11 Bab sebelas

TAHAP REVISI, BAB AKAN DI HAPUS SEMENTARA! MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANAN NYA!

"Keylaa..." teriak Anne ketika ia melihat wanita paruh baya yang memanggil namanya. Kaki yang awal nya melangkah maju malah berbalik mundur dan berlari ke arah Keyla.

Yah Keyla adalah wanita tua yang sudah lama bekerja di panti asuhan ini ia yang bertugas bersama suami nya mengurus panti ini. dan Anne adalah salah satu penghuni di panti asuhan ini. tepat 17 tahun yang lalu ketika orang tua nya mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan Anne harus kehilangan kedua orang tua nya di usia nya yang masih dini, 5 tahun.

"hiks...hiks" isak tangis gadis kecil berusia 5 tahun yang harus menyaksikan pemakaman orang tua nya menyudutkan diri di pojok ruangan ketika tamu-tamu silih berganti menaruh bunga di depan foto kedua orang tua nya.

"gadis kecil yang malang"

"kasihan dia, menjadi yatim piatu di usia nya yang masih belia"

"tidakkah ia memiliki saudara lain di sini?"

"kasihan sekali anak itu"

Itulah kalimat yang terlintas setiap kali tamu yang datang dan melewati Anne. Anne hanya bisa meringkuk di sudut ruangan air mata terus mengucur di pipi mungil nya itu.

"ayo nak" Anne mendongak menatap lelaki tua yang mengulurkan tangan di hadapan nya tatapan polos menatap lekat lelaki itu hingga membuat ia tersenyum. Lelaki itu pun berjongkok di hadapan Anne.

"Thompson, you can call me Sir Thomphon" senyum lelaki itu yang sampai saat ini masih Anne ingat.

"Keyla, kau kapan tiba kesini?" tanya Anne setelah melepaskan pelukan nya

"dimana Sir Loui?" Anne memutar kepala nya mencari sosok nama yang baru saja ia sebut

"dia masih menurunkan barang-barang di depan" tunjuk Keyla dengan dagu nya lalu kembali tersenyum memeluk Anne.

Sudah hampir 3 bulan mereka tidak bertemu karena Keyla dan Loui harus pulang ke kampung halaman mereka karena upacara kematian ayah Keyla, meninggal karena usia yang sudah renta. Tahun ini saja Keyla sudah berusia 56 tahun.

Anne masih memeluk tubuh bulat Keyla melepaskan rindu yang teramat setelah 3 bulan tak bertemu, Keyla dan Loui sudah Anne anggap seperti orang tua nya sendiri karena selama ini merekalah yang mengurus Anne selama di sini.

"bagaimana kau sudah dapat pengumuman nya? Hm? Gimana lulus?"

Anne menggeleng lemah kepala nya "belum ada kabar lebih lanjut"

"Anne..." Keyla menggeser tubuh nya dan Anne untuk duduk di kursi

"kenapa tidak kau terima saja? Hmmm"

"tidak Keyla, aku tidak ingin menyusahkan Sir Thompson terus-terusan. Bahkan aku belum bisa membalas budi nya selama ini yang membiayai ku hingga aku sebesar ini. aku cukup malu jika harus terus-terusan meminta kepadanya"

"tapi Anne..."

Anne menggeleng menatap Keyla "tidak Keyla, aku akan terus berusaha bahkan aku akan melakukan kerja paruh waktu untuk membiayai sekolah ku. Jadi ku mohon Keyla jangan beri tahu Sir Thompson dulu aku tidak ingin ia kecewa dia sudah terlalu baik kepada ku selama ini aku takut aku tidak bisa membalas budinya lagi nanti"

"baiklah Anne, jika itu maumu. Tapi jika kau membutuhkan bantuan kau harus meminta nya okey?" Anne pun mengangguk dan kembali memeluk Keyla.

Wednesday, September 15, 2004

Awan gelap menghiasi langit pada sore itu seakan turut berduka dan menangis dengan tetesan rintik hujan. Keyla yang berdiri di depan pintu menunggu Loui menyapu halaman kemudian berlari menghampiri Keyla pasangan suami istri itu hendak masuk ke dalam karena cuaca yang mendadak berubah dari tenang menjadi cukup ribut. Angin kencang menerbangkan kembali dedaunan yang semula sudah di sapu oleh Loui. Langkah kaki mereka terhenti ketika medengar suara mobil mendecit di depan halaman yayasan.

Tuan Thompson turun dengan putra nya kala itu berusia 11 tahun, alis kedua suami istri itu mengernyit ketika ada kaki kecil mengenakan sepatu pantofel hitam yang ikut turun dari pintu kursi belakang Keyla dan Loui yang hampir bersamaan menyalami tangan lelaki itu.

"tuan, sudah lama anda tidak kemari" Loui mempersilahkan Thompson untuk masuk ke dalam. Mata Keyla tak lepas tertuju ke arah Anne yang takut-takut untuk mendekat. Melihat tatapan Keyla Thompson pun angkat suara

"dia adalah putri dari Albern"

"Oh tuhan, jadi puteri kecil ini anak tuan Albern?" ekpresi kaget jelas tersirat dari wajah Keyla dengan segera ia mendekati Anne dan merunduk di hadapan Anne agar tinggi mereka sejajar.

"haii.... aku Keyla kau bisa memanggil ku Keyla" Keyla memperkenalkan diri nya dengan ramah dan mencoba mendekati Anne yang dari taddi tidak bersuara.

Keyla dan Loui sangat mengenal Albern sudah hampir 20 tahun Albern bekerja untuk Thompson. Selama ini Albern yang membantu mengurus seluruh donasi dari Thompson Group untuk yayasan ini sebelum akhirnya Albern pergi untuk selama nya.

"Aku harap Anne bisa tinggal di sini sebagai penghormatan terakhir dari jasa Albern selama ini, ia tidak ada siapa-siapa lagi disini keluarga nya di Rusia yang ku dengar di sana hanya tinggal orang tua Albern yang sudah renta. Akan lebih baik jika Anne di sini. Untuk kebutuhan dan biaya pendidikan nya akan aku kirimkan setiap bulan nya" Thompson berbalik ke arah arah Loui setelah menatap lama wajah Anne yang sudah mulai bisa tersenyum ketika di ajak bersenda gurau oleh Keyla.

"Keylaaa...." teriak Loui tangan nya melambai meminta Keyla untuk mendekati mereka. Keyla pun beranjak mendekati mereka dengan membawa Anne bersama nya.

"Anne, mulai sekarang kau akan tinggal di sini, mereka yang akan menjaga mu. Kau tidak perlu takut mereka orang baik aku berjanji untuk sering menemui setiap bulan nya" Thompson yang duduk setengah jongkok di hadapan Anne mengelus lembut kepala gadis kecil itu.

Thompson berdiri setelah menatap mata Keyla dan Loui Thompson beranjak pergi tetapi langkah kaki nya tertahan karena ada sesuatu yang menarik ujung jas nya. Thompson menoleh ke hal yang membuat langkah kaki nya terhenti tangan mungil Anne yang menarik ujung baju Thompson seolah meminta Thompson untuk tidak pergi meninggalkan nya.

"Anne, kau tidak bisa ikut bersama ku. Karena aku akan pindah ke Amsterdam tidak mungkin bagi ku untuk membawa mu, kau harus tetap di sini" Thompson memncoba memberi pengertian kepada gadis kecil itu.

avataravatar
Next chapter