18 Kebahagiaan baru

Setelah menempuh perjalanan yang sangat lama akhirnya pesawat mereka mendarat, Sienna bersama keluarganya dan juga Samuel kekasihnya tiba di bandara London. Sienna yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di London sangat takjub melihat sekitarnya. Mereka semua melangkahkan kakinya keluar dari pesawat menghirup udara yang begitu segar, hiruk pikuk kota London mulai terlihat dan cuacanya terlihat sangat cerah tapi udaranya mulai dingin karena memasuki musim dingin. Setelah turun dari pesawat Semua barang bawaan mereka sudah diangkut oleh petugas bandara ke lobby.

"Sienna, pakai mantel kamu dulu, udaranya sangat dingin," kata Samuel sambil mengambil mantel milik Sienna dan memasangkannya ke tubuh Sienna.

"Makasih, Sayang. Kamu juga harus pakai dong," kata Sienna memasangkan mantel milik Samuel dan tersenyum manis.

Samuel menggenggam tangan Sienna lalu mereka berjalan beriringan menuju lobby bandara mengikuti Pedro dan Jenny yang sudah di depan mereka. Sesampainya di lobby mereka mengambil troli yang berisi koper-koper mereka.

"Sayang, kamu jangan dorong troli itu nanti kaki kamu sakit ucap Sienna lirih

"Kamu enggak perlu khawatir, Sayangku, aku masih kuat kok," balas Samuel

"Sayang, aku mohon dengerin aku kali ini," kata Sienna memohon.

Akhirnya Sienna memanggil petugas bandara untuk membantu. Para petugas bandara mulai membantu mendorong troli yang berisi koper-koper milik keluarga Sienna dan juga Samuel.

"Papa panggil taksi dulu ya, kalian tunggu sebentar," kata Pedro.

"Iya, Pa," balas Jenny.

Pedro pergi memanggil taksi dan tidak lama taksi sudah datang. Pedro meminta petugas bandara yang membantu mendorong troli berisi koper-koper mereka untuk dimasukkan ke dalam bagasi taksi. Setelah itu Pedro masuk ke dalam taksi disusul Istri, anaknya dan juga calon menantunya.

"Kita mau ke mana, Tuan dan Nona?" tanya supir taksi.

Pedro mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan maps ke tempat tujuan mereka. Perlahan taksi tersebut mulai melaju menuju desa Cotswolds. selama di perjalanan mereka semua sangat terpesona dengan pemandangan kota London yang sangat indah. 

"Kalau tahu di sini sangat indah mending kita tinggal di sini dari dulu," kata Sienna menatap kedua orang tuanya sambil tersenyum manis.

"Iya, Sayang. Sekarang kan kita tinggal di sini bersama dan selamanya," balas Jenny tersenyum lebar. Jenny sangat senang, akhirnya keluarganya bisa bebas dari keluarga Bowie yang sangat tergila-gila dengan putrinya.

Samuel tersenyum melihat kekasihnya tidak tertekan lagi seperti kemarin. Samuel merogoh ponselnya di kantong celananya, mengaktifkan ponselnya lalu menelepon orang tuanya.

Tring tring tring

Nada sambung telepon telah tersambung. 

"Hallo, Sayang. Kamu sudah sampai London?" tanya Vina antusias.

"Iya, Ma, kami sudah sampai dan tinggal menuju tempat tinggal keluarga Sienna di sini," jawab Samuel dengan raut bahagianya.

"Bagus kalau kalian baik-baik saja, Mama jadi pengen sekali menyusul ke sana," balas Vina lirih.

"Mama jangan sedih dong, aku jadi enggak tega ninggalin Mama di sana," kata Samuel.

"Yee, kamu ini, baru juga pergi masa iya mau balik sekarang, kamu mau kekasihmu direbut orang," balas Vina menggoda putranya.

"Tidak akan aku biarkan siapa pun merebut kekasihku, Ma. Langkahi dulu diriku kalau ada yang mau merebutnya," balas Samuel dengan rahang yang mengeras. Membayangkan Sienna menjauh darinya saja ingin rasanya dirinya mati apalagi sampai Sienna benar-benar tidak di sampingnya.

"Good boy," kata Vina di seberang sana dengan tawa bahagia.

"Mama, aku bukan anak anjing," kata Samuel merajuk.

"Iya iya, abis kamu lucu sih. Mama jadi sangat merindukan kamu deh. Ihh, papa tunggu dong Mama belum puas ngomong sama Samuel," kata Vina kesal saat suaminya merebut ponselnya.

"Hallo, Samuel. Ini Papa," kata Victor.

"Iya, Pa. Ada apa? Kenapa Papa bikin mama marah sih? Sudah tahu aku jauh dari mama," kata Samuel. Dia sangat tahu jika mamanya ngambek bakalan lama lalu papanya akan uring-uringan dan jatuh sakit.

"Iya iya, Mama kamu tidak bakal ngambek kok. Nanti Papa manjain mama kamu di kamar," balas Victor terkikik geli.

"Papa!" teriak Vina di dekat telepon membuat Samuel juga tertawa terbahak-bahak.

Sienna yang di sebelah Samuel melihat raut wajah bahagia dari kekasihnya ikut bahagia. Sedikit penyesalan Sienna rasakan saat ini.

"Kenapa aku bisa bisa bertemu dengan seorang Arga Bowie sih? Aku sangat berharap semoga saja aku tidak akan bertemu pria itu lagi," gumam Sienna.

"Aduh, aduh, Ma, Papa belum selesai ngobrol sama anak kita," kata Victor mengaduh kesakitan karena telinganya dicubit Vina.

Vina merebut ponselnya dari suaminya.

"Samuel sudah dulu ya, Mama mau kasih pelajaran ke papa kamu," kata Vina.

"Oke, Ma. Nanti aku telepon lagi ya," balas Samuel.

Tut

Sambungan telepon dimatikan. Samuel memasukkan ponselnya ke kantong celananya dan Sienna memeluk Samuel.

"Ada apa, Sayang?" tanya Samuel.

"Aku senang banget kita akan tinggal bersama di sini," jawab Sienna.

"Aku juga senang banget tapi aku harap kamu juga berhati-hati ya pada siapa pun yang akan dekat dengan kamu, jangan sampai keluarga Bowie itu tahu kita di mana sekarang," balas Samuel.

"Iya, Sayang. Aku harap kita secepatnya meresmikan hubungan kita agar aku dan kamu bisa terikat selamanya dan tidak ada yang berani memisahkan kita," kata Sienna sambil memainkan tangannya di otot tubuh samuel.

"Iya, Sayang," balas Samuel sedikit menggeram. dirinya merasa tergoda dengan jari-jari mungil kekasihnya yang menyentuhnya.

"Kamu kenapa? Sakit gigi?" tanya Sienna berbisik.

"Jauhkan jari-jarimu, Sayang, jangan menggodaku," bisik Samuel.

"Jadi kamu enggak mau aku sentuh begini," kata Sienna mencebikkan bibirnya.

"Tidak, Sayang. Aku tidak mau di depan orang tuamu kamu seperti ini padaku," bisik Samuel.

"Kalian ini bisik-bisik mulu bikin Mama kepo deh," kata Jenny.

"Ihh, Mama, mesra mesraan aja sama papa, kepo banget sih," balas Sienna mengoda mamanya.

"Mama kamu emang hobinya kepo," kata Pedro sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mama kepo juga karena Mama perhatian sama anak dan calon menantu Mama, Papa kalau tidak perhatian aku tidak peduli," balas Vina mencebikkan bibirnya.

"Sudah, jangan manyun-manyun. Itu bibir bikin Papa tidak tahan aja pengen kiss," kata Pedro.

Samuel menahan tawanya mendengar lelucon dari calon papa mertuanya. 

Bugh

"Aduh, Sayang, sakit, kok aku dipukul perutnya sih?" rengek Samuel.

"Kamu menertawakan mereka padahal kamu sendiri juga sama ngeselinnya," balas Sienna.

"Aku ngeselin gini juga kamu suka, iya kan?" kata  Samuel sambil membelai rambut Sienna.

"Iya iya, aku cinta mati sama kamu. Jadi kamu jangan pernah melirik gadis lainnya atau aku bakal suruh mereka telan seribu jarum biar mereka tidak bisa menggoda kamu," balas Sienna.

"Serem amat, Princess. Satu jarum aja sudah sakit apalagi seribu. Kamu tidak cocok jadi psikopat," kata Samuel menertawakan kekasihnya.

"Biarin aku jadi psikopat, yang penting kamu enggak lari dari aku," balas Sienna mantap.

avataravatar
Next chapter