lapangan voli.

"Yo! Gue Hileo Dharka, si Setter" sapa pria tinggi menaik turunkan alisnya.

"Kita abaikan saja yang satu ini Bung, mau lihat kita latihan atau langsung gabung?" tanya Galang. Bunga menjawab dengan semangat, "Langsung ikut!"

Galang mengangguk faham, seraya menunggu bunga untuk berganti pakaian sejenak, ia menyuruh teman-temannya untuk melakukan pemanasan sebentar.

Siswa dari Sma Kejora pun memasuki area lapangan, lawan mereka kini telah datang. Begitu melihat Bunga, Siswa Sma Kejora nampak keheranan sendiri.

"Ayo!" seru Bunga setelah mengganti pakaiannya. Galang mengangguk, sebelum menyuruh Bunga masuk ke lapangan, ia bertanya. "Posisi lu apa Bung?"

"Middle Blocker," jawab Bunga nyengir. Galang terperangah, apa ia tidak salah dengar? Gadis dengan tinggi 150 itu seorang middle blocker?!

"Ah, yang bener?" tanya Galang memastikan, dia berharap Bunga mengatakan kalau ia bercanda, sayangnya Bunga malah menganggukkan kepala.

Gadis dengan tinggi 150 cm, memiliki posisi Middle blocker. Apa ada gadis pendek yang bisa menghentikan laju spike dari wing spiker yang tinggi nya bahkan 180 cm?! Beda 30 cm!

Jika gadis itu Rindu, yang memiliki tinggi 155 cm, maka ia akan percaya. Sebelum menjadi atlet bulutangkis, sebenarnya Rindu itu pemain voli bersama mereka.

"Pasti lu pada meragukan gue kan? Orang di sekolah gue dulu juga kek gitu, ayo main.. Biar gue tunjukin keahlian gue," ajak Bunga.

Galang meringis bersalah karena meragukan Bunga, dalam benaknya ia meminta maaf pada bunga. "Yaudah, ayo mulai" ucap Galang.

Sma Kejora tak percaya melihat seorang gadis pendek ikut latihan tanding dengan mereka. Tentu saja mereka protes, "Apa ini Lang? Lo mau kita ngelawan cewe lemah?"

"Tolong jangan bilang gue lemah!" pekik Bunga menggembungkan pipi nya kesal, di sana Bunga terlihat seperti kurcaci di sekumpulan raksasa. Tinggi mereka rata-rata 175 cm lebih, tentu saja Bunga seperti anak kecil di mata mereka.

Awalnya mereka semua memang meremehkan Bunga, mereka beranggapan kalau Bunga masuk klub voli hanya ingin numpang tenar karena satu-satunya gadis selain si Manager.

Namun semua itu terhempas begitu melihat Bunga yang mampu menahan spike dari Wing spiker bernama Baron Ritora. Hei, tinggi Baron itu 190 cm! Bagaimana seorang gadis dengan tinggi 150 cm bisa menahan spike keras nan tinggi dari Baron?!

Nge cheat fix inimah!__seru mereka dalam benak masing-masing.

Mereka mengabaikan hal itu, menganggap block dari Bunga adalah kebetulan, sayangnya sepanjang mereka bertanding, Bunga selalu bisa memblokir jalan bola.

Latihan tanding kali ini di menangkan oleh Sma Hexagon, suatu mukjizat mereka bisa menang saat melawan Sma Kejora. Setiap mereka tanding, pasti mereka yang kalah. Tapi apa ini?

Berkat Bunga mereka bisa mengalahkan Sma Kejora yang terkenal akan kebengis-an spike nya itu dengan mudah, Galang dan temannya sontak bersujud kepala Bunga.

"Bunga adalah gadis terhebat!" seru mereka sambil menyembah Bunga.

Tawa Bunga terdengar merdu, ia menyuruh Galang dan teman-temannya untuk kembali berdiri. Pemimpin dari Sma Kejora terlihat mendekati Bunga, Galang tentu curiga akan hal ini.

"Nak, maukah kamu masuk ke Sma Kejora? Kau pasti akan menjadi bintang di sana, kamu akan lebih terkenal di sana daripada di sini,"

Nah kan! Pak tua itu suka sekali menggaet orang yang gemilang! Apa dia tidak cukup membawa Stefanus Kertia? Middle blocker mereka?!

"Pak maaf, apa anda tidak cukup dengan Stefan?" tanya Galang sinis. Pria tua itu terbahak, ia berkacak pinggang dan memasang wajah sombong.

"Sma Kejora itu berisi orang orang luar biasa, Nak Galang.. Tidak seperti Sma Hexagon yang penuh anak nakal" sindir nya, tentu saja itu ditujukan untuk anak kelas 11 Ipa 4 yang nakalnya terkenal di seluruh sekolah yang ada di Jakarta.

"Maksud bapak apa?! Bapak menyindir Rindu?!" tanya Galang marah, Helio dan Varel langsung menahan tubuh Galang yang hendak menyerang pria tua.

"Sudah diam saja, saya sedang berbicara dengan Nak Bunga.. Jadi gima--" belum selesai pria itu berbicara, Bunga sudah menyela. "Gak tertarik pak,"

Pria tua itu tampak terdiam sebentar, mencerna maksud dari perkataan Bunga. Setelah memahami maksudnya, ia kembali bertanya. "Kenapa?"

"Sahabat saya ada di sini, masa saya ninggalin dia sendiri" ujar Bunga enteng.

"Siapa sahabatmu? Biar kalian berdua masuk ke Sma Kejora," saran pria tua tersebut mendesak. Bunga terlihat risih dan berkata, "Sahabat saya Rindu pak, Rindu Senja."

Doeng!

***

Lanjut? Kuy, gas ngeeeng!

Next chapter