6 Tak terduga

"Maaf maaf, aku tidak sengaja," kata Sienna panik.

Sienna mengadahkan kepalanya ke atas dan saat matanya beradu pandang dengan mata pria itu, Sienna tersentak kaget.

"Hati-hati, Sienna, nanti jatuh," kata Arga menarik Sienna dalam pelukannya karena hampir saja Sienna terjatuh.

Sienna mengerjapkan matanya dan mendorong Arga.

"Sienna, kamu ini ke mana aja? Mama udah jauh, kamu masih di sini," kata Jenny cerewet.

"Mama, ih," kata Sienna merengek pada mamanya.

"Ya ampun! Ada Arga di sini!" kata Jenny heboh.

"Hallo, Tante," kata Arga lembut dan menyalami tangan mamanya Sienna.

"Loh kok kamu bisa di sini, Arga? Rumah kamu kan lumayan jauh dari sini," tanya Jenny.

"Saya kemarin nginap di rumah teman," jawab Arga.

"Ma, sudah, jangan tanya Arga mulu. Kita olahraga lagi ya," ajak Sienna.

"Berhubung ada teman kamu di sini, kan tidak enak, Sayang, kalau kamu tidak menemaninya. Mama barusan ketemu teman Mama, ada yang mau diomongin soal arisan. Nanti kamu sama Arga aja ya," kata Jenny membujuk Sienna. Jenny ingin berlama-lama ngerumpi dengan para ibu-ibu sosialitanya.

"Mama," panggil Sienna terkejut saat melihat mamanya berlari terbirit-birit menuju teman-temannya yang merupakan ibu sosialita.

"Kamu mau jogging lagi?" tanya Arga lembut tapi tetap dengan raut wajah datarnya.

"Hmm, aku mau pulang aja. Makasih ya, Arga," kata Sienna yang berlari.

"Arggh! Ga, sakit!" teriak Sienna saat pinggangnya dicengkram Arga.

"Kamu tahu aku tidak suka dibantah, Sayang," bisik Arga di telinga Sienna membuat tubuh Sienna bergetar ketakutan dicengkeram Arga pinggangnya.

"Arga, lepaskan. Ini sakit," kata Sienna terbata-bata.

Tring tring

Ponsel Sienna berbunyi. 

"Angkat, Sayang," bisik Arga.

Sienna menggapai ponselnya yang ada di tas kecil yang ia selempang di perutnya. Sienna melihat ponselnya menampilkan nama kekasihnya Samuel menatap Arga.

"Angkat," perintah Arga.

Sienna menekan tombol hijau untuk menjawab dengan menggesernya. 

"Hallo, Sayang. Ada apa?" tanya Sienna lirih.

"Baby, kita jadi pergi kencan kan hari ini? Enggak sabar nih aku, kangen pengen ketemu kamu," rengek Samuel.

"Arghhh," pekik Sienna.

"kamu kenapa, Baby? Kamu terluka?" tanya Samuel panik di seberang sana.

"Ini aku kesandung batu, nanti aku kabarin kamu lagi, Sayang," jawab Sienna lalu buru-buru mematikan ponselnya.

Sienna berteriak karena Arga tiba-tiba mengecup lehernya dan menggigitnya hingga meninggalkan bekas kemerahan di leher Sienna.

"Sialan," pekik Sienna.

"Bibirmu tidak pantas untuk memaki, Sayangku. Lebih pantas bibir ini meneriaki namaku di atas ranjang," kata Arga dengan smirk miringnya.

Sienna berusaha untuk tidak takut terhadap Arga.

"Aku tidak mau bersamamu, Arga. Aku sudah punya kekasih!" teriak Sienna di depan wajah Arga.

"Ya ampun, jangan berantem di taman dong, berantem di rumah aja, ck," kata salah satu ibu-ibu yang sedang mendorong troli anaknya karena tidak sengaja mendengar Sienna dan Arga seperti bertengkar.

"Kita lihat nanti, Sayang. Bagaimana kamu menolak pria sesempurna aku," balas Arga sambil menggigit kuping telinga Sienna.

Sienna menggigit bibirnya. Dirinya ingin sekali berteriak tapi entah kenapa tubuhnya terasa kaku saat di dekat Arga seperti ini.

Bugh

Sienna menendang pusaka Arga.

"Aduhh, sialan!" pekik Arga merasakan sakit yang teramat di benda pusakanya.

Sienna melepaskan diri dari Arga dan langsung berlari, lalu ia memanggil taksi dan untungnya ia langsung mendapatkan taksi kalau tidak dia bisa kena amukan dari Arga.

Arga memegang benda pusakanya sampai mengernyit tapi tak lama Arga tersenyum miring.

"Kali ini kamu menendang milikku ini, sayang, tapi lihat saja nanti milikku ini yang akan menjadi pertama kalinya membuatmu terengah-engah," kata arga sambil terkekeh. Jika ada yang melihatnya mungkin akan bilang kalau dirinya gila.

Arga membetulkan penampilannya sambil berjalan tertatih-tatih. Dia sebenarnya membawa mobil, dan untuk tinggal di rumah temannya itu hanyalah kebohongan belaka. Arga menyukai Sienna semenjak Sienna masuk ke sekolahnya. Saat dirinya tahu bahwa Sienna memiliki kekasih, tadinya ia tidak mau berhubungan dengan gadis yang sudah punya kekasih tapi karena rasa sukanya membuat dirinya tersiksa dan lebih baik dia merebut gadis itu dari kekasihnya dengan cara apa pun.

***

Sienna yang di dalam taxi menghembuskan napasnya lega.

"Maaf, Nona, kita mau ke mana?" kata sang supir taksi.

"Oh iya, Pak, kita ke alamat ini," kata Sienna menunjukkan alamat rumahnya di map ponselnya.

Taksi pun mulai melaju membelah jalan dengan cepat. Beberapa menit kemudian Sienna sampai di rumahnya. Sienna membuka pintu mobil talso dan sebelumnya membayar supir taksi itu. Sesampainya di depan rumah ia terkejut melihat Samuel sudah ada di depan rumahnya, ya di depan pagar.

"Baby, kamu ke mana aja?" tanya Samuel sambil memeluk dan menggendong Sienna tiba-tiba.

"Hahaha, Sam, Sam turunkan aku nanti aku jatuh," rengek Sienna.

"Kalau kamu jatuh ada pangeran Samuel yang akan menangkapmu," balas Samuel lalu ia memonyong-monyongkan bibirnya.

"Udah, arggh, Sam geli," kata Sienna.

Samuel membawa masuk Sienna ke dalam rumah Sienna masih dengan menggendong Sienna dengan gaya bridal style. Sienna memegang-megang otot Samuel yang menonjol di balik bajunya.

"Sienna, Baby, jangan memancingku," geram Samuel.

"Aku mau begini terus," kata Sienna memeluk leher Samuel.

Begitu masuk ke dalam rumah Samuel perlahan menurunkan Sienna.

"Kok aku diturunin sih?" rengek Sienna sambil mencebikkan bibirnya.

Samuel menatap tajam Sienna sedangkan Sienna melirik ke samuel yang diam dan menatap tajam kepadanya mengernyitkan dahinya.

"Sayang, ada apa?" tanya Sienna lembut sambil memegang pipi Samuel.

Samuel memegang pipi Sienna dengan satu tangannya lalu ia membalikkan wajah Sienna ke samping.

"Ini tanda apa, Baby?" tanya Samuel.

"Tanda? Tanda apanya?" kata Sienna panik.

Klik

Samuel mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto leher Sienna, menunjukkan foto itu ke Sienna.

Sienna pikirannya menerawang saat tubuhnya tadi berdekatan dengan Arga. Dia baru ingat Arga menggigitnya.

"Sienna!" teriak Samuel.

Sienna tersentak mendengar teriakan Samuel.

"Sayang," cicit Sienna lirih.

"Sekarang jawab aku, siapa yang memberi tanda seperti itu? Kamu tau kan aku tidak suka dibohongi, dua kali aku melihat tanda seperti itu di lehermu, aku tidak sebodoh itu, Baby," kata Samuel.

"Aku tidak tahu, Sayang," kata Sienna menunduk.

Samuel mengusap wajahnya kasar kesal dengan jawaban Sienna yang tidak memuaskan untuknya. Samuel melangkah menjauh dan Sienna menatap Samuel matanya mulai berkaca-kaca.

"Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Sienna.

"Aku mau pulang. Kamu membohongiku, Sienna," jawab Samuel dengan nada kecewanya.

Sienna mengejar Samuel yang sudah keluar dari pintu rumahnya. 

"Sayang, jangan pergi, hiks," kata Sienna terisak sambil memeluk tubuh Samuel.

Bugh

Samuel mendorong tubuh Sienna hingga Sienna jatuh terduduk di lantai.

"Sayang, Samuel jangan pergi, hiks!" teriak Sienna sambil menangis tersedu-sedu.

samuel tidak menoleh sedikit pun. Samuel berusaha agar tidak menoleh ke belakang dan ia langsung masuk ke dalam mobil.

Brum brum

avataravatar
Next chapter